JAKARTASATU.COM – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Dispusipda) Jabar menggagas Kotak Literasi Cerdas (Kolecer) yang bertujuan untuk meningkatkan minat baca wargi Jabar.

Bagi pengelola Kolecer Kab. Bandung Elis Ratna Suminar, Kolecer merupakan ruang pengobatan berbagai masalah emosional dan mental lewat buku atau dikenal dengan nama bibliotherapy.

“Itu inovasi yang kami hadirkan. Kami percaya bahwa buku tidak hanya sebatas bacaan, ada sisi-sisi lain dari buku yang bisa menghadirkan kebahagiaan. Kami melakukan bibliotherapy kepada Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), skizofrenia, bipolar, dan orang-orang yang memiliki kecemasan tinggi,” kata Elis usai menghadiri acara TEPAS di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (10/1/20/20).

Tambah Elis, anak-anak korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) maupun anak-anak yang memiliki kecerdasan kinetik (hiperaktif) tidak luput dari perhatiannya.

Jika masyarakat yang memiliki masalah emosional dan mental mengunjungi Kolecer, Elis akan membacakan buku-buku terapi, seperti Cara Memaafkan.

“Setelah dibacakan buku-buku terapi, mereka akan lebih tenang dalam menjalani hidup. Kami juga menghadirkan Servis Hati yang di dalamnya ada anak-anak korban KDRT. Terapi kami berikan agar mereka bisa melupakan pengalaman tidak baiknya dan berbahagia,” Papar Eiis.

Jelas Elis, sejak Kolecer diluncurkan dirinya sudah menerapi 52 Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dan membina 80 anak jalanan. Bibliotherapy sendiri dihadirkan Elis karena dia percaya bahwa Kolecer harus memiliki impak bagi masyarakat, selain meningkatkan minat baca.

“Jumlah kunjungan masyarakat ke Kolecer Kabupaten Bandung itu rata-rata 1.200 per bulan. Dan 20 persen di antaranya adalah individu-individu yang memiliki masalah dengan emosi maupun jiwanya,” ungkapnya.

Sedangkan pengelola Kolecer Kab. Cianjur Dini Dwi Widya, Wowo –boneka lucu milik Dini—adalah wujud inovasi Kolecer di tempatnya. Sebagai pengelola Kolecer, dia yang merupakan pendongeng ini memotivasi anak-anak untuk membaca lewat cerita Wowo.

“Sekitar 60 persen (ke Kolecer) itu anak-anak karena ada boneka khusus yang menggaet anak-anak untuk datang, sisanya 30 persen remaja dan 10 persen orang dewasa,” kata Dini.

Papar Dini, selain membaca dan mendengarkan dongeng, banyak kegiatan lain di Kolecer Kab. Cianjur yang digelar bersama komunitas, di antaranya edukasi pengolahan sampah dan Operasi Tangkap Tangan kantung plastik untuk ditukar dengan tas belanja ramah lingkungan bersama Zero Waste Cianjur.

“Kegiatan itu juga jadi magnet orang-orang sekitar. Selain itu, warga sekitar alun-alun dan pendopo malah sudah biasa sebelum madrasah, mampir dulu ke Kolecer,” jelas  Dini.*l HER-Biro Bandung