Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Direktur Utama PT Jakarta Propertindo Dwi Wahyu Daryoto dan Budayawan Salim Said mengamati maket pembangunan Revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) saat groundbreaking Revitalisasi TIM di Jakarta,/IST

JAKARTASATU.COM – Terkait revitalisasi Taman Ismail Mazuki (TIM) yang saat ini tengah dijalankan Pemprov DKI Jakarta, kalangan seniman dan budayawan masih terus berjuang untuk menolaknya.

Ketua Forum Seniman Peduli TIM Radhar Panca Dahana salah satunya. Secara berapi-api Radhar melontarkan kritikan pedas terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tersebut.

“Kami sudah bicara dengan anak buahnya, deputinya, sekdanya, Jakpro. Kami juga ke DPRD, tapi gubernur budek!”

Radhar mengaku sangat  kecewa dan marah karena Pemprov DKI merevitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta Pusat, secara sepihak.

Sesungguhnya, penolakan terhadap revitalisasi TIM–termasuk pembangunan hotel berbintang–mencuat sudah sejak November tahun lalu. Kalangan budayawan dan seniman bersikap demikian karena menganggap proyek tersebut bisa menjadikan TIM komersial dan akhirnya tak terjangkau oleh sebagian besar masyarakat umum.

Ketakutan kalangan seniman dan budayawan tersebut makin menguat karena pemprov menyatakan TIM akan dikelola oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro), BUMD yang bagaimanapun berorientasi profit.

Sebelumnya, pada tanggal 14 Februari lalu, sebagai bentuk protes terhadap pembongkaran dua gedung di TiM, Radhar dan seniman lain menggelar mimbar bebas. Orasi dilakukan di atas puing-puing reruntuhan TIM yang dibangun pada 1968 lampau.

Radhar membeberkan bahwa kawan-kawannya sesama seniman telah bekerja dan berkarya di TIM selama 30 dan bahkan 50 tahun terakhir. Terus dia mempertanyakan bagaimana proses yang membentuk ekosistem kebudayaan tersebut bisa tiba-tiba saja tergusur oleh revitalisasi.

“Itu seperti komet yang menghantam bumi: kami mendadak hancur berantakan. Tanpa ada kompromi, kayak ketetapan Tuhan saja. Enggak ada bicara sama sekali dengan kami,” Radhar melanjutkan kritiknya di hadapan anggota DPR.

Dalam forum RDP tersebut, Radhar atas nama Ketua Forum Seniman Peduli TIM, sekali lagi menekankan bahwa dialog dengan semua pihak harus diutamakan, dan salah satunya adalah seniman harus diakui merupakan kelompok yang turut serta ‘menghidupkan’ dan bahkan ‘membentuk’ wajah TIM saat ini.

Akankah setelah RDP ini Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mau mendengarkan dan melibatkan kalangan budayawan dan seniman dalam program revitalisasi TIM yang kini tengah dijalankan? |WAW-JAKSAT