Erwin Aksa

Pilihan Politik Erwin Aksa dan Sofyan Wanandi

Oleh: Tjahja Gunawan
(Penulis, Wartawan Senior)

Setiap menjelang Pemilu, para pengusaha pada umumnya selalu mencari aman. Bahkan mereka sering bermain dua kaki. Ini sudah menjadi rahasia umum. Mereka mendukung petahana tapi di saat yang sama juga memberi sumbangan kepada kubu oposisi secara diam-diam.

Ditengah banyaknya pengusaha yang masih dirundung rasa takut dan galau dalam menentukan pilihan politiknya, pengusaha muda Erwin Aksa (44) secara terus terang menyatakan dukungannya pada pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Seperti kita ketahui, pada Minggu (17/3) lalu, Erwin Aksa hadir dalam 
acara Debat antara Calon Wakil Presiden dari Paslon 01 Dan 02 di Hotel Sultan Jakarta. Dia tanpa malu-malu, duduk di barisan pendukung dan tim sukses Cawapres Sandiaga Uno.

Meskipun Erwin Aksa sudah menyatakan pilihan politiknya, namun sebagian pengusaha besar lainnya masih wait and see. Mereka biasanya baru menentukan pilihannya di dua minggu menjelang Pilpres. Mereka biasanya melihat “arah angin” dulu.

Pada Pilpres 2014 misalnya, ada satu konglomerat yang baru memberitahukan perubahan dukungan politiknya kepada jajaran direksi dan manajemen perusahaan, dua pekan menjelang Pilpres.

Pada Pilpres 2014, Sang Konglomerat tersebut semula mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, namun menjelang injury time dia beralih dukungan ke pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Sama dengan konglomerat tersebut, Erwin Aksa waktu itu juga termasuk salah seorang pengusaha yang mendukung pasangan Jokowi-Jusuf Kalla. Dukungan Erwin Aksa tersebut tidak bisa dihindarkan karena dia masih terikat hubungan keluarga dengan JK.

Kini Erwin Aksa berubah haluan, tidak lagi mendukung Jokowi. Saya yakin dia sudah mengetahui konsekuensi pilihan politiknya, baik dalam kapasitasnya sebagai pengusaha maupun sebagai kader Partai Golkar.

“Pilihan saya ini saya sadari tidak sejalan dengan pilihan Partai Golkar di mana saya bernaung saat ini. Pilihan saya ini adalah pilihan pribadi dan dalam hal kampanye dan sosialisasi Capres-Cawapres selama ini saya tidak pernah mengatasnamakan dan menggunakan atribut Partai Golkar,” kata Erwin Aksa dalam press rilisnya, Selasa (19/3).

Sekarang masyarakat sudah semakin cerdas dalam menentukan pilihannya. Meskipun kubu petahana melakukan berbagai cara untuk bisa terpilih kembali dalam Pilpres 2019, namun masyarakat telah mengetahui rekam jejak petahan selama lima tahun memimpin negara ini. Masyarakat sudah cerdas apalagi pengusaha seperti Erwin Aksa diyakini beliau sudah mengkalkulasi banyak hal dari pilihan politiknya itu.

Alasan Erwin mendukung Paslon 02 karena Cawapres Sandiaga Uno adalah sahabat sejatinya. “Kami sama-sama mantan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) dan aktif di Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia. Kami punya ikatan emosional yang tidak bisa kami hilangkan dan kami lupakan.

Erwin dan Sandi ibarat dua keping mata yang yang sama. Mereka telah menjalin hubungan persahabatan sejak lama. “Saya menggantikan Sandi menjadi Ketua Umum HIPMI dalam Munas di Bali dan Sandi-lah yang membantu saya sehingga saya bisa menjadi Ketua Umum HIPMI menggantikan dia. Bagi saya, persahabatan lebih penting dari segalanya. Jangan sampai persahabatan terputus karena pilihan politik yang berbeda,” ujar Erwin Aksa.

Erwin benar. Memang sudah seharusnya nilai-nilai persahabatan harus terus menerus dipupuk karena nilai-nilai persahabatan adalah modal sosial yang sangat penting dalam menjalin persatuan nasional.

Berbeda dengan Erwin, pengusaha keturunan China Sofyan Wanandi (78), menyatakan dukungannya kepada pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin, secara diam-diam.

Pada Hari Senin malam (19/3), Sofyan Wanandi sengaja mengumpulkan para pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), yang mayoritas tediri dari pengusaha keturunan China.

Dalam pertemuan tersebut antara lain hadir Adhi Lukman, Franky Sibarani, Sudhamek, Sinta Kamdani dan Haryadi Sukamdani.

Mereka menyiapkan deklarasi dukungan para pengusaha kepada pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin yang akan digelar tanggal 21 Maret 2019.

