by Tarmidzi Yusuf

وَمَكَرُوا وَمَكَرَ اللَّهُ ۖ وَاللَّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

“Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allah membalas tipu daya mereka itu. Dan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya” (QS. Ali Imran: 54)

Rezim hasil tipu daya bisa saja menipu manusia. Tapi tidak untuk Allah subhanahu wata’ala.

Pelan dan pasti satu persatu Allah Ta’ala buka kecurangan dan kejahatan rezim curang dan culas ini. Curang karena manipulasi suara. Sedangkan disebut culas karena semua BUMN rontok, ekonomi hancur, utang menggunung, korupsi dan perampokan BUMN makin menggila.

Bila semua BUMN rontok hilanglah ekonomi konstitusi seperti amanah UUD 1945 pasal 33. Tragis dan prihatin cita-cita pendiri bangsa rusak oleh para pengkhianat bangsa.

Skandal perampokan Jiwasraya 13,7 trilyun belum tuntas. Kini Allah buka lagi skandal baru. Skandal PT. ASABRI senilai 10 trilyun.

ASABRI adalah BUMN yang bergerak dibidang Asuransi Sosial dan pembayaran pensiun khusus untuk Prajurit TNI, Anggota Polri, PNS Kementerian Pertahanan Republik Indonesia dan POLRI.

Selain skandal Jiwasraya dan Asabri kini datang lagi skandal baru. Kasus suap komisioner KPU Wahyu Setiawan 900juta yang ditangkap KPK bersama Saeful Bahri staf Hasto Kristiyanto Sekretaris Jenderal PDIP. Menurut pengakuan Saeful Bahri uang suap berasal dari Hasto Kristiyanto. Rumornya Hasto Kristiyanto sempat sembunyi di PTIK dari kejaran KPK.

Ujian bagi Megawati untuk membuktikan tidak akan melindungi kadernya yang korupsi. Kitapun tahu, Hasto Kristiyanto orang yang lantang bersuara merasa paling Pancasila. Kita tunggu akankah HK juga berompi orange khasnya KPK.

Orang yang berkoar-koar merasa paling Pancasila terjerat kasus suap. Ada pula kader PeKaBe berkoar-koar NKRI harga mati yang menjabat Bupati Sidoarjo terpaksa pake rompi orange KPK.

Orang yang selama Pilpres kemarin berkoar-koar pemilu bersih akhirnya terciduk KPK. Cermin bahwa KPU menyimpan skandal lebih besar, jual beli suara Pilpres dan Pileg 2019. Tidak menutup kemungkinan manipulasi suara Pilgub Jawa Barat 2018. Track reccord KPU membuat kita berspekulasi seperti ini.

Apa yang penulis yakini selama ini bahwa Pilpres 2019 melahirkan ‘Presiden Spanyol’ alias presiden separoh nyolong pelan dan pasti akan Allah Ta’ala buka. Bisa saja manusia berkonspirasi untuk melegalkan ‘Presiden Spanyol’ tapi tidak bagi Allah. Sangat mudah bagi Allah untuk membongkar persekongkolan jahat ini.

Kita berharap skandal suap komisioner KPU tidak hanya berhenti di Wahyu Setiawan dan Saeful Bahri. Mudah-mudahan ini adalah pintu awal untuk membuka tabir kejahatan KPU dan Penguasa dalam Pilpres 2019 yang berdarah-darah dengan meninggalnya ratusan petugas pemilu dan kecurangan hitung suara. Aamiin Ya Rabbal ‘Alamin.

Bandung, 16 Jumadil Awwal 1441/11 Januari 2020