Warga Tanjung Priok, Jakarta Utara menggeruduk Gedung Kementerian Hukum dan HAM di Kuningan, Jakarta Selatan untuk menuntut permintaan maaf Menhumham Yasonna Laoly./IST

JAKARTASATU.COM – Mulutmu Harimaumu pepatah lama ini sedang menjadi boomerang bagi Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly. Akibat dia berseloroh  bahwa kawasan Tanjung Priok identik dengan kriminalitas dan kemiskinan. Yasonna Laoly mengemukakan bahwa kemiskinan merupakan sumber tindakan kriminal.

Menurut Yasonna, semua pihak harus membantu menyelesaikan masalah tersebut. Dia lalu membandingkan kawasan Tanjung Priok di Jakarta Utara dengan Menteng di Jakarta Pusat.

Dalam perbandingannya itu, dia menyebutkan bahwa Tanjung Priok banyak terjadi tindak kriminal karena perekonomiannya miskin. Hal sebaliknya terjadi di kawasan pemukiman Menteng, Jakarta Pusat yang makmur. Hal tersebut dikatakan Yasonna dalam acara ‘Resolusi Pemasyarakatan 2020 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS)’ di Lapas Narkotika Kelas IIA Jatinegara, Jakarta, pada Kamis pekan lalu. Sontak warga Priok akhirnya mendemo Yasonna di kantornya, Jalan Rasuna Said dan ini membuat macet kawasan Kuningan yang tak jauh dari Kantor Redaksi Jakartasatu.

Warga Tanjung Priok berdatangan sejak pukul 10.30an ke depan kantor Kemenkumham, Jalan Rasuna Said, Rabu (22/1) siang dan menuntut Yasonna Laoly meinta maaf.  Mereka berunjuk rasa walaupun diguyur hujan. Beberapa detik pertama saat hujan turun massa sempat berteduh. Namun sang orator yang berada di mobil komando berteriak.
Protes Pernyataan Yasonna, Warga Tanjung Priok Demo di Depan Gedung Kemenkumham. “PriokPriok Priok Priok….!,” pekiknya …
Akhirnya perwakilan massa aksi dari warga Tanjung Priok, Jakarta Utara diterima oleh Yasonna Laoly.  Sebanyak 15 orang perwakilan warga dipersilahkan masuk ke Gedung Kemenkumham, Kuningan, Jakarta Selatan sekirar pukul 12.30 WIB. Duh agar tak bikin gaduh, makanya bicara harus pake teks deh agar tidak jadi ngigau dan bikin repot warga Jakarta jadi macet. |ATA/JAKSAT