Peluncuran Logo Baru TVRI era Kepemimpinan Helmy Yahya/IST

JAKARTASATU.COM – Sesuai dengan siaran pers bertajuk ‘Pemberhentian Dengan Hormat Sebagai Direktur Utama LPP TVRI’ yang disebarkan, resmi sudah Helmy Yahya dicopot oleh Dewan Pengawas (Dewas) TVRI dari jabatannya sebagai Direktur Utama TVRI secara tiba-tiba. Padahal posisi Dirut ini seharusnya dijabatnya dari tahun 2017-2022. Tentu saja akibat pencopotan Helmy dari Dirut TVRI ini mengundang banyak kekagetan dari beberapa kalangan masyarakat.

Sebab, sebenarnya kehadiran Helmy di TVRI telah dianggap mampu mengubah citra lawas TVRI sebagai televisi yang jadul, kuno, atau ketinggalan zaman, menjadi sosok televisi yang kekinian.

Kabarnya tak bosan-bosan resep-resep agar TVRI tetap nampak awet muda dan energik meski sebenarnya usia yang dimilikinya sudah tua dan terus menua, terus disuntikan Helmy ke dalam tubuh TVRI.

Sebut saja dari sisi sumberdaya manusia (HRD), menurut Helmy tak bisa dipungkiri bahwa kualitas sumber daya manusia (SDM) di TVRI itu belum maksimal. Hal tersebut bisa dilihat tdari usia mayoritas karyawan yang sudah menginjak setengah abad, atau melebihi 50 tahun! Selain SDM di sisi lainnya beberapa peralatan TVRI juga sudah using atau ketinggalan zaman.

Masalah posisi TVRI sebagai TV pemerintah yang notabene memiliki perlakuan istimewa sejak pendirian, karyawan TVRI menurut Helmy juga tidak terbiasa untuk bersaing dengan TV-TV swasta lainnya. Karena itulah seperti yang pernah dilansir goodnewsfromindonesia.id (7/10/2019) lampau, Helmy melontarkan ide untuk membuat tagar #wefightback.

Keberadaan tagar ini diharapkan bisa berfungsi sebagai pembangkit semangat, sesuai slogan yang dulu sempat sangat terkenal, yakni “Tontonan yang Jadi Tuntunan”, yang merupakan penerapan dari konsep to educate, to inform, dan to entertain.

Tak tanggung-tanggung Helmy juga melakukan gerakan peremajaan agar wajah TVRI semakin milenial. Tampilan layarnya mulai berubah, grafisnya berubah, dan cara menyusun pola juga berubah. Ada juga program-program untuk milenial, seperti live music band-band indie dan acara komedi Ria Djenaka Milenial. Pembawa berita atau anchor juga sangat milenial, yang membuat generasi milenial kembali melirik TVRI.

Ternyata, racikan obat awet muda yang diramu Helmy Yahya tersebut mujarab. Saat TVRI membuka lowongan 150 tenaga honorer, yang mendaftar membludak hingga mencapai 21.353 orang. Sungguh fantastis. Jumlah tersebut menunjukkan bahwa generasi muda Indonesia tak lagi menganggap TVRI sebagai stasiun tv yang katrok.

Tak berhenti di situ, Helmy juga melakukan Inovasi dalam hal pengadaan aplikasi TVRI Klik. Seperti yang dipaparkan goodnewsfromindonesia.com (7/10/2019), terobosan ini membuat siaran TVRI bisa diakses di manapun di seluruh dunia. Kini bahkan TVRI sudah memiliki empat kanal digital, yaitu nasional, lokal, pendidikan dan budaya, serta kanal 4 untuk sport yang gambarnya sudah HD.

Berbekal obat awet muda yang diracik Helmy Yahya di atas, pelan-pelan TVRI mampu kembali mengobati keriputnya karena usia dan mampu mulai bergaya seperti anak muda milenial.

Tentu saja upaya Helmy tersebut tidak bisa menunjukkan hasil yang cepat karena banyaknya kendala atau penyakit yang terlanjur mendekam di tubuh TVRI. Misalnya masalah anggaran. Sebagai televise public TVRI harus meng-cover seluruh wilayah Indonesia namun tidak boleh komersial.

Nah untuk keperluan tersebut maka dibutuhkan dana yang besar dalam produksi dan pengelolaan program-programnya. Ironisnya, anggaran TVRI yang didapat dari APBN, ternyata jauh di bawah rata-rata industri televisi yang ada. Dus karena itulah pengobatan yang dilakukan Helmy tidak berjalan cepat.

Lebih parah lagi, entah kenapa di tengah-tengah masa-masa kepemimpinannya, tiba-tiba Dewan Pengawas (Dewas) TVRI mengeluarkan surat keputusan pencopotan Helmy Yahya sebagai Dirut TVRI?

Seperti yang dilansir detikcom (17/1/2020), alasan Dewas adalah sebagai berikut:

Pertama karena Helmy Yahya tidak menjawab atau memberi penjelasan mengenai program siaran berbiaya besar antara lain Liga Inggris dari pelaksanaan tertib administrasi anggaran.

Kedua karena Dewas menilai ada ketidaksesuaian antara pelaksanaan rebranding TVRI dengan RKA tahunan LPP TVRI 2019 yang ditetapkan Dewan Pengawas. Dewas juga menyoroti mutasi pejabat struktural yang tidak sesuai norma standar, prosedur dan kriteria manajemen ASN.

Ketiga Dewas juga menilai Helmy melanggar beberapa Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik (AUPB) cfm UU No 30 tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan, yakni asas ketidakberpihakan, asas kecermatan dan asas keterbukaan.

“Terutama berkenaan penunjukan/pengadaan Kuis Siapa Berani,” kata Arief.

Seperti dilansir detikcom (17/1/2020), setelah memberhentikan Helmy Yahya, Dewas TVRI menunjuk Direktur Teknik LPP TVRI Supriyono menjadi Plt Dirut. Dewas juga menyurati Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal hal ini.

Sungguh mengenaskan. Helmy yang berupaya membuat TVRI bisa tetap awet muda dan panjang usia, dirinya justru gagal mempertahankan karirnya di TVRI agar bertahan lama ataau setidaknya menyelesaikan periode kepemimpinan yang telah ditetapkan.| WAW-JAKSAT