Kota Jakarta, salah satu pusat perekonomian di Indonesia/IST

JAKARTASATU.COM – Terkena dampak wabah corona yang tak kunjung teratasi, diperkirakan akan banyak negara yang terkena dampaknya secara ekonomi dan terancam resesi. Padahal berdasarkan data satelit pemetaan ArcGis dari John Hopkins CSSE, tercatat korban meninggal akibat virus corona atau yang disebut Covid-19 hingga Senin sore (17/2/2020) kemarin telah mencapai 1.775 orang dan telah menjangkiti lebih dari 71.000 orang di berbagai negara.

Tak hanya menjadi ancaman “monster” kesehatan, wabah corona juga telah mendatangkan “hantu” resesi yang membuat banyak negara khususnya yang memiliki hubungan erat dengan China menjadi khawatir. Diantaranya adalah Singapura, Jepang dan Jerman.

Menurut temuan riset S&P diprediksi produk domestic bruto (PDB) Negeri Tiongkok akan terpangkas hingga 1,2%. Jajak pendapat Reuters terhadap 40 ekonom juga menghasilkan temuan bahwa pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2019 diperkirakan sebesar 4,5%. Jauh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 6%. Untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020, proyeksinya adalah 5,5%. Juga jauh melambat dibandingkan realisasi 2019 yang sebesar 6,1%.

Mempertimbangkan kasus tersebut, Singapura sudah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini. Seperti dikutip Reuters, mereka memprediksi pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2020 ada di kisaran -0,5%-1,5%. Padahal sebelumnya, pemerintah Singapura telah memproyeksikan, pertumbuhan perekonomian di kisaran 0,5%-2,5%.

Jerman juga terancam. Pertumbuhan ekonomi mereka di kuartal IV-2019 sudah tercatat stagnan. Apalagi di tahun lalu, Jerman sudah nyaris mengalami resesi akibat perang dagang AS dengan China.

John Marley, konsultan senior dan spesialis manajemen risiko valuta asing di SmartCurrencyBusiness seperti dikutip Reuters menyatakan, “Tahun lalu kami menemukan seberapa sensitif ekonomi Jerman terhadap China, dan saya pikir setiap orang masih menganggap remeh bagaimana dampak ekonomi China ke Eropa.”

Menyusul Jerman, Jepang juga dianggap sudah dekat dengan resesi. Perekonomian Jepang berkontraksi tajam di kuartal IV-2019, bahkan menjadi yang terdalam sejak 6 tahun terakhir. Data dari Cabinet Office menunjukkan produk domestic bruto (PBD) kuartal IV-2019 berkontraksi 1,6% quarter-on-quarter (QoQ), menjadi yang terdalam sejak kuartal II-2014. Jika PDB Jepang kembali berkontraksi di kuartal I-2020, maka Jepang akan mengalami resesi.

Apakah di tengah kondisi ini Indonesia akan menjadi anomali. Seperti yang diherankan oleh dunia internasional, Indonesia yang memiliki hubungan cukup erat dengan China, dianggap seperti kebal virus corona. Sampai-sampai karena sulit mempercayai kenyataan tersebut, negara-negara lain sempat menganggap bukannya kebal namun Indonesia tidak bisa mendeteksi hadirnya virus corona. Tentu saja tuduhan tersebut segera dibantah oleh pemerintahan Indonesia.

Jika nyata Indonesia kebal virus corona, lalu bagaimana dengan ancaman dampak perekonomian yang disebabkan wabah virus tersebut? Yang jelas baru beberapa saat kasus virus corona jadi pembicaraan, Menko bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan langsung menyebut, ada corona pertumbuhan ekonomi 5% sudah bagus.

Jadi boleh dikata untuk masalah penyakit dan kesehatan Indonesia bisa kebal, tapi untuk masalah pertumbuhan perekonomian Indonesia tidak akan bisa bertahan.

Menurut LBP, dampak virus corona yang menghambat aktivitas ekonomi memang jadi suatu hal yang tak bisa dihindari. Sebelumnya, menurut dia, Indonesia pernah menghadapi situasi serupa ketika mencuatnya virus H5N1 dan hasilnya pertumbuhan ekonomi dalam negeri juga melambat. Karena itu mari kita bersiap-siap. |WAW- JAKSAT