Tim Robotik Madrasah TechnoNatura "Java Knights 7719." berfoto bersama di Bandara Soeta sebelum bertolak ke Detroit Amerika Serikat Sabtu malam (20/4)/ Foto : Beng

Jakartasatu.com – Setelah dua kali ikut dalam ajang FIRST GLOBAL CHALLENGE (FGC) tahun 2017 di Washington DC, meraih Juara kedua Innovation dan tahun 2018 di Meksiko berhasil menyabet juara ke tiga Disney Award untuk kategori Imagination dan Creativity.

Kini kali ketiga tim robot Madrasah TechnoNatura yang beranggotakan 15 orang (2 pendamping} , 1 mentor (kapten) dan 12 murid Madrasah TechnoNatura pada pukul 21.30 WIB Sabtu malam, tanggal 20 April  2019 dari Bandara Ultimate Soekarno Hatta Tanggerang Banten bertolak menuju Detroit Amerika Serikat.

Tim Robot Madrasah Technonatura yang diberi nama Java Knights menuju Detroit Amerika Serikat dalam rangka mengikuti World Championship Robot 2019. Sebelum bertolak ke Detroit, Tim robot Madrasah TechnoNatura  sempat mengikuti  kompetisi Robotik Regional Pacific Selatan di Sydney, Australia 17 Maret 2019 lalu dan mendapat penghargaan “Allstar Rookie”. Atas raihan ini, Tim Robot Java Knight mendapat tiket untuk kompetisi First Robotics Competition (FRC) 2019 di Detroit – Amerika Serikat.

“Di ajang FGC satu negara hanya bisa mengirim satu tim, di ajang FRC (First Robotic Challenge) satu negara bisa mengirim beberapa tim , hanya kebetulan Indonesia hanya mengirim satu tim yakni tim robotik dari Madrasah TechnoNatura saja,” ujar Tras Rustamaji (20/4) Kepala Sekolah Madrasah TechnoNatura menjelaskan saat mengantar tim robot ke bandara.

Menurut Tras, di Awal saat mengikuti lomba robot FGC di Washington DC dan Meksiko, Madrasah TechnoNatura membuat gerakan yang dinamai Rendezvous 2045, dimana salah satu kegiatannya adalah membuat robot untuk mengikuti  berbagai even dan  kompetisi. Java Knights 7719 adalah salah satu tim robot yang dimiliki Madrasah TechnoNatura terdiri dari anak anak yang berusia 14-18 tahun,dimana nomer 7719 nomer resmi yang didapat dari kompetisi lomba robot regional South Pacipic di Australia

Perbedaan lomba robotik kali ini menurut Ahmad Hisyam Wahono (17 tahun), mentor/kapten tim robotik Madrasah TechNonatura yang tahun lalu juga ikut dalam lomba lomba robot sebelumnya di Amerika Serikat, dari sisi robot yang dirakit lebih advance (dari nol) dimana perangkat robot yang dirakit mulai dari pemotongan alumunium hingga perakitan dilakukan sendiri dilaboratorium TechnoNatura,

Di lomba sebelumnya semua materi robot untuk dirakit semua kami dapat dari panitianya dan semua sama yang didapat peserta seluruh komponennya, untuk kali ini kita ada bagian yang benar benar  kami buat sendiri dilaboratorium.” ujar Hisyam menjelaskan saat diwawancarai di Bandara Soeta Tanggerang sebelum terbang ke Detroit Amerika Serikat (20/4/2019).

Dalam pembuatan robot kali ini membutuhkan algoritma yang lebih tinggi,mekanik motor lebih kuat, dibatasi dari sisi dimensinya serta nilai tidak lebih dari 4000 USD. Selain itu diberikan keleluasaan menggunakan komponen komponen yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhan . Robot yang dibuatpun harus disesuaikan dengan tema yang ada yaitu“Destination: Deep Space” dimana sistem autonomous (robot dapat dengan sendirinya  mencari target sesuai sensor) dan set modul manual dimana operator atau driver yang mengarahkan dan menggerakan arah robot tersebut sesuai kebutuhan.

Tras Rustamaji (baju putih atas) berfoto bersama Tim Robotik Madrasah TechnoNatura/Foto Beng

Persiapan pembuatan robot dilakukan hanya sekitar 6 minggu dan kemudian mengikuti kompetsi regional di Sydney,Australia diikuti oleh 130 tim dari beberapa negara di Asia Pasifik, dan tim robot Madrasah TechnoNatura adalah  salah satu yang terpilih mendapat tiket melanjutkan kompetisi di Amerika Serikat.

Dari 130 tim yang mengikuti lomba, hanya 10 tim dari 9 negara yang terpilih mewakili lomba tingkat regional South Pacipic . Negara yang mendapat tiket menuju Detroit antara lain : Indonesia,China,Taiwan, New Zealand, Jepang,Australia,Hawai,Thailand,Vietnam.

“Kita ingin memperlihatkan bahwa Indonesia mampu menyamai dari tim robot negara lain dalam proses pembuatan robot tingkat pemula atau pelajar, sekaligus menginfluence para generasi muda dan pelajar dalam negeri bahwa kita mampu membuat robot yang setara dengan negara negara lain didunia dan tak tertinggal dari sisi teknologi itu.” ucap Hisyam.

Tim robot Madrasah TechnoNatura masuk kategori tim favorit dari sisi robot yang cukup bagus serta pencapaian visi dan misi sangat jelas jauh kedepan .

Target tim robot Madrasah TechnoNatura pada ajang robot bergengsi tingkat dunia di Detroit Amerika Serikat kali ini adalah target kategori Allstar Rookie (ajang tertinggi dalam lomba robot pemula) selain kategori Rookie Inspirational Award, Refrendship Award, Detroit Championship dari 12 kategori yang diikuti.

FRC (First Robotics Competition) merupakan ajang lomba robot paling kompetetif untuk level pelajar tingkat sekolah menengah atas (SMA) dan terbesar didunia. Di Indonesia sendiri belum ada tim level SMA ini kecuali tim Madrasah TechnoNatura. Kedepan berharap Indonesia juga memiliki lebih banyak tim FIRST Tech Challenge mewakili pelajar di Indonesia. (JKST/Beng Aryanto)