Kralice, salah satu rancangan Wiwin Fatonah dengan konsep moslem bridal masih jarang dipakai oleh pengantin Indonesia karena keaneragaman budaya Indonesia yang mempunyai bermacam macam suku bangsa. Konsep ini menawarkan sesuatu yang universal dan anggun untuk perempuan sebagai ratu sehari (pengantin).

JAKARTASATU.COM – 23 Fashion District 2018 Gelar Fashion Show & Exhibition. Karya  yang ditampilkan lebih dari 50 Desainer Indonesia. Inilah event yang merupakan ajang mode terbesar di Kota Bandung.

Pada hari kedua 8 September 2018, 23 Fashion District 2018 yang menggelar Fashion Show mengusung tema “ Forecast Your Future fashion”. Event ini berlangsung pada 7-9 September 2018 di Main Atrium 23Paskal Shopping Centre Bandung.

Kali ini kembali menghadirkan parade ragam gaya karya seni desainer dan merek fashion Indonesia, mulai dari gaya Avant Garde, Urban, Muslim, hingga Evening Wear.

Perhelatan 23 Fashion District yang diselenggarakan oleh 23Paskal Shopping Centre bekerjasama dengan Indonesia Fashion Chamber (IFC) bertujuan untuk mengangkat keunggulan dan keragaman produk ready to wear craft fashion Indonesia yang mengacu pada perkembangan Indonesia Trend Forecasting. Sehingga diharapkan dapat mewujudkan Kota Bandung sentra belanja fashion tingkat nasional bahkan global, bisa memperkuat produk buatan dalam negeri sehingga menjadikan pasar Indonesia tak mudah ditembus produk luar negeri.

23 Fashion District merupakan ajang mode terbesar di Kota Bandung menghadirkan fashion show dengan menggandeng lebih dari 50 desainer dan menggelar pop-up market untuk memasarkan ready to wear craft fashion Indonesia.

Ini para perancang dalam Perhelatan 23 Fashion District
Ini para perancang dalam Perhelatan 23 Fashion District
Kraliçe, salah satu rancangan Wiwin Fatonah dengan konsep moslem bridal masih jarang dipakai oleh pengantin Indonesia karena keaneragaman budaya Indonesia yang mempunyai bermacam macam suku bangsa. Konsep ini menawarkan sesuatu yang universal dan anggun untuk perempuan sebagai ratu sehari (pengantin). “Konsep moslem Bridal ini mengacu pada kaidah syar’i yaitu gaun yang tidak memperlihatkan lekuk tubuh, tidak menerawang dan menutup bagian dada tetapi tetap menampilkan keindahan pada pemakainya,” papar Wiwin.
Kraliçe, salah satu rancangan Wiwin Fatonah dengan konsep moslem bridal masih jarang dipakai oleh pengantin Indonesia karena keaneragaman budaya Indonesia yang mempunyai bermacam macam suku bangsa. Konsep ini menawarkan sesuatu yang universal dan anggun untuk perempuan sebagai ratu sehari (pengantin).

“Konsep moslem Bridal ini mengacu pada kaidah syar’i yaitu gaun yang tidak memperlihatkan lekuk tubuh, tidak menerawang dan menutup bagian dada tetapi tetap menampilkan keindahan pada pemakainya,” papar Wiwin.

Event ini juga merupakan sosialisasi perkembangan trend fashion kepada para pelaku usaha dibidang mode dan masyarakat luas melalui Seminar Trend Forecasting 2019/2020. Bahkan ajang ini memberi kesempatan kepada para siswa sekolah mode yang merupakan generasi penerus dalam industri fashion di tanah air untuk menampilkan karyanya.

Rancangan karya Sofie
Rancangan karya Sofie
Up2date Plus by Irna Mutiara
Up2date Plus by Irna Mutiara
Urban Sporty #SKJ'18 by Selvi Daniati
Urban Sporty #SKJ’18 by Selvi Daniati
Aggrandising Tactile by Program Studi Kriya FSRD ITB
De Brevitate Vitae by Islamic Fashion Institute
De Brevitate Vitae by Islamic Fashion Institute
Mono(c)romatica by Ina Priyono

Rangkaian fashion show di hari kedua ini menampilkan koleksi ready to wear craft fashion Indonesia dengan tema yang dikembangkan dari Trend Forecasting 2019/2020 yaitu “Singularity” yang meliputi empat subtema: Exuberent, Svarga, Neo Medieval dan Cortex.

Pada sesi peragaan busana diawali dengan rancangan Sofie, Up2date Plus by Irna Mutiara dengan tema Libralian, Ammalee by Lia Mustafa dengan tema Mask, Dana, Selvi Daniati dengan tema SKJ, Anggia Handmade dengan tema Sabiya, Institut Teknologi Bandung dengan tema Aggrandising Tactile, Ina Priyono dengan tema Mono(c)romatica, Islamic Fashion Institute dengan tema De Brevitate Vitae dan Danjyo Hiyoji dengan tema Bizarre Blossom. |JKST/ASFOTO-FOTO: ANDI SOPIANDI