Cawapres Sandiaga Uno no urut 02 dalam sambutan Deklarasi GEMAKOPIn di Sumedang Jawa Barat disambut masyarakat Koperasi dan masyarakat yang membludak

Keinginan pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno akan menghapus Ujian Nasional serta meliburkan sekolah di Bulan Ramadhan disambut positif banyak kalangan. Pasangan calon ini juga akan meningkatkan kesejahteraan guru honorer, menyiapkan dua juta lapangan kerja, dan menyelesaikan permasalahan rakyat seperti biaya hidup semakin tinggi, biaya listrik, biaya pendidikan dan biaya kesehatan.

Hal tersebut disampaikan Sandiaga saat menyampaikan kesimpulan dalam debat capres-cawapres putaran ketiga yang berlangsung di Jakarta, Minggu (17/3/2019).

Menanggapi hal ini politisi Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean mengemukakan dengan program-program diatas, Prabowo-Sandiaga akan meraih kemenangan.

“Ya betul demikian, bahwa kita ingin anak anak bangsa ini selama bulan ramadhan bisa punya lebih banyak waktu untuk berkumpul bersama keluarga, meningkatkan kualitas ilmu agama dan bisa menjalankan ibadah puasanya lebih khusuk. Ini akan semakin mendekatkan sebuah keluarga, dan akan mencetak akhlak moral anak anak bangsa yang lebih baik. Ini terobosan baru yang tentu akan bermanfaat besar,” kata Ferdinand kepada Harian Terbit, Senin (18/3/2019).

Begitu juga halnya dengan rencana menghapus ujian nasional (UN). “Kita ingin para siswa tidak stress mengahadapi UN, Pelaksanaan ujian akhir diselesaikan pihak sekolah dengan pengawasan dari dinas-dinas pendidikan dan dengan meningkatkan kualitas sekolah dan kompetensi guru. Dengan demikian UN tidak perlu lagi,” papar Ferdinand

“Tinggal nanti di evaluasi libur libur sekolah pasca ujian agar libur tidak menjadi kebanyakan. Selain itu UN dihentikan dan diganti dengan penelusuran minat dan bakat seperti disampaikan Sandiaga,” ujar Ferdinand.

Kuasai Panggung

Dihubungi terpisah, pengamat politik dari Universitas Bunda Mulia (UBM) Silvanus Alvin mengatakan, Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno jelas menjadi bintang dalam Debat Cawapres Jilid III yang digelar Minggu (17/3/2019). Sandiaga memenangkan dari berbagai sisi, baik Komunikasi politik verbal dan non verbalnya. Apalagi Sandiaga aga juga merupakan sosok yang energik jika dibandingkan dengan Cawapres nomor urut 01 Maruf Amin.

“Saya sebagai milenial menjagokan Sandiaga. Sudah bukan masanya gerontokrasi, konsep politik di mana yang boleh berkuasa hanya orangtua di atas 60 tahun,” ujar Silvanus Alvin kepada Harian Terbit, Minggu (17/3/2019).

Silvanus menuturkan, pada debat jilid III yang mengupas pendidikan dan kesehatan merupakan pertarungan komunikasi nonverbal politik. Performa politik Sandiaga yang energik tampak lebih unggul. Sandiaga pun juga berlaku sopan terhadap Maruf yang sepuh. Tidak sungkan Sandiaga menyebut Maruf Amin sebagai tokoh yang dibanggakan dan dikaguminya. Sandiaga pun terlihat membungkuk ketika membanggakan Maruf Amin.

“Kalau dalam konteks materi debat, bagi saya ada 1 kelemahan bagi kedua kandidat. Mereka tidak membahas soal artificial inteligence.

Sementara itu pengamat politik dari Indonesian Public Institute (IPI) Jerry Massie mengatakan, tampilnya Maruf Amin dalam Debat Cawapres akan ada secercah harapan terkait budaya. Apalagi Maruf Amin menyatakan jika terpilih, maka akan ada pelestarian budaya dan globalisasi budaya kita ke dunia luar agar berkembang.

Jerry memaparkan dengan pernyataan Maruf Amin akan menyiapkan dana abadi kebudayaan agar berkembang seperti pendidikan dan riset.

“Mengembangkan budaya melalui ekonomi kreatif, melakukan festival budaya internasional, membangun opera seperti di Sydney ide dan gagasan yang baik,” paparnya.

Sementara itu, Ketua TKN Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin, Erick Thohir mengatakan KH Ma’ruf Amin sangat fokus menghadapi Sandiaga dalam debat putaran ketiga yang akan diikuti dua calon wakil presiden.

“Alhamdulillah bagus. Beliau sangat fokus,” kata Erick Thohir kepada wartawan saat tiba di lokasi debat calon wakil presiden di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu.

