Relawan Smangat 89 berfoto bersama di sekretariat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Sandi di Cipayung, Jumat 15 /02/19. Foto : Ist

Jakartasatu.com – Salah satu peluang kemenangan kompetisi kandidat capres-cawapres juga ditentukan oleh besar kecilnya  partisipasi akar rumput yang ikut turun meramaikan bursa pemilihan presiden yang akan diselenggarakan pada bulan April tahun ini. Peran akar rumput sebagai peserta pemilih sangat berperan dalam menentukan kemenangan selain kerja mesin partai koalisi yang diusung masing masing calon presiden dan wakil presiden.

Kesuksesan yang menjadi penanda awal atas kemenangan demokrasi partisipatoris adalah makin banyaknya partisan publik yang ikut berpartisipasi guna mendukung paslonnya dalam ajang pesta demokrasi yang terselenggara dan sedang berlangsung.

Gerakan civil society dari berbagai kalangan dan latar belakang membentuk komunitas relawan makin marak menandai jelang pilpres 2019. Salah satu kelompok relawan yang hadir mewakili alumni SMA maupun SMK se Indonesia adalah kelompok SMANGAT 89 (SMA Angkatan 89).Munculnya komunitas relawan Smangat 89 (Alumni SMA/SMK Angkatan 89) se Indonesia yang ikut mendukung pasangan nomer urut 02, merupakan wujud partisipasi publik atas pesta demokrasi saat ini makin semarak.

“Relawan berbagai alumni SMA dan SMK se Indonesia yang menamai kelompoknya Relawan Smangat 89 awalnya digagas oleh para alumnus SMA Negeri 8 Jakarta, angkatan 89 yang hadir pada deklarasi alumni SMA Negeri 8  lintas angkatan pada akhir bulan Januari lalu di Hambalang.” ujar Tras Rustamaji  Ketua Relawan SMANGAT 89 di Jakarta ditemui saat mendaftar kan komunitas relawan Smangat 89 di sekretariat Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandi di Cipayung  Jakarta Timur, Jum’at 15 Februari 2019.

Menurut Tras, tujuan awal hanya mengajak teman dekat dari SMA/SMK lain sejabotabek guna menguatkan suara perolehan untuk capres no urut 2. Namun tak disangka gayung bersambut dari teman keteman berkembang tidak hanya SMA/SMK jabodetabek saja yang minat. Ternyata alumni SMA/SMK beberapa wilayah di Indonesia pun turut mendaftar menjadi anggota / members kelompok relawan tersebut.

Kebanyakan  relawan terbentuk karena persamaan sekolah, institusi, profesi dan lain sebagainya. Pembeda pada kelompok Relawan Smangat 89 ini adalah memiliki persamaan semangat, pemikiran dan persamaan visi dan misi. Mengacu pada angkatan tahun 1989 saat lulus Sekolah Menengah Atas adalah rata rata kelahiran tahun 70, dimana generasi tersebuit telah merasakan berbagai rezim , mulai dari orba, hingga transisi orba ke reformasi pada pemerintahan habibie serta pada kepemimpinan masa masa rezim reformasi hingga pada rezim Jokowi – JK.

“Dari histrori ini-lah kelompok relawan sudah merasakan berbagai rezim yang ada kecuali orla, untuk itu di-era 2019-2024 Indonesia harus dipimpin oleh seorang pemimpin yang mumpuni agar menjadi lebih baik dari rezim rezim sebelumnya dan saat ini” papar Tras Rustamaji.

Kegiatan Relawan Smangat 89 ini sendiri hanyalah sebagai suporting kegiatan/even yang diselenggarakan oleh kelompok relawan nasional pro Prabowo Sandi (PADI), selain nantinya juga diharapkan para anggota yang ada dan terdaftar dari beberapa alumni SMA/SMK, bisa menularkan dukungannya pada lingkungan keluarga, tetangga dan teman terdekat lainnya diseluruh wilayah anggota relawan yang ada. Selain itu anggota relawan juga bisa turut serta memantau jalannya pemilihan umum pada tiap tiap daerah pemilihan (TPS) yang ada diwilayah tempat ia tinggal dan mencoblos nanti.

