JAKARTASATU.COM – Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) kembali menyelenggarakan Telisik Tari, Jumat 6 Desember 2019 19.30 – 22.00 WIB Di Gedung Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki  (TIM) Jakarta.
Telisik Tari edisi pertama mengambil tema Tari Cokek dan Topeng Betawi dan pada edisi kedua mengambil tema Tari Melayu. Telisik Tari tahun ini mengangkat tema “Ballet in Batavia” dengan menggelar :
Pertunjukan;
• Atien Kisam  feat Jakarta Ballet Dancers
• Maestro Andrew Peter Greenwood feat SMKN 57 Jakarta.
Lecture Performance “ Balet Sambal Matah”
• Rusdy Rukmarata
• Eki Dance Company
Moderator : Uli Herdinansyah.
Diskusi “Mengapa Ada Balet Indonesia?”
Pukul 13.30 – 15.30 WIB di Gedung Serbaguna Pascasarjana lantai 4, Institut Kesenian Jakarta, Taman Ismail Marzuki.
• Keynote speaker : Julianti Parani
• Pembicara :  Bambang Bujono, Sonya Indriati Sondakh, Ardianti Permata Ayu
• Moderator : Josh Marcy
Program “saling silang” ballet dengan betawi ini digagas Komite Tari DKJ sebagai apresiasi terhadap keberagaman budaya di Indonesia, yang dalam hal ini berusaha diwujudkan dalam dunia tari.
Program Telisik Tari Balet DKJ bertujuan untuk mengajak para seniman, khususnya seniman tari, untuk lebih mengenal dan mengetahui bagaimana tari balet masuk ke Indonesia secara kesejarahan, dan bagaimana peran tari balet terhadap perkembangan seni tari di Indonesia, tidak hanya pada tari modern melainkan juga pada tari tradisi dan kontemporer.
Dengan adanya program ini, diharapkan menjadi salah satu usaha untuk menggali untaian sejarah yang kemudian bermanfaat bagi perkembangan kebudayaan di Indonesia, khususnya seni tari.
Yola Yulfianti Ketua Komite Tari DKJ menyatakan, program ini membaurkan batas yang ada dalam budaya kita, sehingga bukan saja bisa memperkaya satu sama lain, antara balet dan betawi, juga menghargai perbedaan yang ada di sekitar kita.* (HER)