JAKARTASATU.COM– Harga normal masker bedah itu paling mentok hanya 50.000 per kotak. Ada yang 20.000, 30.000, segitu-gitu saja harganya.

Lantas berapa dijual sekarang? 350.000 per kotak. Bahkan ada yang sudah 500.000 per kotak.

Apa yang terjadi saat seseorang punya 1.000 kotak di rumahnya, dan dia jual 350.000? Dia untung 300 juta lebih. Habis dalam sekejap itu jualannya. Dalam semalam dia dapat 300 juta. Bayangkan penjual yang punya 10.000 kotak di gudangnya. Dalam hitungan jam, dia untung 3 miliar lebih.

Boleh? Tanyakan ke mereka yang jualan, tentu saja jawabannya boleh. Toh, yang beli juga mau. Apakah legal? Lah, melanggar pasal hukum mana saat dia menjual mahal? Dia tidak memaksa, orang lain yang mau beli. Dan dia memang sudah punya stok segitu. Bukan menimbun, bukan pula sengaja ditahan2 stoknya. Kebetulan dia punya 1.000 kotak, harga menggila, dia pesta pora.

Etis? Pantas?

Nah, hanya ini pertanyaan relevan yang tersisa.

Silahkan panggil nurani masing-masing. Karena masker ini bukan barang seperti permata, berlian. Masker ini, dalam situasi darurat, adalah soal hidup-mati. Gunung meletus misalnya, debu mengepul. Anak-anak kecil yang punya masalah dengan pernafasan perlu sekali menggunakan masker. Bahkan yang sehat saja bisa semaput jika tidak pakai masker. Petugas kesehatan terdepan. Dan orang2 tertentu penting sekali memakai masker.

Enak memang bisa untung 300 juta dalam semalam. Wah, itu bagai durian runtuh. Tapi pikirkanlah, jangan-jangan, kita itu beda-beda tipis saja dengan orang rakus dan jahat lainnya. Saat kita benci lihat orang serakah yang mencuri uang rakyat, loh, jangan-jangan kita juga berpesta-pora di atas kesusahan hidup orang lain.

Tapi salah sendiri dong, kenapa pula pembeli pada panik, dan mau beli saja harga mahal. Salah sendiri kenapa yang sehat maksa pakai masker semua. Coba nggak panik. Coba nggak ada yang beli. Itu harga turun sendiri. Nah, ini akan panjang debatnya. Jadi dikembalikan saja ke masing-masing. Hari gini, netizen kan sudah pintar semua.

Yang pasti, ambil hikmahnya. Pastikan, besok lusa, dalam situasi yang mungkin serupa, kita tidak seperti itu. Ingatlah, itu cuma uang, bahkan yang punya stok 100.000 kotak, lantas untung 300.000 per kotak, bisa untung 30 miliar sekali tepuk, itu juga cuma uang. Ada yang lebih tinggi nilainya dibanding uang. Apa itu?

Nilai-nilai kemanusiaan kita. Itulah yang membedakan manusia dengan batu, hewan, atau tumbuhan. Itulah hal paling indah dari mahkluk bernama manusia. Nilai-nilai kemanusiaan yang tumbuh subur di nuraninya masing-masing. Karena kalau sudah mati nilai-nilai ini, manusia bahkan bisa lebih jahat dari seekor hewan yang tega memakan anaknya sendiri.

*Penulis, Tere Liye