JAKARTASATU– Bermaksud untuk menumbuhkan kembali budaya dan adat tradisi yang ada, mahasiswa Junjung Sirih Kabupaten Solok, menggelar Junjung Sirih Art Festival. Event ini diperkuat dengan kehadiran ragam acara yang berlatar budaya masyarakat setempat. Acara berlangsung sejak 1 hingga 4 Maret di Nagari Paninggahan, Kecamatan Junjung Sirih, Kabupaten Solok, Sumatera Barat.

Junjung Sirih Art Festival (JAF) mengambil thema ‘Mahambek Suluah Ka Padam.” Mahambek atau mengambat/memperlambat. Suluah ka Padam, suluh/obor yang hendak padam. Dalam pengertian bahwa pilihan kalimat ini benar-benar didasari atas keprihatinan akan gempuran budaya asing yang dikhawatirkan akan menggerus budaya tradisi asli masyarakat Minagkabau terutama yang berdiam di dua nagari, Paninggahan dan Muaro Pingai di Kabupaten Solok.

Adapun JAF selama empat hari telah menghelat pertunjukkan seperti Pawai Budaya, Pertunjukkan Seni. Perlombaan Photografi. Selain itu, suguhan kuliner khas yang dikemas dalam acara Malamang.

Andre Erawan, Ketua Pelaksana JAF mengatakan JAF bermaksud untuk menumbukan kembali budaya dan adat tradisi yang ada. “Sebelum budaya dan adat tradisi yang ada di Junjung Sirih itu menghilang,” katanya dalam wawancara melalui WhatsApp Messenger, Senin (4/3).

“Terkait thema, karena kekhawatiran mahasiswa dan pemuda yang peduli akan budaya dan adat tradisi takut kehilangan budaya tersebut di kecamatan mereka. Jadi mereka berusaha menghambat suluh itu supaya jangan sampai padam,” jelasnya.

Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Terkait ide, mahasiswa semester enam ini menyampaikan bahwa awalnya ia dan lima orang mahasiswa lain berdiskusi dan melahirkan rencana mengadakan JAF. Kemudian dikomunikasikan dan ke berbagai pihak termasuk para pemuda, alumni beberapa kampus di Sumatera Barat. Kemudian mereka pun dapat support dari beberapa pihak terkait, sehingga festival budaya yang pertama kali ini terlaksana dengan baik.

Dengan telah suksesnya pagelaran ini, panitia menyampaikan ucapan terimakasih kepada para masyarakat, Wali Nagari, Kerapatan Adat Nagari, pemerintah daerah serta seluruh pihak yang telah memberikan dukungan moril dan materil. Kedepan, mereka berharap event ini bisa terlaksana lebih baik lagi.

RI