Guru Honorer

Pada debat jilid III Sandi lebih lanjut mengemukakan, dirinya yang berasal dari keluarga pendidik dimana ibunya seorang guru dan kakeknya juga adalah kepala sekolah, memastikan akan meningkatkan kesejahteraan guru terutama guru honorer.

“Akan kita tingkatkan status guru honorer, kita pastikan juga bahwa sistem pendidikan yang berkualitas, link and match, membangun budi pekerti, karakter yang kuat berakhlakul karimah menjadi fokus kita ke depan,” tambah dia.
Terkait libur Ramadhan, akan meliburkan anak sekolah dan kampus-kampus selama Bulan Ramadhan. Tujuannya agar anak-anak fokus mempelajari agama Islam.

“Pak Prabowo memberikan kesempatan kepada seluruh anak-anak sekolah fokus belajar agama Islam pada bulan ramadhan, serta mengembangkan nilai-nilai toleransi pada bulan Ramadhan,” kata Koordinator Jubir Prabowo Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak.

Sandiaga juga berjanji akan menghapus ujian nasional (UN). Sebagai gantinya, Sandi mengatakan pelajar akan menjalani konsep penelusuran minat dan bakat.

“Kami pastikan bahwa ujian nasional dihentikan dan diganti dengan penelusuran minat dan bakat,” kata Sandi dalam debat yang digelar di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3).

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu juga berjanji menyediakan pendidikan murah. Namun kesejahteraan guru, khususnya honorer, akan jadi fokus Prabowo-Sandi. “Di bidang pendidikan, pendidikan tuntas berkualitas meningkatkan kualitas guru, terutama guru honorer,” ujar dia

Ide yang Absurd

Menanggapi rencana penghapusan UN yang dilontarkan Sandiaga, Tim Kampanye Nasional (TKN) menilai rencana penghapusan ujian nasional (UN) yang dilontarkan Calon Wakil Presiden RI Sandiaga Uno merupakan ide absurd dan bakal menimbulkan persoalan baru dalam dunia pendidikan.

Ketiadaan ujian nasional akan membuat standar peserta didik di Indonesia menjadi sangat besar perbedaannya, kata Jubir Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-K.H. Maruf Amin, Irma Suryani Chaniago dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu.

Irma Suryani Chaniago mengatakan bahwa Sandiaga perlu belajar lagi tujuan dari pelaksanaan ujian nasional.

“Sudah susah payah membangun sistem agar sumber daya nasional memiliki standar yang bisa dipertanggungjawaban, ini malah Sandiaga menyodorkan konsep yang absurd, yaitu berdasarkan penelusuran minat dan bakat,” kata Irma.

Irma mengatakan bahwa program yang diajukan Pasangan Calon Nomor Urut 02 dalam bidang pendidikan dan pembenahan sumber daya manusia tidak konkret dan mengawang-awang.

Tenaga Kerja

Sementara itu Cawapres Ma’ruf Amin pada kesempatan debat mengemukakan,  kualitas tenaga kerja disiapkan untuk mampu bersaing dengan tenaga kerja asing melalui merevitalisasi pendidikan.

“Kita akan revitalisasi SMK, politeknik, akademisi dan kita kerjasamakan dengan dunia usaha supaya ada ‘link and match’,” katanya dalam debat ketiga cawapres Pemilu 2019 yang digelar di Jakarta, Minggu.

Ma’ruf juga menyebutkan akan mengembangkan tempat-tempat pelatihan, kursus, menyiapkan balai latihan kerja, dan magang di BUMN. Akan ada juga kursus yang mengarahkan calon tenaga kerja bisa.

UN Positif

Pengamat pendidikan dari Universitas Al Azhar, Prof Suparji Ahmad mengatakan, penghapusan UN dan libur sekolah selama Ramadhan jika Prabowo – Sandi menang Pilpres 2019 positif dan bisa diterapkan. Kebijakan tersebut bukan mengada-mangada dan berdasarkan kajian yang mendalam. Ada beberapa hal kebijakan tersebut bisa diterapkan.

“Secara sosiologis, pelaksanaan UN telah memberikan dampak psikologis. Karena anak didik, orang tua, guru, kepala sekolah bahkan dinas pendidikan berada dalam situasi tertekan karena mengejar target kelulusan UN. Akibat situasi tertekan tersebut maka anak didik menjadi kehilangan kreatifitas dan inovasi maupun imajinasi karena pikirannya terjebak pada UN,” ujar Suparji.

Menurutnya, tidak adanya kreativitas tersebut dan tuntutan UN maka menyebabkan anak-anak menjadi penghapal pelajaran atau dengan kata lain hanya plagiat yakni penghapal dari pendapat orang lain.

“Untuk menggapai nilai UN maka banyak Diktat yang harus dibaca. Akibatnya UN menjadi “diktator” dan plagiator. Plagiator dan diktator akan menimbulkan perilaku ototiter karena hanya terbatas yang dihapal. Dari sisi finansial maka UN memerlukan anggaran yang cukup signifkan,” paparnya. | _hanter_