JAKARTASATU.COM — Pesantren Riyadul Jannah Pakubumi Kampung Mulyasari yang terletak di Kecamatan  Sukamakmur, Kabupaten Bogor ini letaknya sangat terpencil di atas gunung Pancaniti, untuk menuju menuju kampung ini hanya bisa menggunakan kendaraan roda dua, lalu berjalan kaki selama 45-60 menit. Medan yang terjal dan rusak parah, apalagi jika musim penghujan jalan akan berubah menjadi sangat licin dan  becek, sebaliknya Jika saat musim panas,  debu beterbangan kemana-mana.

Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai buruh tani harian yang hidup dalam garis kemiskinan, dengan penghasilan perhari sebesar Rp 50.000, mereka hidup di gubuk sederhana yang terbuat dari anyaman bambu.


Disanalah Pesantren yang bernama Riyadul Jannah Pakubumi yang terdiri dari 85 murid, sebagian besar murid merupakan kaum Dhuafa. Pesantren ini terdiri dari satu asrama putra, satu asrama putri dan sebuah masjid namun tidak memiliki ruang kelas, mereka belajar di ruang masjid atau lorong asrama, sehingga pengajar dan santri merasa sedikit kesulitan dan tidak nyaman saat melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Pada 1 September 2019 lalu, kami (Komunitas Pejuang Tahajud) berinisiatif memulai pembangunan secara bertahap dengan dana seadanya, dan saat ini pondasi dan sebagian tiang sudah berdiri, namun pembangunannya harus mengeluarkan effort lebih, karena bahan bangunan seperti batu bata, semen, pasir, besi, kayu dlll harus diangkut dari kaki bukit menuju lokasi pesantren menggunakan motor dan tenaga manusia.

“Kami optimis dengan adanya ruang kelas ini, akan tercipta anak-anak serta santri di kampung Mulyasari yang memiliki masa depan cerah dan tumbuh sebagai generasi penerus bangsa yang berpendidikan serta berakhlak baik sehingga rantai kemiskinan bisa terputus,” ujar Luki salah satu pengurus Komunitas yang peduli itu.

Saat ini Komunitas Pejuang Tahajud berinisiatif mengalang dana dengan tujuan untuk melanjutkan pembangunan yang terhenti. Untuk itu bagi para dermawan silakan bisa membantu dukungannya melalui:

Rekening  7105845906 Bank Syariah Mandiri  Atas Nama Pejuang Tahajud.

|JKST/RE