JAKARTASATU.COM– Akhir zaman ini umat Islam sedang menghadapi ujian yang luar biasa berat. Tak henti-henti kita mendengar dan menyaksikan pembantaian kaum muslimin di berbagai penjuru dunia.

Belum selesai umat Islam Rohingya dan Uyghur menghadapi kedzaliman rezim Myanmar dan China komunis, kini kita melihat kedzaliman rezim India dan rakyatnya.

India Hindu diskriminatif baik secara politik, hukum, ekonomi dan sosial terhadap umat Islam India. Padahal, umat Islam India nomor dua terbanyak setelah Hindu.

Bandingkan dengan Hindu Bali di Indonesia. Umat Hindu dan agama lainnya mendapat perlakuan istimewa dari umat Islam Indonesia. Sebuah fakta perlakuan yang sangat berbeda. Umat Islam minoritas di tindas di berbagai belahan bumi. Sementara, ketika umat Islam mayoritas dilabeli dengan stigma-stigma buruk yang sangat menyakitkan umat Islam. Jauh dari isu tolerasi yang umat lain kampanyekan.

Umat Islam dibunuh, dibakar hidup-hidup, dipaksa dan minum minuman yang menjijikkan dan makanan haram, wanita muslimah diperkosa. Sadis, kejam dan sangat tidak berperikemanusiaan.

Beberapa bulan lalu, di dalam negeri, akhir agustus 2019 umat Islam dibantai dan dikapak hidup-hidup. Terakhir, peristiwa penganiayaan yang menewaskan Yus Yunus, di Kabupaten Dogiyai, Papua, terjadi pada hari Ahad (23/2) lalu. Yus Yunus yang berprofesi sebagai sopir truk, merupakan warga yang berasal dari Dusun Taramanu, Desa Sumberjo, Kecamatan Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar.

Saat umat Islam Uyghur dibantai oleh rezim China komunis. Masjid dan umat Islam dibantai di India. Umat Islam Rohingya diusir dan dibumihanguskan. Demikian pula ketika umat Islam dibantai di Papua. Dunia diam. PBB tidak bersuara. Organisasi HAM hilang nyali.

Itulah dunia. Tidak adil dan tidak menghormati HAM ketika berurusan dengan Islam. HAM hanya alat propaganda negara-negara kafir untuk mendeskreditkan dan menstigma umat Islam.

Persis apa yang dikatakan Alquran, Yahudi, Nasrani dan agama lain tidak akan pernah ridha dengan umat Islam hingga umat Islam mengikuti agama dan kebiasaan mereka (QS. Al-Baqarah: 120)

Umat Islam minoritas dikucilkan, diintimidasi bahkan diperlakukan sangat diskriminatif. Padahal, umat Islam tidak pernah mengusik keyakinan agama lain. Lakum diinukum waliyaddin, untukmu agamamu, dan untukku, agamaku. (QS Al-Kafirun: 6)

Lebih parah lagi ketika umat Islam mayoritas, Indonesia misalnya. Umat Islam dituduh teroris, radikal dan intoleran. Bahkan dicap sebagai anti Pancasila. Padahal, Pancasila lahir berkat kompromi besar umat Islam untuk persatuan Indonesia dengan agama-agama lain di Indonesia.

Sebut saja ketika umat Islam minoritas di Papua mengalami hal yang sama. Dibantai dengan keji dan diusir dari tanah Papua. Katanya merasa paling Pancasila. Nyatanya!

Sejarah telah banyak mencatat diskrimasi dan kedzaliman yang dilakukan oleh non Islam. Misalnya, saat kejatuhan Andalusia oleh Kristen. Umat Islam Spanyol dibunuh, dipaksa pindah agama dan wanitanya diperkosa telah menjadi fakta nyata kedzaliman dan kekejaman agama lain terhadap umat Islam.

Omong kosong ketika ada agama yang gembar gembor berbicara agama kasih sayang dan cinta damai tapi realitanya sangat benci dan kejam terhadap umat yang berbeda agama dengannya.

Sebenarnya yang teroris itu siapa? Hindu, Budha, Yahudi dan Nasrani tak dapat menyangkal fakta sejarah dan realita kekinian.

*Pemerhati Politik, Tarmidzi Yusuf