Hendrajit Direktur Eksekutif Global Future Institute/ist

Oleh Hendrajit, Wartawan Senior.

Yang jelas Pancasila itu tidak bebas nilai, dan juga tidak bebas sejarah. Karena erat kaitannya dengan proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Pancasila lahir sebagai local genius bangsa yang dipersonifikasikan oleh Sukarno, Hatta, Agus Salim, Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadikusumo, Sam Ratulangi, Latuharhari, Supomo, Abikusno Cokrosuyoso, dan Rajiman Widiodiningrat.

Para founding fathers tersebut berisjtihad mencari dan menemukan liku liku jiwa asli bangsa yang merupakan saripati budaya Indonesia. Mengenali dan menemukan sejatinya geopolitil Indonesia.

Inilah password buat memahami Pancasila. Pancasila lahir buat memenuhi urgensi jamannya. Tanpa masuk dulu dengan password ini, Pancasila menolak dirinya untuk dipahami.

Maka yang terjadi kemudian, perdebatan tentang Pancasila menjelma jadi perdebatan menurut pikirannya sendiri sendiri dengan membawa bawa Pancasila.

Ironisnya, perdebatan model gini justru dipicu dari awal dengan menggunakan password yang salah. Presiden tidak paham Pancasila.

Hal ini malah jadi prakondisi untuk memanggungkan orang orang yang punya paham sendiri-sendiri dan ideologi sendiri-sendiri, yang menjauh dari spirit Proklamasi 17 Agustus 1945.

Makanya dari awal saya bilang, Pancasila tidak bebas nilai, apalagi bebas sejarah.