foto Humas Bandung

JAKARTASATU.COM – Direktur Hedjo Institute Abdul Wahab mengangatakan, wilayah Cisurupan Kecamatan Cibiru Kota Bandung tidak hanya bisa dimanfaatkan menjadi sumber resapan. Namun, memiliki potensi sebagai tempat edukasi berbasis lingkungan untuk mengembangkan karakter anak.

Menurut Abdul, ia telah merancang empat tema besar edukasi di Cisurupan. Yakni penyediaan sarana edukasi pertanian dan peternakan, pendidikan pengelolaan sampah, taman bermain berbasis alam serta edukasi konservasi dan pengelolaan air.

“Dari konsep wahananya kita lebih inklusif mengedepankan pembangunan karakter anak. Perbedaan dengan sekolah alam pada umumnya itu karena pada konteks tempat itu sudah riil ada tema-tema media pendidikan,” ucap Abdul usai beraudiensi dengan Wakil Wali Kota di Balai Kota Bandung, Jalan Wastukancana, Jumat (28/2/2020).

Ungkap Abdul, sarana edukasi mengenai lingkungan di kawasan Cisurupan sudah tersedia secara alami. Sehingga, pendidikan yang diberikan tidak sekadar teori namun diiringi dengan praktik dan melihat kondisi nyata secara langsung di lapangan. Ia  akan melibatkan warga sekitar. Karena warga biasa menjalani keseharian beraktivitas mengelola lahan tersebut.

“Seperti belajar menabung air karena jelas di situ ada kolam retensinya. Wahana sawah di situ ada petani penggarap sudah ada, jadi tidak artificial guru yang jadi petani. Kuncinya memang warga sekitar yang kita arahkan dan fasilitasi menerima secara langsung. Jadi dapat benefit ekologis dan ekonomis,” kata Abdul.

Jelas Abdul, konsep pusat pendidikan lingkungan di Cisurupan tidak akan berdampak negatif pada ekologis sekitar. Komunitasnya akan menata kawasan tersebut agar bisa dikunjungi orang dalam jumlah yang banyak.

“Justru menjaga sistem ekologi dan pertambahan ekonomi setempat. Jadi secara desain jangan sampai ada ekologis yang terdampak. Karena kalau ada manusia otomatis akan ada ekologis yang terdampak. Tapi itulah yang kita ukur agar tidak merusak lingkungan,” papar Abdul.*l HER-BIRO JABAR