Konferensi tentang 'Bagaimana Sustainability Development Goals (SDGs) PBB Dapat Membantu Bisnis di Indonesia Bertumbuh'/Ist

JAKARTASATU.COM – 11 Desember 2019, Sejak Pemerintah Republik Indonesia berfokus pada komitmen pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals – SDGs), perusahaan di Indonesia juga memanfaatkan SDGs untuk mengurangi potensi konflik di wilayah operasi mereka, sembari membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan pemerintah. SDGs tidak hanya menjadi sistem manajemen risiko dan reputasi dan pada dasarnya menyoroti dan mengatasi kesenjangan besar dalam pembangunan yang ada, namun juga menghadirkan peluang besar bagi perusahaan Indonesia untuk mengembangkan pasar dan penawaran yang sejalan dengan masyarakat dan lingkungan.

Sejalan dengan fokus terhadap SDGs yang berkembang di Indonesia, PT Grundfos Pompa berkolaborasi dengan RIG Manajemen Risiko di Bina Nusantara (BINUS) University, Jakarta, Indonesia, menyelenggarakan sebuah konferensi tentang ‘Bagaimana Sustainability Development Goals (SDGs) PBB Dapat Membantu Bisnis di Indonesia Bertumbuh’ di Jakarta hari ini. Dalam  konferensi tersebut, Giancarlo Roggiolani, General Manager – Grundfos Indonesia & Filipina, Amalia Adininggar Widyasanti ST, Msi, M.Eng., PhD, Penasihat Senior untuk Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional untuk Ekonomi & Pembiayaan, Kepala Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Republik Indonesia dan Zulfira Warta, Climate & Energy Manager, World Wide Fund (WWF)- Indonesia mempresentasikan mengenai manfaat dan dampak dari SDGs terhadap bisnis. Yang Mulia, Rasmus A. Kristensen, Duta Besar Denmark untuk Indonesia juga hadir dan berbicara mengenai praktik SDG terbaik di Denmark.

Kinerja Indonesia pada dua fokus SDGs – Menangani Perubahan Iklim dan Penanganan Bencana serta Pembiayaan Pembangunan Inovatif telah bergerak ke arah yang benar. Menurut SDG Business Hub, Pembangunan Rendah Karbon telah menjadi keharusan dalam agenda perencanaan pembangunan nasional dan selama 2010-2017, emisi gas rumah kaca (Green House Gases – GHG) telah berkurang sebesar 22,5% dari akumulasi awal sebesar 13 miliar ton CO2e, dan intensitasnya pun berkurang 27% dari baseline 560-ton CO2e per miliar rupiah. Selain itu, selama 2010-2017, peningkatan manajemen bencana telah mengurangi kerugian ekonomi langsung sebesar IDR 7 triliun dan Indeks Risiko Bencana telah berkurang sebesar 23,97% (2018). Dengan berfokus pada Pembiayaan Pengembangan Inovatif, instrumen inovatif, termasuk Green Sukuk, investasi keuangan maupun untuk dampak sosial telah memanfaatkan aliran sumber daya baik dari perusahaan publik maupun swasta untuk pembiayaan SDG. SDGs Financing Hub juga telah dibentuk untuk mengurangi kesenjangan pembiayaan dan mengimplementasikan sumber pembiayaan inovatif melalui kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

Manfaat yang didapatkan bisnis yang selaras dengan SDG utama Indonesia PT Grundfos Pompa, perusahaan teknologi pompa dan air global, adalah pendukung kuat keberlanjutan dan menjadi contoh bagaimana bisnis dan masyarakat dapat memperoleh manfaat dengan mengadopsi dan selaras dengan SDGs. Perusahaan telah berkontribusi di Indonesia dalam beberapa inisiatif utama seperti mempromosikan konservasi energi melalui penggunaan pompa hemat energi, solusi tangguh untuk mitigasi banjir dan menyediakan akses ke air bersih bagi masyarakat. PT Grundfos Pompa juga telah menciptakan model keuangan ‘bayar-sesuai-penggunaan’ untuk mendorong pengadopsian pompa hemat energi.

Sebagai contoh, menurut data pelanggan PT Grundfos Pompa, mereka telah terbukti menghemat biaya rata-rata hingga Rp4,4 miliar per tahun dengan menggunakan pompa yang hemat energi. Penghematan biaya dihasilkan dari peningkatan efisiensi energi hingga rata-rata 3,2 kWH per tahun. Data tersebut, yang dihasilkan dari 22 pelanggan perusahaan dari 2015 hingga 2018, membuktikan bahwa adopsi SDG dari PBB dapat membantu bisnis di Indonesia untuk menghemat lebih banyak dan bertumbuh lebih jauh.

