JAKARTASATU.COM – Pemerintah RI menargerkan 52 indusri smelter rampung di tahun 2024. Untuk itu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyiapkan sejumlah strategi untuk menyediakan pasokan listrik guna memenuhi kebutuhan industri pengolahan dan pemurnian (smelter) di tahun 2022. Dengan begitu, diharapkan industri smelter di Indonesia semakin kompetitif.

“Kita harus bisa memenuhi kebutuhan listrik untuk industri smelter pada tahun 2024 sebesar 4.798 Mega Watt,” urai Menteri ESDM Arifin Tasrif menyampaikan program kerja lima tahun sektor energi dan mineral di hadapan anggota DPR RI, Senin (27/1/2020).

Jelas Arifin,  dalam jangka waktu lima tahun, terdapat 52 industri smelter yang akan terbangun, yakni 4 smelter tembaga, besi, timbal dan seng, 29 smelter nikel, 9 smelter bauksit dan 2 smelter mangan.

Lanjut Arifin, dari 52 industri smelter yang terbangun, proyeksi kebutuhan listrik sebesar 4.798 MW tersebar di beberapa wilayah, antara lain Bengkulu (5 MW), Banten (68,5 MW), Jawa Barat (39 MW), Jawa Timur (821,9 MW), Nusa Tenggara Barat (300 MW), Nusa Tenggara Timur (20 MW), Kepulauan Riau (45 MW), Kalimantan Barat (499 MW), Kalimantan Selatan (10 MW), Sulawesi Tengah (959 MW), Sulawesi Tenggara (1.053 MW), Maluku dan Maluku Utara (941 MW).

Arifin menandaskan, untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Kementerian ESDM memiliki 3 (tiga) kebijakan strategis, yakni pemenuhan listrik oleh Perusahaan Listrik Negara, pemenuhan listrik oleh pengembang smelter serta kolaborasi antara pengembang smelter dengan non-PLN.*l HER-JAKSAT