Korban Gempa Palu/ Foto : Ist

JAKARTASATU – Hingga 14 hari paska gempa dan tsunami yang melanda kota Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, masih ada beberapa daerah yang belum mendapatkan bantuan sembako, air minum,selimut dan kebutuhan darurat lainnya dari pemerintah.

Proses penyaluran bantuan bagi korban bencana di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah masih banyak dikeluhkan warga. Banyak dari mereka mengaku belum menerima bantuan langsung dari pemerintah dan harus berkeliling kota mencari titik penyaluran bantuan.

Warga Kota Palu yang terkena dampak gempa bumi dan tsunami sejak seminggu pasca bencana terlihat memadati gerbang pintu masuk Kodim 1306 Palu. Di lokasi, para warga tersebut terlihat mengantre di halaman depan Kodim, hingga ada yang memilih menunggu di pelataran taman kantor Wali Kota Palu.

Warga tersebut antre untuk mendapatkan bantuan berupa makanan dan minuman. Namun akibat tak jelasnya syarat untuk memperoleh bantuan banyak warga hingga saat ini belum menerima kejelasan bantuan. Bahkan beberapa di antaranya harus rela antre menunggu berhari-hari.

“Kemarin kan cuma kertas selembaran nama RT/RW dan nama kepala keluarga dengan cap stempel, kemudian mengisi kebutuhan. Saya serahkan Selasa sore, Rabu saya datang, saya tunggu, tidak ada (bantuan),” ujarsalah satu warga,bernama  Fachri, di lokasi.

Namun aturan dan kertas tersebut diubah lagi syaratnya dan harus menunggu antrean baru lagi padahal berkas syarat bantuan sudah di berikan.

“Diubah lagi dalam kertas HVS ditulis semua orang (daftar keluarga). Dari hari Kamis  saya tunggu lagi belum dipanggil,” ujar Ima Hafidz warga bukit Virgin Poboya dengan sedikit kesal.

Ketidak jelasan ini membuat warga gusar. Tak sedikit yang akhirnya melampiaskan amarah hingga keributan-keributan kecil terjadi.  “Akibat ribet dan berubah berubah aturan, makanya ada yang mengeluh dan ribut,” ujar Syam seorang warga Perum BTN Senggede Palu Barat.

Berbagai kemarahan warga Palu juga dilampiaskan pada akun media sosialnya akan terlalu berbelit belitnya mendapatkan bantuan yang dibutuhkan masyarakat. Aisyah Harun dalam akun fesbuknya cukup kritis menulis statusnya – “ RT RW Lurah dan masyarakat lainnya kami semua korban gempa..tp knapa minta bantuan logistik di KOREM hrs serahkan surat dari lurah pake kk segala,dsb..wooii…menyelamatkan diri dari gempa…Mesti cari KK dulu baru bisa lari keluar rumah gitu?? RT atau lurah kami pun gak tau keberadaannya dimana, apa masih hidup atau sudah mati atau mengungsi. Dimana sih hati nurani kalian??? ”

Apa yang dikeluh kan warga Palu, juga dikeluh kan warga Donggala,  hingga melewati 14 hari paska bencana terjadi, bantuan belum sama sekali diterima dari pemerintah yang disalurkan lewat kelurahan.

Menurut ketua Karang Taruna Kelurahan Labuan Bajo Donggala, Arif Bijaksana bantuan sembako, air minum, selimut, tenda sama sekali belum diterima warga kelurahan Labuan Bajo Tengah, sementara bantuan di wilayah lain sudah menerimanya.”Kami hanya mengandalkan bantuan dari teman teman kami yang kami kenal yang datang membawa bantuan secukupnya. Sementara bantuan dari pemerintah yang disalurkan lewat kelurahan sama sekali belum kami terima.” ujar Vetran warga RW 03/01 Kelurahan Labuan Bajo Tengah.

“ Saya melihat pemerintah daerah sangat lambat memperhatikan warga masyarakat kelurahan Labuan Bajo Tengah, sementara daerah lain sudah sedikitnya mendapat bantuan dari pihak kelurahan setempat,” papar Sudirman Tahir. Anggota TNI Pusdikav Cimahi yang ijin cuti menengok keluarga di Donggala yang terkena musibah gempa dan tsunami, membenarkan apa yang di ucapkan pernyataan kedua warga tersebut lewat percakapan telepon seluler (12/10/2018).

Menurut Sudirman,harusnya pemerintah memeriksa posko, bantuan di kelurahan kelurahan agar bantuan dapat tersalurkan merata dan cepat di terima warga. Seorang warga Palu bernama  Erwinda Zakaria Ummu Sumayyah membuat puisi sebagai bentuk keritik dalam penanganan bencana pada pemerintah daerah dalam akun fesbuknya.

Tahukah engkau ??  Sebaik-baiknya pertolongan yang diberikan adalah dikala manusia memang sangat butuh pertolongan, palagi kalo ia sampai mendatangi dan meminta. Karena percuma Engkau membagi2kan logistik disaat orang tidak butuh lagi. Karena sia-sia.

Engkau menawarkan bantuan disaat orang sudah tercukupi. Ketahuilah..Tabiat manusia akan berusaha memenuhi kebutuhannya, dengan sendirinya ia kan mencari cara untuk bertahan hidup.

Jika digudang logistik tdk bisa ia dapatkan, ia bisa dapatkan dari arah lain, karena apa yg direjekikan untuknya, tak ada yang bisa mnghalanginya.Tapi, engkau yah engkau yg diamanahi donasi dan bantuan, akan dihisab dan ditanya bukan hanya didunia namun diakhirat!

Sudah sejauh mana amanah bantuan itu dititipkan kepadamu .Engkau salurkan pada yang berhak ? Ataukah tertumpuk digudangmu sambil menuntut prosedur !? – (JKST/Beng Aryanto)