Foto Doc. Rumah Kreatif Wajiwa

JAKARTASATU.COM – Mengenal Wajiwa Bandung Dance Theater dan Rumah Kreatif Wajiwa tidak terlepas dari sosok seorang seniman berdarah Minang, Alfiyanto sebagai pemilik sekaligus bertindak sebagai art director, pelatih utama dan koreografer. Tempat dan Komunitas yang konsisten menggali dunia kepenarian ini berlokasi di Jalan Tirtawang II, Ciganitri, Desa Lengkong, Kecamatan Bojongsoang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Menurut Alfiyanto, Wajiwa Bandung Dance Theater merupakan sebuah komunitas tari yang bergerak dibidang persoalan ketubuhan tari itu sendiri, berdiri pada tahun 2006 yang terbentuk dari semangat kreativitas di kampus Institut Seni Budaya Indonesia (STSI) yang sekarang menjadi Institut Seni Budaya Indonesia (Bandung).

“Seiring dengan perjalanan waktu dan geliat kreativitas Wajiwa mempunyai keinginan untuk mengembangkan aktivitas kreativitas diluar kampus ISBI Bandung. Puji Syukur kepada Tuhan  Yang Maha Esa pada tahun 2013 keinginan tersebut terealisasikan dengan memiliki sebuah tempat dengan membeli sebidang tanah ukuran luas tanah 230M yang di fungsikan sebagai tempat tinggal dan ruang seni dengan konsep halaman sebagai tempat aktivitas berkesenian,” ujar Alfiyanto, Kamis (2/1/2020).

Jelas Alfiyanto, tempat ini merupakan wadah untuk memfasilitasi semangat  proses dan kreativitas seluruh anggota Wajiwa. Tempat ini deberi nama Rumah Kreatif Wajiwa.

Alasan pemilihan Kampung Ciganitri, Buah Batu Bandung sebagai tempat aktivitas seni Rumah Kreatif Wajiwa diantaranya karena melihat kondisi kampung Ciganitri dan masyarakat aslinya. Kampung Ciganitri awalnya merupakan daerah agraris yang sekarang sudan berubah menjadi kampung urban, desa menjadi kota karna diserbu oleh para perusahaan pengembang properti, sehingga pembangunan kawasan perumahan elit, tempat bisnis, dan kawasan kota mini mengorbankan sawah, ladang dan balong ikan para penduduk asli. Mereka kehilangan mata pencarian, dan tergeser dari tanahnya sendiri. Persoalan ini menimbulkan banyak masalah, mulai dari beralih profesi, bertambahnya pengangguran terutama tenaga produktif kalangan usia muda, sehingga  tingkat kejahatanpun meningkat. Disamping itu persoalan ekonomi, sosial, dan budaya juga tidak dapat dihindari.

“Berdirinya Rumah Kreatif Wajiwa semakin memancing ide dan gagasan-gagasan liar untuk segera diwujudkan kedalam karya tari juga diaplikasikan ke dalam beberapa program, diantaranya pemberdayaan masyarakat lingkungan Rumah Kreatif Wajiwa melalui seni tari,” paparnya.

Alfiyanto juga menyampaikan, program ini melibatkan masyarakat kampung Ciganitri dan sekitarnya mulai dari usia anak-anak, remaja, dewasa, dan orang tua dengan program inkubasi seni yang berkelanjutan. Rumah Kreatif Wajiwa menjadi angin segar bagi Wajiwa untuk melakukan penggenerasian, melanjutkan serta mengembangkan materi-materi pelatihan yang telah dilakukan semenjak tahun 2006.

“Aktivitas dan kreativitas di Rumah Kreatif Wajiwa berbeda dari komunitas tari dan sanggra-sanggar tari pada umumnya, akan tetapi di samping materi tari dan kreativitas tari sebagai materi utama juga menghadirkan beberapa metode pelatihan dan program pendamping yang dapat mendukung aktivitas dan kreativitas tari sebagai kompetensi utama, yang diberi nama literasi tubuh, diantaranya literasi raga, literasi rasa, literasi khayal, literasi empati, dan apresiasi,” tandasnya.

Untuk membangun kepekaan terhadap lingkungan Alfiyanto juga tidak segan-segan mengajak anak didiknya berlatih di sawah, bergulat dengan air dan lumpur. “Kami melatih di sawah agar anak-anak benar-benar merasakan sawah, memperkaya pengalaman tubuhnya dengan melakukan eksplotasi gerak dengan bebasnya,” ungkapnya.

Tambah Ailfiyanto, Wajiwa bergerak di gendre tari Kontemporer yang selalu berpijak pada budaya lokal dan mengakar di tanah sendiri. Seluruh siswa Wajiwa sebelum di giring keranah tari kontemporer mereka dibekali terlebih dahulu tari tradisi (Sunda), mulai dari usia anak-anak sampai dewasa. Proses kreativitas tari kontemporer sangat besar manfaatnya bagi anak-anak, disamping untuk melahirkan penari yang memiliki rasa gerak, juga menggali kecerdasan-kecerdasan tubuh, fikir dan daya khayal anak, sehingga tanpa kita sadari proses ini juga bermanfaat dalam pembentukan karakter anak. Metode Wajiwa sudah sering di publikasikan ke berbagai daerah dan berbagai ivent (dalam provinsi dan luar provinsi), baik dalam bentuk workshop maupun seminar.

Banyak karya yang telah dihasilkan oleh Wajiwa dan banyak event ataupun festival yang diikuti, baik lokal ataupun internasional. Wajiwa selalu bergerak dipanggung konfensional (live on stage) maupun di media digital dan screen seperti Dance Film, dan perosses sepanjang itu di tahun 2018 Wajiwa memperoleh Anugerah Budaya dari pemerintah Kota Bandung serta tahun 2019 sebagai salah satu karya seni unggulan Jawa Barat.*l HER-Biro Bandung