Imam Wahyudi bersama Amien Rais /ist

JAKARTASATU.COM – Pernyataan desakan mundur kepada Amien Rais tak lebih semata manuver politik “try and error” jelang Pilpres 2019 dan tak punya gaung apa pun.

Politisi Senior PAN, Imam Wahyudi yang juga mantan Wasekjen DPP PAN 2010-2015 lebih lanjut mengatakan, desakan dari lima pendiri PAN itu “dagelan politik” yang tak jelas ujung pangkalnya.

“Khalayak mudah memaklumi ke arah mana yang hendak dituju. Siapa tahu ‘nyangkut’. Terlalu jauh untuk dikatakan sebagai tidak punya legitimasi. Rasanya cenderung ‘asal bunyi’ untuk ikut ‘bernyanyi’ Sudahlah, abaikan,” ungkap kepada JAKARTASATU.COM 27 Desember 2018 di Bandung.

Mantan aktivis Perjuangan Mahasiswa 1977/78 di Bandung ini menghargai sikap kritis lima pendiri PAN, yaitu Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Goenawan Mohamad, Toeti Herati dan Zumrotin.

“Ada apa gerangan, koq mereka ujug-ujug bersuara lantang?” kata pendiri OSIS di Bandung 1972 dan deklarator PAN Jawa Barat. “Mereka seharusnya sudah tidak perlu ‘jawe-jawe’ urusan internal PAN,” tambahnya.

Imam Wahyudi, justru menilai Amien Rais merupakan tokoh langka yang masih kental berintegritas dan pantas diapresiasi. Sejak kiprahnya dalam Gerakan Reformasi 1998, beliau tak pernah henti berjuang hingga sekarang di balik usianya menapak 73 tahun.

“Bagaimana pun, sosok Amien Rais yang tegas masih sangat diperlukan — tidak saja bagi PAN, tapi sekaligus bagi kepentingan berbangsa dan bernegara — justru pada saat hiruk-pikuk politik pragmatis dewasa ini,” pungas Imam Wahyudi yang biasa dipanggil kang IW. ***

LAPORAN – RHEN/JKTS