JAKARTASATU.COM – PT Pertamina (Persero) telah menurunkan harga BBM jenis pertamax dan pertamax turbo. Seperti dijelaskan dalam keterangan resminya Sabtu (1/2/2020), Pertamina mencatat harga terendah, Pertamax Turbo dari Rp 9.900/liter turun menjadi Rp 9.850 dan Pertamax dari Rp 9.200/liter menjadi Rp 9.000. Harga ini berlaku sejak hari ini, 1 Februari 2020 kemarin.
Sayangnya, penyesuaian harga tersebut tidak berlaku untuk BBM yang lebih banyak digunakan oleh masyarakat menengah bawah yaitu harga untuk BBM jenis lainnya masih seperti biasa seperti Pertalite masih Rp 7.650/liter, Pertamina Dex Rp 10.200/liter, dan Dexlite masih Rp 9.500/liter. Bahkan untuk Solar NPSO malah mengalami kenaikan sebesar Rp 100/liter, dari semula harga Rp 9.300 menjadi Rp 9.400/liter.
Apa yang menjadi alasan Pertamina untuk menurunkan harga beberapa jenis BBM tersebut, sementara beberapa SPBU merek asing justru menaikkan berbagai varian harga produk BBM mereka. Total telah menaikkan harga semua varian BBM mereka pada 22 Januari lalu, sedangkan Shell pada 24 Januari lalu.
Untuk Total misalnya, BBM Total jenis Performance 90 naik menjadi Rp 9.900 dari sebelumnya Rp 9.150. Jenis Performance 92 naik menjadi Rp 10.200 dari sebelumnya Rp 9.250. Sedangkan jenis Performance 95 naik menjadi Rp 11.550 dari sebelumnya Rp 9.900.
Sementara untuk varian BBM dari Shell, jenis Shell Regular (RON 90) telah naik menjadi Rp 10.000 dari sebelumnya Rp 9.200. Jenis Shell Super (RON 92) naik menjadi Rp 10.250 dari sebelumnya Rp 9.300. Terakhir jenis Shell V Power (RON 95) naik menjadi Rp 11.700 naik dari sebelumnya Rp 9.950.
Yang jadi pertanyaan adalah bagaimana caranya Pertamina bisa menurunkan harga-harga beberapa varian BBM di atas sementara SPBU asing justru menaikkan harga produk mereka. Sementara itu, Total dan Shell yang sebelumnya telah melakukan penurunan harga pada 3 Januari 2020 lalu juga tidak mengungkapkan alasannya kenapa mereka kembali melakukan penyesuaian alias menaikkan harga sejak 22 Januari 2020 kemarin?
Semoga saja penyesuaian harga yang dilakukan Pertamina ini tidak membuat mereka merugi. Apalagi varian BBM yang diturunkan harganya tersebut sebenarnya kurang banyak dipakai oleh golongan menengah bawah yang notabene sangat sensitif dengan harga BBM yang ada. |WAW-JAKSAT