JAKARTASATU.COM – Perempuan Indonesia berbangga tiga peneliti asal Indonesia mendapatkan sertifikat Best Paper Award (Internasional) pada Konferensi Internasional Komunikasi dan Media (Sebutkan 2019) di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Karya ilmiah (paper) dengan judul “Komunikasi Organisasi Pemerintah Daerah dalam Mitigasi Bencana Erupsi Gunung Sinabung di Indonesia.” Mengalahkan 120 kertas yang masuk dan terpilih sebagai karya ilmiah (kertas) terbaik di lima kandidat lainnya, yang diumumnkan pada pemilihan konferesi Di Hotel Tenera, Bangi, Selangor (21/11).
“Kami sungguh tak menyangka kalau akan mendapat penghargaan Paper terbaik tingkat internasional . Kami memang menyiapkannya dengan membuat makalah terbaik agar dapat masuk ke jurnal internasional terindeks Scopus di Jurnal Komunikasi Malaysia yang hanya dapat berbekal pada pedoman yang diterima di jurnal tersebut. ”Ungkap Puji Lestari sebagai ketua Tim asal (UPN Veteran Yogyakarta) yang dihubungi oleh Whatsapp pada (24) / 11). Ungkapan serupa juga dilontarkan oleh Prof.Dr. Rajab Ritonga (Universitas Dr. Moestopo) dan Dr. Poppy Ruliana (Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Inter Studi) yang benar-benar ‘surpise’ dan bertanya-tanya sama sekali lagi menggunakan papernya ini mendapatkan yang terbaik, dari 120 kertas yang lain para reviewer .
Sebelumnya para peneliti ini telah mempresentasikan pada pertemuan Internasional yang diselenggarakan oleh UKM Bangi pada tanggal 19-21 November lalu.
Pusat Komunikasi dan Masyarakat Digital, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mengadakan pertemuan tentang media dan komunikasi setiap dua tahun sekali dengan nama MENTION2019 yang bertujuan menyatukan para sarjana dan memanggil
Dalam penulisan karya ilmiah ini dibantu seorang mahasiswa, bernama Catrinadia Christie Barus dari Universitas Teknologi Yogyakarta. Terkait dengan penelitian ini, Puji mengatakan bahwa; hasil penelitian mereka merupakan penemuan tentang Model Komunikasi yang bisa diterapkan pemerintah daerah dalam melakukan mitigasi bencana di wilayahnya. Penelitian dilakukan di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, yang sering mengalami letusan Gunung Sinabung.
Penelitian ini menuliskan tentang model komunikasi bencana yang menggunakan simulasi gladi lapang, tujuannya agar masyarakat semakin mengerti bahaya erupsi gunung berapi dan dapat mengurangi risiko bencana dalam arti kata seperti yang diungkapkan oleh Puji
“Kita Tangguh Bencana.“Model ini juga berlaku di sekitar gunung berapi lainnya. Model komunikasi itu menekankan pada efektifitas unsur komunikasi: Source-Message-Channel-Receiver yang dilakukan para pemangku kepentingan di daerah rawan bencana untuk dioperasikan setiap saat begitu ada tanda-tanda bencana yang disampaikan oleh pengamat gunung berapi yang bertugas.” Jelas Puji.
Poppy Ruliana saat ditanya ditempat yang berbeda mengenai model penelitian ini juga menegaskan kembali bahwa kalau dari segi model komunikasi yang digunakan adalah dengan menggunakan model komunikasi dari SMRC (source-message-channel-receiver) dari Berlo yang didasarkan pada buku Teori Komunikasi yang telah dibuat oleh Poppy Ruliana.
Puji mengimbuhkan, agar model itu efektif, maka harus dilakukan simulasi antar pemangku kepentingan, sehingga mereka tidak tergagap saat bencana alam terjadi kapanpun. Bila model dan simulasi selalu diadakan, diharapkan dapat meminimalkan jatuhnya korban jiwa dan kerugian harta benda. Model komunikasi bencana yang disampaikan pada konferensi itu pada dasarnya dapat digunakan di setiap daerah rawan bencana di Indonesia maupun di negara lain.
Penelitian ini mendapatkan dana hibah DIKTI yang ke 11 sehingga peneliti juga bekerjasama antar bagian di Pemda Karo, mulai petugas pos pengamatan gunung Sinabung, BPBD, Bupati, OPD terkait, wartawan, dan masyarakat, mampu secara cepat menyelamatkan diri. Simulasi membuat masyarakat tangguh bencana, siap selamat, dan ada gambar model komunikasi bencana melalui simulasi gladi lapangan. Puji juga menambahkan, paper ini menarik, dan mendapat sambutan hangat dari para peserta yang antusias bertanya soal erupsi. Apalagi saat diputarkan video saat simulasi gladi lapangan di Karo Sumatera Utara https://www.youtube.com/watch?v=i2kw6d6_QfA&feature=youtu.be)
Dari model yang tergambar, ada penjelasan yang ditulis Pesan yang diberikan sesuai dengan langkah\-langkah atau tahapan-tahapan dari 1 – 5, yang pada dasarnya merupakan upaya untuk menyelamatkan dan mengurangi risiko bencana selama tanggap darurat dengan formulir pesan yang jelas dan dapat diterima. Misalnya, pesan yang diterima tentang informasi korban, informasi tentang cara menyelamatkan, informasi pengurangan risiko bencana. Informasi tentang tempat evakuasi, informasi bantuan logistik, dan informasi kesehatan. Media yang digunakan adalah telepon genggam handy talky (HT), radio komunitas, media online, dan media massa lainnya. Tanggapan dalam bentuk gerakan cepat, tepat dan akurat dari kepala daerah, OPD yang relevan dan masyarakat disampaikan oleh BPBD abd TNI / POLRI.
“Mereka terpesona memerhatikan proses simulasi komunikasi bencana dari video-video yang telah diputar, semua mengandung pesan agar kita semua dapat berperan aktif dalam mitigasi bencana apabila belum terjadi bencana, maupun pengurangan risiko bencana apabila bencana sudah terjadi. Di Malaysia belum banyak kajian tentang komunikasi bencana mereka sangat tertarik tema ini karena merupakan kajian baru. Dalam komunikasi bencana terlihat kompetensi komunikasi lintasbudaya yang harus dimiliki…menolong orang tidak melihat perbedaan suku, etnik, agama, ras, dsb.” Jelas Puji.
Sayangnya pada saat penganugerahan awards ini tidak disampaikan di tempat di Hotel Tenera, Bangi, Selangor-Malaysia, tempat penutupan konferensi itu berlangsung, karena Dr.Puji Lestari dan Prof. Dr. Rajab Ritonga sudah pergi ke Bandara menuju Tanah Air. Namun menjadi cerita dan kenangan tersendiri saat Prof. Dr. Normah Mustaffa dari UKM yang berlari memberikan piagam awards menuju Bandara Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) untuk bisa diterima langsung oleh para ilmuan dan peneliti Indonesia ini, Sehingga terjadilah jeprat – jepret dengan piagam di bandara KLIA. Campur aduk segala asa dan rasa bahagia antara mimpi, surpise dan bangga. Semua tak dapat diungkap dengan kata-kata, jerih payah membuahkan hasil yang maksimal.
Selamat pada para peneliti Indonesia yang telah mengaharumkan nama Bangsa dan Negara. Terus berkomunikasi dan menularkan Ilmu kepada generasi penerus. Indonesia Jaya dan Salam Komunikasi selalu . (Susi Andrini / Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi, InterStudi)