Lendo Novo Sobatalam

2 pilar demokrasi telah runtuh di negeri ini:

Dalam sejarah dunia terdapat 2 pilar demokrasi yang dianggap penting yaitu :

1. *Mahasiswa*.
2. *Jurnalis*.

Saat ini kedua pilar demokrasi telah runtuh termakan zaman. Mahasiswa sibuk dengan gadgetnya, sedangkan Jurnalis sibuk mempertahankan nafkahnya dengan menjual diri kepada pemilik modal.

Di sisi lain telah *lahir pilar demokrasi baru* yang sejak dahulu tidak pernah diperkirakan akan menjadi motor penggerak perubahan? Siapakah itu :

1. *Ulama*.
2. *Emak-Emak*.

Fenomena ini sangat menarik untuk dicermati, kenapa demikian? Karena kedua kelompok pembaharu ini sejak dahulu fokus menekuni tugas domestiknya yaitu berdakwah dan mengurus rumah tangga.

Pertanyaannya adalah kenapa mereka harus keluar dari zona domestiknya? Masalah apa yang memaksa mereka harus “turun gunung”?. Pertanyaan ini terus bergelayut di benak setiap orang.

Kita semua tahu bahwa setiap masalah timbul tidak dengan cara berdiri sendiri. Masalah timbul berdasarkan keterkaitan maupun keterhubungan antar masalah yang saling menguatkan dan pada akhirnya menimbulkan *ledakan masalah*.

Jika kita coba mengacu pada isu yang dibawa kedua kelompok dominan dari revolusi sosial yang terjadi di negeri ini, kita akan menemukan 2 kata kunci :

1. *Ideologi* (yang diserukan oleh kaum ulama).
2. *Masa Depan Anak-Cucu* (yang diserukan oleh kaum emak-emak).

Sekilas terlihat kedua tema gerakan tersebut berbeda latar belakang pemikirannya, tetapi memiliki tujuan akhir bersama yaitu : *Rahmatan lil Alamin (ramah terhadap manusia dan alam semesta)*.

Ulama menginginkan kehidupan beragama kembali *harmoni*, sedangkan Emak-Emak menginginkan kehidupan yang *sejahtera* bagi anak cucunya.

Pertanyaannya kemudian, patutkah mereka *memperjuangkan harapan dengan resiko mati atau dipenjara?* Mereka berdua meyakini bahwa yang mereka perjuangkan merupakan jalan jihad sesuai perintah-Nya. Tidak ada pilihan yang lebih luas, kecuali *memilih mati syahid atau hidup mulia*.

Kedua kelompok ini merupakan kumpulan yang paling dicintai oleh umat manusia sepanjang kehidupan manusia. Yang satu *menyeru pada kebenaran* yang satu *menjaga keluarga*.

Pada akhirnya *kita semua harus menjaga kedua kelompok ini* sebagai bentuk kasih sayang kita kepada mereka berdua yang begitu mencintai kita sepanjang hidupnya.

Kita tidak butuh mahasiswa ataupun jurnalis. Yang kita butuhkan adalah saling menyayangi dan mengasihi antara kita dengan para ulama dan emak-emak. Kita jaga mereka sekuat tenaga, kita berjalan *bergandengan tangan* bersama orang-orang yang kita kasihi untuk merebut kembali kehidupan yang Rahmatan lil Alamin.

Renungan malam
Lendo Novo Sobatalam