I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau biasa disapa Ari Askhara /Ist

JAKARTASATU.COM – Tragis, siapa sangka mendadak karier I Gusti Ngurah Askhara Danadiaputra alias Ari Askhara di PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, harus terjun bebas pada Kamis (5/12) kemarin.

Bagaimana tidak tiba-tiba secara terbuka di hadapan publik, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengumumkan telah mencopot Ari dari jabatannya sebagai dirut menyusul skandal penyelundupan Harley Davidson dan sepeda Brompton dengan pesawat Airbus Neo baru maskapai tersebut.

“Saya sebagai Kementerian BUMN akan memberhentikan Direktur Utama Garuda,” ujar Erick tegas di hadapan awak media yang hadir di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Kamis (5/12).

Sontak setelahnya, Ari pun menjadi bulan-bulanan ekspose media. Apa pun yang terkait dengannya, apalagi yang negatif akan dijadikan sumber berita. Dugaan aib dan kesalahan lama pun juga diungkap tanpa terkecuali.

Bahkan Menteri Perhubungan Budi Dharma pun sampai menyatakan bahwa di antara semua Board of Directour (BOD) Garuda, hanya dirinya yang cela.

“Saya lihat bahwa direksi Garuda sekarang, selain dirut, memiliki kapasitas yang baik,” ujar Budi di kantornya, Jakarta seperti yang dikutip kompas dotcom Kamis (5/12/2019).

Sampai akhirnya Ari pun angkat bicara mengenai pencopotannya tersebut.
Secara legowo ia mengaku menerima semua keputusan pemegang saham terbesar Garuda Indonesia, dalam hal ini Kementerian BUMN, terkait kariernya di maskapai tersebut.

“Mengacu hasil press conference oleh pemegang saham mayoritas,” kata Ari seperti dilansir bisnis dotcom pada Jumat (6/12).

“Kami akan selalu menghormati serta mematuhinya sesuai ketentuan dan aturan yang berlaku.”

Namun selain pernyataan tersebut, Ari sepertinya enggan memberikan keterangan apa pun perihal penyelundupan kendaraan-kendaraan mewah yang didalangi hobinya tersebut.

Padahal, sikap ini seolah menguatkan dugaan bahwa Ari benar terlibat aktif dalam praktik penyelundupan yang merugikan negara hingga Rp1,5 miliar tersebut.

Meski terlihat pasrah akan nasib buruk yang menimpanya, namun Ari menolak bila disebut telah gagal memperbaiki kinerja Garuda Indonesia.

Ari yakin dirinya telah berusaha semaksimal mungkin untuk membenahi Garuda Indonesia yang saat dirinya diangkat sebagai dirut masih mencatat kerugian besar.

Kini, ungkap Ari, Garuda Indonesia telah mengalami peningkatan dari segi kinerja keuangan. Apa yang ia lakukan telah disesuaikan dengan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 12 September 2018 lalu, yakni untuk menyelamatkan Garuda Indonesia.

Nah, konon sebaik-baiknya orang selalu ada buruknya. Pun seburuk-buruknya orang selalu ada baiknya. Sekarang tinggal baik atau buruknya yang tengah menonjol? Semoha kasus ini membawa kebaikan bagi Garuda Indonesia.|WAW