Bandara internasional Ngurah Rai, Bali/IST

JAKARTASATU.COM – Muncul pertama kali di kota Wuhan, China bagian timur, pada Desember 2019 kemarin, virus misterius yang mirip dengan virus SARS yang juga membuat geger dunia beberapa waktu lampau, kini kembali membuat heboh.

Pasalnya berdasarkan laporan laboratorium, selain telah menyebabkan dua korban meninggal, saat ini telah ada 41 kasus yang dikonfirmasi pihak laboratorium. Tetapi, para ahli di Inggris memperkirakan jumlahnya mendekati 1.700. Jumlah orang yang terinfeksi virus misterius yang muncul di China jauh lebih besar dari jumlah resmi, kata para ilmuwan seperti dikutip BBC (18/1/2020).

Penelitian ini dilakukan oleh Pusat Analisis Penyakit Menular Global MRC di Imperial College London, yang memberikan saran kepada berbagai lembaga dunia, termasuk pemerintah Inggris dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Terungkap, selain muncul pertama di Wuhan, kasus yang sama juga sudah memunculkan 2 kasus di Thailand dan 1 kasus di Jepang.

“Itu membuat saya khawatir,” kata ilmuwan wabah penyakit, Prof Neil Ferguson seperti dikutip bbc (18/1/2020).

“Kasus di Wuhan yang kemudian menyebarkan tiga kasus serupa ke negara lain menyiratkan akan ada lebih banyak kasus daripada yang sudah dilaporkan,” imbuh Prof Ferguson khawatir.

Memang sampai saat ini tidak memungkin untuk mendapatkan angka yang pasti, namun pemodelan wabah, yang didasarkan pada virus, populasi lokal dan data penerbangan, sudah dapat memberikan gambaran.

Saat ini bandar udara Internasional Wuhan tercatat melayani populasi 19 juta orang, tetapi hanya ada 3.400 perjalanan internasional setiap harinya. Perhitungan terperinci, yang telah diunggah dalam situs resmi Imperial College London sebelum dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, menghasilkan angka 1.700 kasus.

Memang, Prof Ferguson belum menegaskan, “terlalu dini untuk bersikap waspada” tetapi dia saat ini mengaku “jauh lebih khawatir” ketimbang sepekan lalu.

Sementara itu, para pejabat China mengatakan sampai saat ini tidak ada kasus penyebaran virus ini dari satu manusia ke manusia lainnya. Sebaliknya mereka mengatakan virus itu berasal dari hewan yang terinfeksi di pasar kuliner laut dan hewan liar di Wuhan.

Namun Prof Ferguson memperingatkan, “Masyarakat harus mempertimbangkan secara lebih serius tentang kemungkinan adanya penularan dari manusia ke manusia daripada yang mereka yakini.”

Memahami bagaimana virus baru itu menyebar merupakan bagian penting dalam menilai seberapa besar ancamannya yang ada.

Hingga saat ini, Otoritas China dan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyimpulkan bahwa virus ini merupakan coronavirus. Coronavirus adalah kelompok virus yang menyerang manusia. Enam di antaranya sudah diketahui, sebelum kemunculan virus terbaru di Wuhan belakangan ini.

Sebelumnya, SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome), yang disebabkan coronavirus, menjangkiti 8.098 orang di China sejak wabah itu meluas tahun 2002. Sebanyak 774 orang di antaranya meninggal akibat virus tersebut.

Seperti dilansir dailymail.co.uk (17/1/2020), pihak berwenang di Indonesia telah mulai menyaring turis yang memasuki bandara dari Thailand dan jepang karena ancaman virus korona Cina yang mematikan tersebut. Ada kekhawatiran virus misterius terkait SARS bisa menghantam Bali setelah kasus kedua dilaporkan di Thailand pada hari Jumat kemarin.

Saat ini Dinas Kesehatan Provinsi Bali telah mengimbau ke pihak bandara dan pelabuhan di Bali untuk memasang thermoscanner atau pendeteksi suhu badan. Hal itu dilakukan setelah keluarnya instruksi dari Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mencegah masuknya virus jenis baru tersebut.

Dus, jika nanti ada wisatawan yang terdeteksi ada peningkatan suhu dan ada gejala klinis sesuai dengan virus tersebut langsung diisolasi.

Kepala Dinas Kesehatan Bali, I Ketut Suarjaya, menuturkan, virus corona jenis baru itu menimbulkan infeksi paru. Gejalanya yang pertama adalah panas dan demam.

“Karena yang terkena adalah paru ya batuk-batuk, pilek dan sesak nafas,” kata dia. Adapun penularannya, virus ini seperti flu biasa yakni dari bersin, kontak langsung, dan lewat udara. Jika tidak cepat ditangani bisa menimbulkan sesak nafas dan hingga menyebabkan kematian. Karena itu sudah selayaknya kita semua mewaspadai hal ini. |WAW-Dari Berbagai Sumber