Ketika membuka acara tersebut, Sofyan Wanandi menyampaikan beberapa pernyataan menarik. Menurut dia, Jokowi dengan segala kelemahannya akan didukung pengusaha. Saat ini, kata Sofyan, pengusaha ketakutan kalau Jokowi kalah. “Yang penting sekarang menangkan dulu Jokowi, baru nanti buat usul untuk rencana perbaikan ekonomi yang bagus,” kata Sofyan Wanandi dalam pengarahaannya sebagaimana diceritakan oleh seorang peserta yang hadir pada acara tersebut.

Mengutip hasil survey independen yang dikerjakan sebuah lembaga pers, Sofyan menyebutkan elektibilitas Jokowi masih unggul, tapi masih dibawah 50 persen. “Survei ini tidak aakan dipublish,” tambah Sofyan, orang yang berpengaruh di Apindo dan CSIS serta dikenal dekat dengan Menteri Penerangan Ali Mutopo, di zaman Orde Baru. Dia juga pernah membantu menjadi sekretaris pribadi Soedjono Humardani. Ketika itu Soedjono Humardani merupakan orang-orang dekat di lingkaran dalam kekuasaan Soeharto.

Erwin dan Sofyan selain terpaut perbedaan umur yang jauh, keduanya juga besar dan berkembang di zaman yang berbeda.

Sosok Erwin Aksa sebagai seorang pengusaha lebih banyak diketahui publik dibandingkan Sofyan. Erwin adalah seorang pengusaha pribumi yang masih muda dan energik. Dia adalah generasi kedua yang melanjutkan keberlangsungan bisnis kelompok Usaha Bosowa, yang didirikan oleh Aksa Mahmud, seorang saudagar dari Makassar Sulawesi Selatan.

Grup Bosowa memiliki berbagai usaha mulai dari industri semen hingga dealer mobil. Perusahaan ini bermula dari sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan umum bernama CV Moneter di Kota Makassar, 
Pada tahun 1973.

Setelah puluhan tahun berlalu, pada tahun 2006 terjadi peralihan kepemimpinan di Bosowa Grup. Ketika itu Erwin Aksa 
dipercayakan menjabat sebagai Direktur Utma. Bersama Erwin Aksa, perusahaan mencanangkan era “lepas landas” menuju Bosowa Excellencepada tahun 2015.

Kini kapal besar dari Timur bernama Grup Bosowa ini telah berkembang pesat. Sekarang kelompok usaha ini mempunyai sepuluh unit bisnis, yakni otomotif, semen, logistik dan transportasi, pertambangan, properti, jasa keuangan, infrastruktur, energi, media, dan multibisnis.

Sementara itu Sofyan Wanandi, seorang WNI keturunan China yang di zaman Orde Baru mendirikan kelompok usaha Gemala Grup. Sofyan Wanandi terlahir dengan nama Liem Bian Khoen dari pasangan orangtuanya Liem Gim-To dan Tjoa Gim-Jong Nio.

Sofyan lahir di Sawahlunto, Sumatera Barat pada 3 Maret 1941. Walaupun keberlangsungan usaha Gemala Grup saat ini tidak banyak diketahui masyarakat, namun mantan aktivis 1966 ini pernah menjabat sebagai Ketua Apindo pada periode 2008-2013.

Saat ini walaupun sudah tidak lagi menjadi Ketua Apindo, namun di organisasi yang kebanyakan anggotanya pengusaha China tersebut, pengaruh Sofyan Wanandi sangat kuat.

Kendati tidak membawa-bawa Partai Golkar namun keterlibatan Erwin Aksa pada kegiatan Sandiaga Uno dalam debat Cawapres Minggu lalu, menunjukan adanya sel-sel di tubuh Partai Golkar yang telah mantap menyatakan dukungan kepada pasangan Prabowo-Sandi.

Kita ketahui bersama bahwa Erwin Aksa adalah kader genetik Jusuf Kalla, seorang pengusaha yang juga dikenal sebagai politisi yang cerdik.

Jusuf Kalla adalah mantan Ketua Umum Partai Golkar dan dua kali menjadi Wakil Presiden yakni ketika bersama Susilo Bambang Yudhoyono dan Jokowi.

Sementara ketokohan Erwin Aksa di Partai Golkar tidak bisa dipandang sebelah mata. Dia adalah pengusaha muda dengan segudang prestasi yang cemerlang. Erwin adalah mantan Ketua bidang DPP Partai Golkar 2016-2019. Pengaruh dan kepiawaiaannya dalam Pilkada DKI 2017 lalu adalah salah satu penentu kemenangan bagi Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Dalam Pilpres 2019 kali ini, diyakini peran Erwin Aksa akan ikut menentukan kemenangan pasangan 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Semoga. Wallahu’alam.