Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (Gitet) transmisi Jawa bagian timur dan Bali/IST

JAKARTASATU.COM – Sesuai dengan permintaan pemerintah, PT PLN (Persero) berkomitmen untuk bisa menurunkan tarif listrik bagi golongan industri besar agar lebih rendah dibanding dengan negara lain.

PLN diberi target dari pemerintah ‎untuk membuat tarif industri besar Indonesia menjadi yang termurah di Asia Tenggara (Asean), begitu dikatakan Pelaksana tugas Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani. Padahal saat ini tarif listrik golongan pelanggan industri bes‎ar di Indonesia per 19 Oktober 2019 sudah mencapai Rp 997 per Kilo Watt hour (KWh) dan menjadi yang paling murah ke dua setelah Malaysia yang mematok tarif Rp 984 per KWh.

“Tentunya ini tidak main-main.Kami tidak bisa hanya menarik angka saat ini. Alhamdulilah lebih baik dari negara-negara Asean. Ini sangat tergantung dari asumsi kurs dan sebagainya,” kata Inten dalam rapat koordinasi kesiapan PLN melistriki industri smelter, di Kantor Direktorat Jenderal Ketenaga Listrikan, Jakarta (20/12/2019).

Adapun strategi untuk membuat tarif listrik industri besar di Indonesia lebih murah, menurut Inten PLN akan menyiasatinya dengan membangun transmisi untuk mengalirkan listrik dari pembangkit ‎yang biaya pokok produksinya murah ke wilayah yang masih menggunakan listrik dari pembangkit dengan biaya pokok produksi tinggi.

“Upaya kerja keras kami yag akan kami wujudkan adalah pertama transmisi,” tekadnya.

Salah satu kendala PLN ‎dalam membangun transmisi adalah pembebasan lahan. Untungnya untuk keperluan tersebut, PLN telah mendapat komitmen dari Kementerian Agraria dan Tata Ruang (ATR) dalam hal membantu pembebasan lahan. Inten mengungkapkan,

“Mudah-mudahan ini hari bBai, melaksanakan pekerjaan rumah kita masing-masing. PLN akan selesaikan bottle neck jaringan transmisi,” pungkas Inten penuh harap. |WAW