JAKARTASATU.COM — Kehadiran balon Wali Kota Makassar Julia Putri Noor bakal merubah konstelasi politik di Pilwalkot Makassar. Bagaimana tidak, Julia akan tercatat sebagai wanita pendatang baru yang akan meramaikan bursa balon walikota Makassar.

Kansnya untuk menggaet pemilih perempuan di Makassar tentu akan membuat Julia patut diperhitungkan.

Wanita berparas cantik ini menyatakan kesiapannya untuk ikut bertarung di Pilwalkot Makassar 2020. Dia terpanggil mengabdi di kampung halamannya karena ingin membuat Kota Makassar jauh lebih maju dari saat ini.

Bagi Julia Putri Noor dalam menghadapi tantangan di Pilwalkot Makassar, dia telah mengemas konsep yang menjadi programnya untuk Makassar ke depan.

Tentu warga masih bertanya-tanya soal sosok Julia Putri Noor?

Julia Putri Noor adalah cucu pertama dari alm Mayjen (purn) H. Arifin Noor dan Alm. Kol. AS Gani tokoh di Makasar. Darah pejuang yang mengalir kental dari orang tuanya membuat Julia berjiwa petarung.

Bermodalkan mental dan pengalaman yang kerap hadir ditengah orang banyak, akan memudahkan Julia untuk mendapat empati masyarakat. Apalagi dia dikenal aktivis wanita pegiat perlindungan anak melalui lembaga yang didirikannya, yakni Jendela Pendidikan Nusantara (JPN).

Selain itu, ada tokoh muda ternama di Makassar yang memback up Julia dalam perhelatan di pilwali. Dia adalah Ansar yang akrab disapa Ilo LeTho yang merupakan tim pemenangan Presiden Jokowi-Amin.

Dengan demikian Julia Putri Noor tak diragukan lagi oleh pemilih golongan milenial yang sudah digalang bung Ilo
Letho.

Menurut Ilo, Julia Putri Noor maju sebagai balon Wali Kota Makassar karena ingin mengabdi di tanah kelahirannya.

“Beliau punya keingingan dan rasa cinta dan peduli pada kota kelahiran dan tempat dirinya dibesarkan. Makanya beliau ingin mengabdi untuk membangun Makassar dan akan mengembalikan kejayaan yang selama ini pernah dialami Kota Makassar,” jelas Ilo.

Lebih lanjut Ketua Umum Remusa (Relawan Muda Sulawesi For Jokowi) milenial ini menuturkan, dirinya siap memenangkan balon Walikota yang bertagline Mutiara Makassar tersebut. Dengan pengalamannya jadi tim pemenang Jokowi-Amin pada pilpres belum lama ini.

“Kami Relawan Muda Sulawesi. Punya tagline Indonesia kerja cerdas. Kami melihat dan melakukan dengan kerja cerdas,” jelas dia.

Bung Ilo menjelaskan, bahwa sang Mutiara Makassar yang diperjuangkan sebagai pemimpin dengan adanya kesetaraan gender merujuk kepada suatu keadaan setara antara laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan hak dan kewajiban.

“Jadi diskriminasi berdasarkan gender masih terjadi pada seluruh aspek kehidupan, di seluruh dunia. Ini adalah fakta meskipun ada kemajuan yang cukup pesat dalam kesetaraan gender dewasa ini. Sifat dan tingkat diskriminasi sangat bervariasi di berbagai negara atau wilayah. Tidak ada satu wilayah pun di negara dunia ketika di mana perempuan telah menikmati kesetaraan dalam hak-hak hukum, sosial dan ekonomi. Kesenjangan gender dalam kesempatan dan kendali atas sumber daya, ekonomi, kekuasaan, dan partisipasi politik terjadi di mana-mana,” ujarnya menambahkan.

“Perempuan dan anak perempuan menanggung beban paling berat akibat ketidaksetaraan yang terjadi. Namun pada dasarnya ketidaksetaraan itu merugikan semua orang. Oleh sebab itu, kesetaraan gender merupakan persoalan pokok suatu tujuan pembangunan yang memiliki nilai tersendiri. Maka dari itu sang Mutiara Makassar ini terpanggil untuk berbuat terhadap masyarakat Makassar,” tutur Bung Ilo

Kesetaraan gender sambung dia akan memperkuat kemampuan Kabupaten dan Kota serta negara untuk berkembang, mengurangi kemiskinan, dan memerintah secara efektif.

“Dengan demikian kesetaraan gender adalah bagian utama dari strategi pembangunan dalam rangka untuk memberdayakan masyarakat (semua orang)-perempuan dan laki-laki-untuk mengentaskan diri dari kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup khususnya warga Kota Makassar,” pungkasnya.