JAKARTASATU.COM – Guna memperluas pasar dan meningkatkan nilai ekspor produksi industri manufaktur nasional, Kementerin Perindustrian RI sedang mengusulkan untuk menambah tiga atase perindustrian yakni di Beijing – China, Seoul – Korea Selatan, dan Abu Dhabi – Uni Emirat Arab.

“Pemerintah terus berupaya memperluas pasar ekspor, terutama ke negara-negara nontradisional,” ujar Menteri Perindutrian Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan persnya di Jakarta (24/1/2020) .

Jelas Agus, hingga saat ini Kemenperin memiliki tiga Atase Perindustrian di luar negeri, yakni di Tokyo – Jepang, Brussel – Belgia, dan Taipei – Taiwan. Tugas perwakilan Kemenperin tersebut terkait dengan market and industrial intelligence, promosi kawasan industri dan investasi, serta pemasaran produk industri.

Melakukan pengenalan industri ke pasar internasional melalui bantuan ekspor dan bantuan promosi, meningkatkan kapasitas produsen untuk ekspor, dan link & match dengan jaringan produksi global.

“Selanjutnya adalah dukungan fasilitas seperti fasilitasi pembiayaan ekspor, bantuan untuk kasus perdagangan tidak adil, dan penerapan instrumen Non-Tariff Measures (NTM) atau penghapusan hambatan ekspor,” ungkap Agus.

Menurut Agus, salah satu fasilitas yang diberikan untuk mengerek ekspor produk industri, yaitu melalui Penugasan Khusus Ekspor (PKE). PKE adalah penugasan yang diberikan pemerintah kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk menyediakan pembiayaan ekspor atas transaksi atau proyek yang secara komersial sulit dilaksanakan, tetapi dianggap perlu oleh pemerintah untuk menunjang kebijakan atau program ekspor dalam bentuk program National Interest Account (NIA).

“Program PKE tersebut bertujuan memperluas pasar ekspor industri, terutama ke pasar-pasar nontradisional. Sebagai contoh, PKE gerbong penumpang dan gerbong barang kereta api PT INKA ke Bangladesh,” tandas Agus.*l HER-JAKSAT