Ledy Simarmata, profesional yang bekerja dalam bidang pertambangan di Indonesia (foto: courtesy).

JAKARTASATU.COM — Sejak 2013, McCain Institute yang berbasis di AS memilih para profesional dari seluruh dunia untuk menjadi ‘Next Generation Leaders’ atau calon-calon pemimpin masa depan. Dan tahun ini, untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun ada seorang wakil dari Indonesia.

Sosok tersebut adalah Ledy Simarmata, seorang profesional yang selama tujuh tahun belakangan bekerja dalam bidang pertambangan di Indonesia. Dia terpilih setelah mendaftarkan diri dan melalui proses seleksi, termasuk menulis essay dan wawancara dalam bahasa Inggris. Kepada VOA, Ledy mengaku sangat bersyukur mengingat programnya sangat selektif.

“Tingkat penerimaannya cukup kecil, cukup rendah, less than 1%. Karena tahun ini ada sekitar 900 pelamar kalau tidak salah, dari berbagai negara tentunya, dan kami tahun ini (yang terpilih) delapan orang.”

“Leaders” lain yang terpilih tahun ini berasal dari Myanmar, Lithuania, Ghana, India, Guatemala, Lesotho dan Filipina.

McCain Institute adalah sebuah organisasi yang berbasis di Washington DC dan Arizona yang didirikan pada 2012 oleh mendiang John McCain, seorang mantan politisi dan senator terkenal AS.

Ledy Simarmata bersama para peserta McCain Institute’s Next Generation Leaders 2020 di kantor anggota Kongres AS William Hurd di Washington DC (foto: courtesy).
Ledy Simarmata bersama para peserta McCain Institute’s Next Generation Leaders 2020 di kantor anggota Kongres AS William Hurd di Washington DC (foto: courtesy).

Program ‘Next Generation Leaders’ membawa Ledy ke kota Tempe di negara bagian Arizona untuk menjadi seorang fellow di Arizona State University mulai Oktober hingga Mei tahun depan. Dia ditugaskan di Decision Theater Network, pusat riset yang melakukan kajian kebijakan publik.

“Jadi bagaimana kita bisa membuat keputusan yang lebih akurat dan lebih tepat tentunya dalam konteks membuat keputusan sebagai pengambil kebijakan publik dengan memaksimalkan visualisasi data, teknologi dan fitur-fitur,” jelasnya.

Sebelumnya, mantan penyiar berita TV ini juga menghabiskan waktu selama beberapa minggu di Washington DC untuk menjalani pelatihan kepemimpinan serta bertemu dengan sejumlah pemimpin serta tokoh penting di AS.

“Yang menarik kami bertemu dengan anggota kongres di Capitol Hill. Saya pribadi belum pernah ke Capitol Hill sampai bertemu dengan anggota kongres. Jadi buat saya itu luar biasa gitu. Jadi kita betul-betul dipertemukan dengan orang orang yang bisa memberi kita insights apa sih tantangan menjadi seorang pemimpin.”

Pengalaman tak terlupakan lain bagi Ledy adalah ketika bertemu dengan isteri John McCain, Cindy McCain, yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan di institute tersebut.

“Saya mengagumi visi yang beliau share dari suaminya dan saya bisa melihat beliau punya komitmen yang besar dan kuat untuk tujuan-tujuan yang diyakini oleh McCain Institute.”

Ledy Simarmata (kanan) bersama Cindy McCain (Chairman of the Board dari McCain Institute) di Washington DC. (foto: Courtesy)
Ledy Simarmata (kanan) bersama Cindy McCain (Chairman of the Board dari McCain Institute) di Washington DC. (foto: Courtesy)

Dan salah satu tujuan utama organisasi itu adalah memilih, melatih, mendukung, dan memperkuat pertumbuhan para pemimpin global generasi mendatang. Sejak 2013, Next Generation Leaders telah melatih 70 calon pemimpin dari lebih dari 50 negara.

Ledy, yang juga pernah menerima beasiswa Chevening dari pemerintah Inggris, ini berharap dia bisa membantu membuka jalan bagi terpilihnya “leaders” lain dari Indonesia. Dia pun memberikan tips untuk menyusun aplikasi yang baik.

“Hal yang paling penting dari aplikasi ketika mendaftar ke program Next Generation Leaders adalah apa sih menjadi rencana Anda ke depan, what is your Leadership Action Plan dan bagaimana McCain Institute, bagaimana pengalaman di Amerika Serikat menurut Anda bisa membantu mencapai itu.”

So read read and read and get a lot of information,” pungkasnya menutup wawancara dengan VOA. (vm) from VoaIndonesia.com