Ditemui di rumahnya di kawasan Legenda Wisata Cibubur, pria muda dengan bobot 90 kg dan tinggi 171 cm sore itu mengenakan batik khas Papua berwarna dasar biru. “Maaf bang kita punya waktu sekitar 1 jam. Saya ada jadwal rapat di posko pemenangan.” Kelihatannya dia tak canggung untuk memberikan batasan waktu wawancara.

Kawendra Lukistian, biasa dipanggil Kawe, usianya baru 30 tahun. Istrinya telah memberikan seorang anak perempuan cantik bernama Okall umur 3,5 tahun. Saya tertarik untuk membuat janji wawancara karena Kawe tercantum sebagai salah-seorang juru kampanye nasional pasangan Prabowo Subianto – Sandiaga Uno. Hal lain yang membuat saya tertarik karena dibelakang namanya dia memakai gelar Magister Seni (M.Sn.). Benar saja, dalam pembukaan obrolan dia adik angkatan saya sama-sama alumni STSI (sekarang ISBI) Bandung, sekaliupun kami tak pernah bertemu di kampus mengingat jarak angkatan saya dengan Kawe sekitar 15 tahunan.

“Aku bersyukur bisa dipercaya menjadi salah seorang jurkamnas. Aku senang dengan posisi ini. Artinya akan tetap lebih banyak berjuang bersama sahabatku yang sekaligus sudah kuanggap kakak, Bang Sandi,” ujarnya. Namun perbincangan kami terpotong karena Okall minta diambilkan remot tv.

“Aku mengenal bang Sandi sudah hampir 9 tahun, sejak masih kuliah,” lanjut Kawe sarjana jebolan Manajemen FE Universitas Pancasila Jakarta.

“Kalau sedang dekat dengan Bang Sandi, Aku jadi ingat ayah. Dulu sekitar tahun 2006 ayah sedang nonton TV, tiba-tiba dia memanggil: ‘A lihat tuh Sandiaga Uno, feeling ayah dia kelak akan jadi orang besar. Bisa jadi presiden atau paling tidak wakil presiden’. Itulah yang diucapkan Ayah. Waktu itu Bang Sandi sedang diwawancarai disalah-satu TV swasta sebagai ketua HIPMI. Dan sekarang terbukti omongan Ayah benar, paling tidak Bang Sandi sudah menjadi Cawapres. Insya Allah bulan April tahun depan beliau terpilih sebagai Wakil Presidennya pak Prabowo,” terang Kawe  dengan nada suaranya yang mantap penuh rasa percaya diri.

Kawe yang pernah menimba di pondok pesantren Cipasung Tasikmalaya selama 3 tahun (SMP) kemudian meneruskan di SMA Al Ma’soem Sumedang sambil tetap menjadi santri. Pada awal semester pertama di bangku kuliah ia berhasil memenangkan Lomba Lirik Lagu Muslim Tingkat Nasional yang diadakan oleh Harian Republika dan Esia.

Lagunya yang berjudul “Dalam Sunyi” dibawakan oleh Bebby Romeo dan berhasil menjadi satu-satunya hits lagu religi Afgan dengan judul “Padamu Kubersujud”. Dari royalti lagu inilah Kawe pada semester 2 sudah mampu membeli mobil bekas dan membuka KafeKawe dan studio di bilangan Depok.

“Ayah Bunda memasukan 5 anaknya ke pesantren selama 6 tahun, bercita-cita salah-satunya menjadi ustadz atau guru ngaji..” suara Kawe terdengar agak lirih merefleksikan perasaan hatinya. “Tapi cita-cita orang tua kami belum kesampaian.

Aku lebih banyak berkecimpung didunia seni, khususnya seni musik. Adikku yang kedua dan keempat mendalami hospitality dan event. Yang ketiga malah masuk politik praktis, sekarang jadi calon DPD di Jawa Barat. Ayah masih berharap yang bungsu, perempuan yang sudah 6 tahun di pesantren kelak menjadi ustadzah,” tuturnya dengan suara yang dalam.

Ternyata dunia musik yang digeluti sejak di pesantren telah membawanya kedunia poltik. Mentor politiknya Fadli Zon, tahun 2014 ketika Kawe mempersunting gadis Pandeglang, Fadli Zon lah yang menjadi saksi pernikahnya. “Aku banyak belajar politik dari Bang Fadli. Aku suka dengan gayanya yang cerdas menangkap fenomena, beliau juga kreatif menyampaikan gagasan sekalipun banyak orang yang menganggapnya nyeleneh. Tapi itulah gayanya..!” Sekalipun Kawe banyak kenal dengan para elit politisi, terutama dari Gerindra, PAN dan PKS, namun ia belum tertarik untuk masuk di struktur partai.