Berbicara di konferensi ini, Giancarlo Roggiolani, General Manager – Grundfos Indonesia & Philippines, mengatakan “PT Grundfos Pompa telah membantu pelanggan memenuhi kebutuhan mereka dalam efisiensi energi dan konservasi air melalui solusi teknologi pompa dan air. Kami telah menekankan pada SDG #6 (air bersih dan sanitasi) dan SDG #13 (aksi iklim) dalam operasional bisnis kami yang berkelanjutan, di mana kami dengan bangga dapat membuktikan bahwa penggunaan pompa hemat energi dapat membuat banyak bisnis untuk berhemat. Kami hadir untuk membantu bisnis di Indonesia memulai perjalanan transformasi mereka dan menjalankan bisnis yang lebih berkelanjutan.”

Konferensi tentang ‘Bagaimana Sustainability Development Goals (SDGs) PBB Dapat Membantu Bisnis di Indonesia Bertumbuh’/Ist

Amalia Adininggar Widyasanti ST, Msi, M.Eng., PhD, Penasihat Senior untuk Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional untuk Ekonomi dan Pendanaan, Kepala Sekretariat Nasional Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) Republik Indonesia, menambahkan, “Indonesia telah secara aktif mendukung SDGs dari sudut pandang negara dan bisnis. Peraturan Presiden tentang Implementasi SDG diberlakukan pada tahun 2017 dan sejak itu, Bappenas telah berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan utama dalam inisiatif mendukung implementasi SDGs di Indonesia. Perusahaan dapat memainkan peran strategis sebagai mitra Pemerintah Republik Indonesia untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan ini. SDGs adalah milik kita dan semua orang diharapkan berkontribusi sesuai kapasitas dan perannya masing-masing. Mengingat skala, ruang lingkup dan kompleksitas agenda pembangunan ekonomi, sosial, dan pola pikir transformasi lingkungan, yang terjadi karena SDGs, tidak ada satupun sektor pemerintah, bisnis, masyarakat sipil atau akademisi – akan dapat menjalankan transformasi itu sendirian. Perusahaan dengan kapasitas mereka untuk meningkatkan akuntabilitas dan mendorong partisipasi, serta menerapkan model bisnis baru dapat memainkan peran kemitraan yang penting dengan lembaga pemerintah dan menciptakan nilai bersama. ”

Testimoni lain datang dari Yang Mulia, Rasmus A. Kristensen, Duta Besar Denmark untuk Indonesia, yang mengatakan, “Denmark banyak berinvestasi dalam kerja sama kami dengan Indonesia terkait dengan SDGs. Salah satu inisiatif tersebut adalah Kemitraan untuk Pertumbuhan Ekonomi Hijau dan Tujuan Global (Partnering for Green Growth and the Global Goals – P4G), yang merupakan inisiatif Denmark yang dimulai beberapa tahun yang lalu dengan tujuan membina kemitraan publik-swasta melalui implementasi tujuan pembangunan berkelanjutan. Ada banyak potensi bagi Indonesia untuk mendapat manfaat dari kemitraan ini. Inisiatif lain di Lombok, yang telah kami kembangkan adalah rencana energi yang komprehensif, dengan proyeksi menunjukkan bahwa pulau tersebut benar-benar dapat mencapai hampir 60 persen energi terbarukan pada tahun 2030, dengan harga yang sama atau lebih murah daripada pembangkit energi berbahan bakar batu bara atau fosil. Kami telah berhasil menunjukkan bahwa go green dan transisi menuju energi terbarukan tidak hanya layak dan secara teknologi memungkinkan, namun juga dapat menjadi pilihan termurah yang tersedia. Sehingga, perusahaan di Indonesia yang mengadopsi SDG ke dalam model bisnis mereka tidak hanya akan mendapatkan keuntungan lebih besar, namun juga akan membantu meningkatkan perekonomian Indonesia dan menyelamatkan lingkungan.”

Pada konferensi tersebut, Zulfira Warta, Climate & Energy Manager, World Wide Fund (WWF) – Indonesia juga hadir dan menyampaikan, “Kami di WWF Indonesia mendukung target ambisius untuk meningkatkan kontribusi energi terbarukan sesuai dengan permintaan energi nasional dan target NDC Indonesia untuk pengurangan emisi. Meningkatkan solusi energi terbarukan berbasis alam akan memastikan dampak positif terhadap ketahanan iklim ekonomi dan masyarakat. Ini akan menjaga kelestarian lingkungan secara berkelanjutan dan akan memudahkan terhadap akses dan distribusinya. Kami juga menghubungkan fokus SDG #7 ini dengan SDG #6, #13, #14, dan #15. WWF Indonesia memahami potensi besar bagi perusahaan dan pelaku sektor swasta lainnya untuk berperan aktif dalam mencapai target ini di Indonesia.” |MAY/WAW