Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir melantik empat Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) periode 2018-2022. Pelantikan dilaksanakan secara khidmat di Auditorium Gedung D Kemenristekdikti, Senayan (07/09/18)/Kemenristekdikti

JAKARTASATU.COM – Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti), Mohamad Nasir melantik empat Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) periode 2018-2022.

Keempat pimpinan Perguruan Tinggi Negeri yang dilantik adalah Dr. Hj. Een Herdiani, S.Sen., M.Hum, sebagai Rektor Institut Seni Budaya Indonesia Bandung, Dr. Andrie Elia, S.E., M.Si sebagai Rektor Universitas Palangka Raya, I Nyoman Abdi, S.E., M.eCom sebagai Direktur Politeknik Negeri Bali, dan Ir. Thomas Lapenangga, M.S sebagai Direktur Politeknik Pertanian Negeri Kupang.

Acara yang berlangsung di Gedung D Lantai 2 Kementerian Pendidikan Tinggi (Dikti) Jakarta, Jumat (7/9/2018), Menristekdikti Mohamad Nasir dalam sambutannya berpesan agar keempat pimpinan PTN yang baru dilantik memperkuat basis sumber daya manusia (SDM), menghasilkan lulusan yang kompetitif, memiliki daya juang tinggi, kreativitas, dan inovasi.

“Kompetitif tidak hanya ditentukan dengan penguasaan skill semata, namun harus dilandasi dengan karakter yang kuat sebagai pondasi dalam berjuang untuk memajukan Perguruan Tinggi, agar mampu bersaing di era Revolusi Industri 4.0,” ujar Mohamad Nasir.

Mohamad Nasir menambahkan dalam menghadapi tantangan masa kini, pemimpin perguruan tinggi harus memperkuat inovasi, meningkatkan daya saing, harus bekerja sama sebagai satu tim, tidak boleh berkelompok.

Masih kata Mohamad Nasir bahwa Kerja keras untuk mencapai tujuan, reputasi kerja keras, kalau bisa dua kali lipat diciptkaan sebelumnya, lalu tingkatkan kerjasama yang kuat, kerja ikhlas, bekerja sepenuh hati, kalau kerja dalam tekanan pasti stress, kerja sepenuhnya untuk perguruan tinggi dengan baik dan sepenuh hati kita akan kerja jadi tenang, kerja bersama jangan kerja sendiri, seperti sapu lidi jika satu tidak ada kekuatan dan akan mudah dipatahkan tetapi dengan banyak lidi-lidi maka harus bersama jadi kekuatan.

“Perguruan tinggi harus mampu menjadi lokomotif dalam memperkuat konsolidasi dan persatuan.  Baik secara internal maupun secara eksternal, jalin jaringan kerja sama antar perguruan tinggi, berbagi sumber daya, dan bekerja sebagai bangsa Indonesia,” lanjutnya.

Mohamad Nasir juga berharap pimpinan perguruan tinggi yang baru saja dilantik dapat lebih fokus dalam mencurahkan tenaga dan kemampuannya untuk memperkokoh perguruan tinggi yang dipimpinnya, agar sesuai dengan harapan masyarakat.

“Sebagai institusi tertinggi dalam pendidikan harus dikawal dengan manajemen yang baik, penuh integritas, profesionalitas, inovasi, tanggung jawab, dan keteladanan,” pungkasnya. |AME/JKST