“Biarlah aku berjuang secara independen. Aku telah ikut berjuang bersama Pak Prabowo dan Bang Fadli sejak menjadi relawan Jokowi dan Ahok mendapatkan kursi kepemimpinan Jakarta di tahun 2012, kemudian mendampingi perjuangan Bang Sandi selama hampir 2 tahun untuk menjadi wakilnya Mas Anis,” kenangnya disela tarikan napas panjang.

“Inilah politik. Aku pernah menerima piagam dari Pak Jokowi dan Ahok sebagai ucapan terima kasih atas kiprahku ikut berjuang untuk mereka. Aku jadi malu sendiri melihat piagam itu masih terpasang di kamarku di rumah Ayah di Bogor. Ternyata waktu telah menjadikan Jokowi dan Ahok lawan perjuanganku. Kemaren di Pilkada DKI Basuki Tjahaya Purnama disebarangku, sekarang dan tahun 2014 lalu aku bersama Pak Prabowo harus melawan Pak Joko Widodo,”kisahnya seraya tertawa lepas.

Kawe sebagai founder Parakawe Industries, perusahaan yang bergerak dalam bidang entertainment, creative, artist producer dan music recorder; ternyata lebih banyak menghabiskan waktunya dalam dunia politik. Persahabatannya dengan Sandiaga Uno ataupun Fadli Zon yang sudah terjalin cukup lama dan akrab tidak membuatnya duduk di posisi tertentu.

“Aku pernah mendapat kesempatan menduduki satu posisi di DKI yang sesuai dengan keahlianku. Tapi rasanya tetap lebih enak sebagai sahabat Bang Sandi. Bisa ngobrol dan kadang saling bully tanpa beban, bebernya diselingi tawa ringan.

Sebelum waktunya disibukan didalamn dunia politik, Kawe pernah mengelola perusahaan yang didirikan ayahnya sejak tahun 1988, yang bergerak dibidang advertising & event management namun sekarang sudah tidak sempat lagi. “Kasihan Ayah, berharap ada salah seorang anaknya yang meneruskan perusahaan yang dirintis selama 30 tahun dan telah mampu menghidupi keluarga kami,” ungkap jujur ini tidak bisa menutupi rasa haru.

Ketika ditanya apa yang menjadi target perjuangannya sekarang. Kawe menjawab bahwa ia merasa mendapat tantangan dalam membantu Capres-Cawapres No. 02, targetnya adalah meraih kemenangan. “Kalau Pak Prabowo dan Bang Sandi menang aku akan merasa bahagia, aku yakin keduanya bisa membawa Indonesia lebih baik dari sekarang. Aku tahu persis siapa dan bagaimana Pak Prabowo, aku juga sangat memahami siapa dan bagaimana bang Sandi sehari-harinya. Aku yang pernah 6 tahun jadi santri ternyata harus banyak belajar kepada Bang Sandi dalam hal mengimplemetasikan agama. Ilmu fiqihnya mungkin banyakan aku, bacaan Qur’annya mungkin bagusan aku, tapi menjalankannya; Bang Sandi lebih kaffah. Aku sering malu sendiri. Aku lebih baik jadi makmum dia disaat kami dalam perjalanan harus shalat berjama’ah”

Kalau kelak perjuangannya berhasil, turut mengantarkan Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno memimpin Indonesia, Kawe akan kembali menjadi pengusaha. Ia ingin mengikuti jejak sang mentor, “Kaya dulu baru terjun politik, sehingga pengabdian untuk masyarakat bisa totalitas. Dan itulah Bang Sandi..!” tandasnya menutup obrolan.

Waktu satu jam telah berlalu, cukup puas berbincang dengan Kawe. Juru Kampanye Nasional Paslon Capres No.02. Putra sulung pasangan Doddi Espe & Ratu Elang Suhendah ini berada didunia politik dengan ringan dan tanpa beban. Ia tetap sederhana, beberapa koleksi mobil Volvo kesukaannya terparkir di garasi dan jarang keluar karena kesibukan harus berkampanye keliling Indonesia. Istrinya Indah Nurhalimatul Syadiah harus merelakan waktu suaminya yang banyak diluar rumah, namun tentu saja terhibur karena momongan cantik dan lucu Vokalluin Ratusyair Lukistian (Okall) yang mulai masuk di playgroup. Selamat Bung Kawe…Tabik!!

-DY/JKST