Uchok Sky Khadafi:/Foto : Beng

JAKARTASATU – Berpenampilan sederhana apa adanya, dan tak banyak neko neko itulah sosok seorang Uchok Sky Khadafi,Direktur Center For Budget Analysis (CBA). Uchok adalah seorang anak tunggal, dari seorang ayah  yang bekerja sebagai TNI AD berpangkat Peltu di Batalyon Perbekalan Angkutan (Yon Bekang)/Perbekud, yang bermarkas di Kramat Jati Jakarta Timur, dan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga biasa.

Pria kelahiran Tapanuli Selatan 22 Pebruari 1974 lulusan S1 Fisip Universitas Jakarta dan  S2 Manajemen Lingkungan·Universitas Negeri Jakarta,memiliki hobi membaca sebagai bahan literasi untuk berdiskusi, dikenal banyak orang sebagai  aktivis anti korupsi sejak 2010.

Aktivis Mahasiswa

Idealisme seorang Uchok Sky Khadafi terasah dan dimulai saat masih duduk dibangku kuliah sebagai aktivis mahasiswa tergabung bersama forum Kota(forkot), berjuang untuk berbagai kepentingan rakyat di tahun 98. Bersama sama mahasiswa lain dalam gerakan reformasi menumbangkan Rezim Orba (Orde Baru).

Setelah tumbangnya orba ditahun 98, ada sebagian gerakan mahasiswa di organisasi mahasiswa Forum Kota (Forkot) malah berorientasi uang dalam mengawal pemerintahan hasil reformasi di Forkot. Akibat orientasi yang berbeda dari awal dibentuk Forkotpun terpecah.

Sekeluarnya dari Forkot, Uchok membentuk kembali organisasi mahasiwa bernama Front Aksi Mahasiwa Untuk Demokrasi (Famred). Famred terbentuk dari mahasiswa 98 yang benar benar idealis untuk sebuah perjuangan gerakan mahasiswa yang menginginkan Indonesia lebih baik .

Setelah pergerakannya selesai,Uchok masuk LSM Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA). Idealisme Uchok kala itu yang membawanya masuk LSM, tidak ke partai politik ataupun organisasi money oriented. Melihat situasi kala itu memasuki fase pemerintahan reformasi masih banyak yang kotor dan perlu dikontrol dan di awasi.

“ Idealisme yang ada di diri Saya,tidak bisa melihat sesuatu yang kotor dan berpolitik praktis.Untuk itu, Saya lebih memilih bergabung pada gerakan di sebuah LSM yaitu FITRA” cerita Uchok saat pertama kali bergabung di.

Di  LSM- FITRA sendiri banyak pergulatan pemikiran dan intrik hingga suatu masa ada pergantian pimpinan dan 3 bulan setelah pergantian pimpinan tidak banyak melakukan kegiatan yang tekspose media massa. Hingga akhirnya uchok memilih mendirikan sendiri sebuah tempat baru untuk menyalurkan idealismenya.

Saat di FITRA Uchok adalah seorang Koordinator Advokasi dan investigasi. Keahliannya melobi dan mencari data dan mengakses data data proyek APBD,APBN, BUMN dan data lainnya bagi Uchok bukan lah perkara mudah. Setelah mendapatkan pun butuh keahlian khusus dalam menganalisa dan mengakses data tersebut agar menjadi sebuah temuan untuk dirilis dan dipublikasi dimedia massa.

 

Center for Budget Analysis (CBA)

Masuk Fitra 2002, dan pada tahun 2010 Uchok mulai berbicara sendiri dilapangan hingga 2014 ia keluar dari FITRA. Uchok melihat banyak teman teman LSMnya menjadi pejabat publik dan masuk dalam koridor pemerintahan. Akibat banyaknya kritikan dan temuannya terkait kinerja keuangan di pemerintahan, Uchok banyak mendapat ancaman dan intrik.

Atas pemikiran keamanan dan keselamatan akan dirinya, akhirnya ia mengundurkan diri dari FITRA di tahun 2014. “ Saya tidak mau menghabiskan energi dan pemikiran di FITRA untuk sebuah conflict of interest,karena banyaknya intrik dari teman teman sendiri. Untuk itu saya mundur dan membuat lembaga sendiri.”ungkap Uchok

Selepasnya di FITRA, Uchok coba membangun Center for Budget Analysis bersama temen wartawan dan teman FITRA sendiri yang masih punya idealisme dan bisa dipercaya secara diam diam. CBA berdiri otomatis sejak selepas ia dari Fitra 2014 hingga kini. Cara kerjapun tak beda saat dia ada di FITRA, hanya satu tugas bertambah, yaitu melatih mereka yang datang dari beberapa daerah untuk  belajar terkait analisa budget dan mengenal anggaran baik APBD,APBN dan analisis penggunaan yang lebih fair.

“Kader tentu dibutuhkan untuk menjadi team pengawas anggaran diberbagai daerah,karena banyaknya persoalan anggaran itu makanya saya membutuhkan kader yang Saya latih agar bisa bekrja bersama dalam team work.” papar Uchok yang mengaku tak mungkin ia kerjakan sendiri mengawasi atau memantau penggunaan APBD maupun APBN di CBA- lembaga baru yang didirikan.

