Buku Tiga Jaman Agus Lenon/IST

OLEH: Wahyu Susilo, Aktivis Pembela Buruh Migran, adik Wiji Thukul

 

Tiga buku itu adalah tiga jaman Agus Edy Santoso aka Agus Lenon dalam dunia perbukuan. Buku kecil Transformasi Masyarakat Indonesia! diterbitkan Kelompok Studi Proklamasi (dimana Agus Lenon menjadi salah satu penggeraknya) ketika kelompok studi menjadi salah satu pilihan mahasiswa mengkritisi Orde Baru. Aku mendapatkan buku ini ketika masih SMA, diberikannya ketika mengunjungi kangmasku Wiji Thukul. Seingatku dia juga yang mengedit dan menerbitkan tulisan2 Nurcholis Madjid.

Buku Di Bawah Lentera Merah karya Soe Hok Gie diterbitkan pertama kali oleh Frantz Fanon Foundation. Edisi pertama sebelum dicetak oleh Bentang Pustaka jilidnya agak buruk, mudah brodhol. Buku ini diterbitkan oleh FFF, organisasi yang dibuat Agus yang gak pernah ada kantornya. Kalau kutanya dijawabnya FFF itu OTB (organisasi tanpa bentuk), bentuknya buku. Buku ini beredar di ujung masa Orde Baru, menjadi bacaan aktivis anti Soeharto. Kalau gak salah masuk list buku yang dilarang oleh Kejaksaan Agung.

Buku ketiga, Demokrasi Untuk Indonesia karya Hasan Muhammad Tiro diterbitkan Teplok Press setelah Soeharto jatuh. Berbareng rame2 tuntutan referendum Aceh. Penerbit Teplok Press juga menerbitkan Madilog, Das Kapital dan beberapa buku politik lainnya.

Bagi sebagian orang, menganggap Agus Lenon adalah orang yang tak pernah lepas dari buku. Aku beruntung beberapa kali mendapat beberapa buku politik dari dia sejak SMA hingga jadi mahasiswa, bahkan dapat tugas menyebarkannya. Berkat ulahnya kini aku jadi suka banget ama buku.

Selamat jalan Agus Lenon. Damai disana. Kalau ketemu simbok, salam ya. Dia pasti akan masak sayur tahu pedas kesukaanmu. Oya, dulu kamu kalau ke rumahku langsung masuk ke dapur yang sempit nyelonong ambil makan.

*) Tulisan ini telah dipublikasikan dalam FB Wahyu Susilo tertanggal 11 Januari 2020.