Penampilan terbaru Eks Direktur Keuangan Jiwasraya periode 2008-2018/Detikcom

JAKARTASATU.COM – Setelah heboh dikabarkan kabur ke London untuk menghindari dakwaan yang mungkin ditimpakan kepadanya terkait masalah yang merundung PT Asuransi Jiwasraya Tbk (Persero), akhirnya Mantan Direktur Keuangan Jiwasraya periode 2008-2018, Hary Praasetyo buka suara.

Kepada detikcom (19/12/2019) akhirnya Hary mengklarifikasi keberadaannya. “Saya tidak kabur, saya ada di Jakarta,” ujar Hary di sebuah kafe di Jalan Surabaya, Jakarta Pusat, seperti yang dikutip Kamis (19/12/2019).

Hary menegaskan bahwa ketika disangkakan bermacam-macam, selama ini dirinya tetap berada di Indonesia dan tidak ada niatan sama sekali untuk kabur. Bahkan bukan hanya dirinya, mantan atasannya eks Direktur Utama Jiwasraya 2008-2018, Hendrisman Rahim yang  juga dikabarkan kabur ke Madrid Spanyol juga masih di Indonesia.

“Saya taat dalam proses hukum. Saya dan Pak Handrisman juga di Jakarta,” tandas Hary seolah mewakili sikap mereka berdua.

Hary mengaku perannya di Jiwasraya sejak ditarik ke perusahaan asuransi berpelat merah itu adalah seperti mengangkat kapal yang terancam karam. Selama 10 tahun menjadi Direktur Keuangan, Hary bersama Jiwasraya justru melakukan sejumlah langkah yang menurutnya menyelamat keberlangsungan perusahaan tersebut.

Seperti dilansir detikcom (19/12/2019), hasil dari strategi yang dilakukannya berhasil mengukir  peningkatan 10 kali lipat. Hary mempersilahkan dilihat datanya, saat awal masuk ke Jiwasraya, aset Jiwasraya di angka Rp 4 triliunan dan saat ia meninggalkan Jiwasraya naik 10 kali lipat menjadi Rp 40 triliun lebih.

“Saya, kami cinta sekali Jiwasraya, 10 Tahun kami dedikasikan secara profesional untuk mengangkat Jiwasraya,” aku Hary haru.

Nah, setelah ditinggalkanyalah maka Jiwasraya justru terpuruk dan terbelit masalah seperti banyak nasabah gagal bayar hingga puncaknya, Jaksa Agung ST Burhanuddin menyatakan ada korupsi di Jiwasraya.

Jelas masalah mulai terjadi justru pada era manajemen baru PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Perusahaan ini mengaku tidak akan sanggup membayar polis JS Saving Plan milik nasabah senilai Rp 12,4 triliun yang jatuh tempo mulai Oktober-Desember 2019. Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu perusahaan juga sempat melakukan penundaan pembayaran klaim kepada nasabah produk Saving Plan.

Kasus tertundanya pembayaran di 2018 dan berlanjut dengan gagal bayar di 2019 tersebut menurut Hary bisa dibilang baru pertama terjadi. Hary memastikan, perusahaan tak pernah mengalami gagal bayar sebelumnya.

“Selama 10 tahun kami menjabat, tidak pernah terjadi yang namanya gagal bayar. Pembayaran terlambat saja tidak pernah terjadi,” papar Hary seperti yang dikutip detikcom (19/12/2019).

Jokowi menegaskan, masalah di Jiwasraya ini terjadi sejak 10 tahun lalu, atau sejak era Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono/cnnindonesia.com

Pernyataan Hary Prasetyo ini bisa jadi merupakan bantahan terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahwa PT Asuransi Jiwasraya Tbk (Persero), sudah bermasalah sejak zaman pemerintahan SBY.

Kepada awak media yang mewawancari secara jelas Jokowi menegaskan, masalah di Jiwasraya tersebut telah terjadi sejak 10 tahun lalu, atau sejak era Presiden keenam Susilo Bambang Yudhoyono.

“Ini persoalan yang sudah lama sekali 10 tahun yang lalu, problem ini yang dalam 3 tahun ini kita sudah tahu dan ingin menyelesaikan masalah ini,” kata Jokowi saat berbincang dengan wartawan di Balikpapan, Rabu (18/12/2019).

Jika benar yang dikatakan Hary Prasetyo berarti yang dikatakan Jokowi tentunya tidak benar. Mungkin itulah sebabnya SBY malah tertawa ketika mengetahui pernyataan Jokowi tersebut dan meminta kader Partai Demokrat untuk membantu Jokowi mencari solusinya.|WAW