Tujuan membuat isu anggaran adalah agar jangan ada kebocoran anggaran yang menyimpang atau dikorupsi. Kebocoran anggaran biasanya dimulai dari perencanaan. Ketika APBD direncanakan CBA sudah mulai masuk untuk melihat proyek proyek yang rasional dan irasional itu  seperti apa ?

Perencanaan yang baik tentu harus berkeadilan untuk kesejahteraan dan kepentingan masyarakat luas dan transfaran. Pembahasan terkait anggaran baik APBD maupun APBN  sarat dengan nuansa politiknya.

“Semua masalah pembahasan anggaran pemerintah pasti terkait dengan DPRD bila itu pemerintahan daerah, dan DPRRI bila itu pemerintahan pusat. Nah dalam pembahasan itu tentu ada deal deal anggaran yang bisa jadi bocor perencanaan dan penggunaannya dilapangan. Untuk itu CBA hadir mengawasi, itu semua,” ungkap Uchok Sky Khadafi, Direktur Center For Budget Analysis (CBA).

Dalam pencarian data tak jarang Uchok terjun kelapangan langsung bersama teman wartawan./Foto : Edy

Uchok menginginkan terkait kejujuran dalam tata kelola anggaran harus lebih transfaran dan kooperatif. Karena baik APBN dan APBD adalah uang yang didapat dari rakyat, milik rakyat dan dan harus sepenuhnya penggunaan di ketahui oleh masyarakat luas sebagai bentuk pertanggung jawabannya.

Ikhlas Karena Idealisme

Apa yang di lakukan Uchok dalam kegiatannya merupakan niat ibadah.Ia tidak peduli yang kadang hasil temuannya di manfaatkan pihak pihak tertentu. Yang terpenting baginya, apa yang di awasi sudah dilakukan untuk selanjutnya diserahkan pada pihak kejaksaan atau KPK untuk ditelisik lebih lanjut dalam proses hukum bila ada pelanggarannya.

Tujuannya mulia lain yang ada dimindset Uchok adalah untuk memperbaiki sistem sekaligus mendidik masyarakat agar negara tidak bangkrut dan memiliki hutang besar, yang ujung ujungnya malah menjadi menyengsarakan rakyat.

Mengawasi dan mengkontrol anggaran, tentu dekat dengan berbagai proyek, dan tidak menutup kemungkinan justru pengawas yang bertujuan mulia malah ikut bermain dan mendapat jatah. Menanggapi pertanyaan itu Ia hanya tersenyum sambil berkata , itu semua tergantung dan niat orangnya.

“Kalau pertanyaan itu untuk saya, lihatlah yang Saya punya apa. Alhamdulillah apa yang saya punya dan di dapat hingga kini,Insya Allah masih rejeki yang halal,” ujar Uchok apa adanya. Baginya idealisme juga bagian dari ibadah.Dengan idealisme yang ia miliki itulah apa yang dibangun justru bertambah eksis.

Banyak juga apa yang dilakukan CBA dalam hal controlling anggaran menguntungkan pihak pihak lain, namun Uchok tak mau ambil pusing dengan itu. Seringkali temuan yang di dapat di serahkan pada aparat hukum yang berkompeten tidak diteruskan dan berhenti ditengah jalan, yang bisa jadi itu dimainkan oleh oknum.

“Bila ada pengaduan terkait kebocoran anggaran dipusat atau didaerah, sebaiknya kita sama sama mengadvokasi. Tujuannya agar muncul kepercayaan ditiap permasalahan dari data yang di adukan.” Ujar Uchok.

Diakui Uchok dalam berbagai kasus banyak sekali tawaran tawaran agar kasus proyek yang sedang dipantau dan diawasi tidak dipublikasikan hingga menjadi proses hukum. Namun itu semua tak digubrisnya. Menjadi seorang pengawas tentu harus memiliki mental bersih dan kuat, dimana itu yang menjadi benteng pertahan agar tak ikut terkontaminasi dilapangan.

Ribuan kasus sejak Ia di FITRA di tanganinya sudah, bahkan awal KPK terbentuk. Kasus penanganan pertama adalah kasus yang di bawa dan dilaporkan Uchok ke KPK. ”Harusnya waktu itu, Saya dapat hadiah canda teman teman. Kenapa ? Karena saat itu ada aturan yang mengatur, siapa yang menemukan kasus korupsi di pemerintahan di beri imbalan hadiah.”papar Uchok sambil tertawa yang ikhlas tak memikirkan reward dari apa yang sudah dilakukan.

Goals dan impian Uchok kedepan adalah bagaimana CBA bisa terus mengkontrol dan  menata sistem ke uangan negara yang lebih baik dimasa mendatang,terutama penerimaan dari sektor pajak yang jadi primadona devisa negara dan bisa diketahui jelas kemana si pembayar pajak uangnya digunakan negara.

Uchok saat melakukan press confrence terkait temuannya./Foto :Ist

Goals dan rencana kedua adalah membangun kader kader baru sebagai aktivis pengawas anggaran didalam perjuangannya menganalisa anggaran menjadi lebih baik  lebih baik di berbagai sektor keuangan-Semoga. (JKST/Beng Aryanto)