Relawan Smangat 89 jelang pilpres 89 akan bergerak dalam merangkul pemilih yang masih malu malu menegaskan pilihannya kemana, selain juga mendekati swing voter (pemilih mengambang yang belum yakin atas pilihannya). Swing Voter dianggap cukup tinggi jumlahnya dalam kisaran 25-29 persen sejak pemilu 2004  yang sangat berpengaruh terhadap kemenangan salah satu kandidat calon untuk diberi pencerahan agar tidak golput.Swing voter sendiri merupakan pemilih rasional dimana pemilihnya selalu melihat alasan kenapa memilih A atau B.

Menurut Tras, swing voter  sudah melihat buruknya pemerintahan di rezim saat ini namun mereka masih malu melangkah untuk mendukung 02, dan akhirnya menjadi apatis terhadap pemilu dan lebih memilih golput ketimbang memilih 02.”Ada juga swing voter yang melihat keadaan sekitar kemana pilihan yang banyak disekitar nya untuk dipilih. Bahkan ada juga swing voter yang bersifat pragmatis, kepada siapa pilihan jatuh karena dirasa lebih menguntungkan, papar Tras.

Diharapkan kelompok Relawan Smangat 89 berbeda dengan para buzzer buzer atau relawan rezim pemerintahan saat ini, yang terkesan membela membabi buta atas kebijakan apapun yang dibuat. Presiden buat kebijakan, relawannya tepuk tangan, direvisipun relawannya tepuk tangan. Tidak jelas.

“Semoga Relawan Smangat 89 bisa menjadi post control akan kebijakan pemerintahan Prabowo Sandi bila terpilih. Paling tidak seperti gambaran Gubernur Anies Baswedan. Kenapa pemerintah daerah Jakarta relatif dirasa lebih adem. Anies melakukan kesalahan di bully segala macam pendukungnya tidak ikut turun membalas membabi buta. Dalam hal ini bila. Anies memang salah kita harus berani katakan salah, dan luruskan. Tidak membela membabi buta,” ujar Tras.

Dalam kelompok Relawan Smangat 89, dipikirkan masalah aturan dan UU yang berlaku agar juga di kepengurusan organisasi maupun anggota juga bisa melakukan control terkait apa apa yang akan dilakukan agar sejalan dengan semangat dan langkah yang baik dalam cita cita bersama di organisasi,

“Di kelompok Relawan ini khusus para pengurus wajib saling mengingatkan untuk itu team advokasi di kelompok ini harus berperan aktif agar apa yang dilakukan bisa menghindari masalah terlebih melakukan hal hal yang menyimpang dari aturan yang berlaku, semisal kawan kita menyebar hoax, atau bergerak terlalu jauh melanggar UU yang ada dan berlaku,”ujar Tras.

Diperkirakan Relawan Smangat 89 saat ini beranggotakan; 1500 anggota yang tersebar di beberapa wilayah SMA di Indonesia dan tiap hari selalu bertambah. Terkait himbauan Prabowo  agar relawan memanfaatkan perhatiannya pada Debat Capres Kedua yang di selengggarakan pada hari Minggu 17 Februari ini, Relawan Smangat 89pun ikut memeriah kan acara tersebut dengan menyelenggarakan acara Nonton Bareng (Nobar) bertempat di sekretariat Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Jl Harsono RM no 84 Ragunan Jakarta Selatan.

Tras Rustamaji, Ketua relawan Smangat 89 / Foto : Beng

Acara Nobar yang diselenggarakan, di selingi acara diskusi bertema “ Analisa dan Potret Jelang Pilpres” dengan nara sumber yang cukup kompeten seperti Uchok Sky Khadafi, Direktur Center For Budget Analysis (CBA), Sang Alang (Musisi),Ferdinand Hutahaean (Tim Komunikasi  Partai Demokrat), Hermansyah dan Tras Rustamaji Pakar IT serta mediator acara Aendra Medita, wartawan politik sekaligus Direktur CSI (Citra Survei Indonesia).

“Acara Nobar ini bisa dibilang acara eksklusif  karena ini adalah acara pertama yang terselanggara murni semua dari swadaya relawan Smangat 89,yang bertujuan agar bisa saling bertemu dan silaturahmi  didarat atau kopdar karena selama ini komunikasi dilakukan  hanya via medsos berupa whatsaap grup,FB grup dan telegram. Juga bertujuan membawa gaung akan keberadaan komunitas relawan alumni SMA angkatan 89,” ungkap Prima Yogaswara, ketua panitia acara nobar debat Pilpres kedua. (JKST/Beng)