JAKARTASATU– Mengagetkan! IMF mengumumkan pertumbuhan ekonomi global dipangkas, dari 3,3 persen ke 3 persen penurunan yang sangat tajam. China pertumbuhan sepanjang satu semester pertama turun dari 6,5 persen ke 6,2 persen. Ekonomi Singapura turun ke angka 1 persen. Di luar prediksi pengamat dan ekonom.

Perkembangan ini cukup mengagetkan. Sementara sebentar lagi Presiden Indonesia akan dilantik dan kabinet akan segera diumumkan. Namun perkembangan global ini menuntut kehati-hatian. Presiden terpilih harus mempertimbangkan keadaan ini dengan cermat. Kabinet kabinet yang akan dipilih harus merupkan respon terhadap pelemahan ekonomi global dan ancaman resesi.

Susunan kabinet baru pemerintahan Jokowi-Ma’ruf harus merupakan respon terhadap situasi terkini. Orang-orang yang dipilih mesti benar-benar mempertimbangkan fakta yang ada. Kalau salah memilih orang maka akan berdasarkan pada respon pasar yang negatif.

Pelemahan ekonomi global sudah pasti berdampak pada Indonesia. Terutama terkait dengan pelemahan ekonomi China dan Singapura. Mengingat besarnya ketergantungan Indonesia pada pasar ekspor terutama China yang melibatkan lebih dari 20 persen perdagangan Indonesia.

Presiden tidak perlu terburu-buru mengumumkan kabinet dan harus mempertimbangkan secara serius perkembangan situasi. Apalagi ditambah oleh perkembangan dalam penerimaan negara yang kurang menguntungkan. APBN Indonesia terancam dikembalikan ke posisi APBN 2015 sebagaimana dikatakan wapres Jusuf Kalla.

Pengangkatan kabinet yang terburu-buru, hanya semata mata bagi bagi kekuasaan di antara oligarki politik berpotensi tidak didukung pasar. Padahal Indonesia membutuhkan kebijakan counter cyclical policy untuk melawan resesi. Untuk itu fiskal Indonesia harus kuat. Demikian juga keuangan BUMN harus diperkuat. Sementara keadaan fiskal dan BUMN sedang dalam kondisi kurang menguntungkan.

Penundaan pelantikan kabinet diperlukan untuk melakukan seleksi yang lebih cermat. Kabinet harus benar benar didukung rakyat. Sebab kalau tidak ini akan sangat menyulitkan upaya upaya pemulihan ekonomi ke depan yang memerlukan stabilitas politik yang baik. Para stake holder yang terkait harus dimintai pandangan dalam

Seleksi kabinet ini.

*Pengamat Ekonomi, Salamuddin Daeng