JAKARTASATU.COM –  Aa Gym atau KH Abdullah Gymnastiar mengajak semua pihak mengusir wabah dengan rajin bersedekah. Menurutnya, dalam ajaran Islam sedekah dan saling tolong menolong terhadap sesama adalah penolak bala.
“Dan kunci utama lagi adalah banyak sedekah. Inilah saatnya kita menolak bala dengan menolong sesama. Semoga disiplin-disiplin ini akan mendatangkan pertolongan Allah wabah diambil, dan hidup kita bisa berkah,” ucap Aa Gym, di Bandung, baru-baru ini.
Selain itu, pimpinan Pondok Pesantren Daarut TauhiId tersebut mengingatkan masyarakat agar disiplin melakukan pencegahan terhadap penyakit Civid-19  yang jumlahnya terus meningkat di Indonesia. Menurut Aa Gym, pandemi COVID-19 akan berakhir apabila semua masyarakat disiplin.
Disiplin pertama, kata Aa Gym, masyarakat harus memakai masker untuk mencegah penyebaran penyakit yang disebabkan virus SARS CoV 2. Imbauan memakai masker juga disampaikan pemerintah pusat.
Berikutnya, lanjut Aa Gym, disiplin menjaga jarak atau physical distancing. “Diam di rumah kalau tidak ada kewajiban keluar. Kalaupun wajib keluar, jaga jarak, jaga jarak. Jangan biarkan ada penularan karena jarak yang dekat,” kata Aa Gym, di Bandung, baru-baru ini.
Disiplin lainnya, sambung Aa Gym, menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan pakai sabun. Disiplin ini dibarengi kegiatan berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh.
Sementara Gubernur Ridwan Kamil juga mengajak masyarakat untuk disiplin menerapkan physical maupun social distancing untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Jawa Barat. Emil, demikian biasa disapa, bilang sejumlah universitas sudah memprediksi kapan penyebaran COVID-19 berakhir yaitu Juni 2020. Prediksi ini bisa terwujud apabila masyarakat disiplin menerapkan pembatasan sosial dan mengikuti imbauan pemerintah.
“Jika kita disiplin menerapkan physical distancing, kita dapat mengakhiri pandemi pada bulan Juni. Sekitar waktu itu, tren (kasus positif COVID-19) akan turun dan situasi kembali normal pada akhir Juni jika orang-orang disiplin,” kata Emil.
Hal krusial saat ini dalam mencegah penyebaran COVID-19 adalah kesadaran masyarakat untuk tidak mudik. Kesadaran tersebut bisa menjadi bentuk solidaritas kepada sesama ataupun kepada tenaga medis yang sedang berjuang melawan COVID-19 di zona merah.
“Tetapi, jika tidak (disiplin), maka situasi kembali normal pada akhir tahun. Saya pikir, sangat penting bagi kita untuk mengendalikan pandemi tanpa mudik,” kata Emil.
Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar sudah mengeluarkan maklumat larangan mudik dan piknik. Kemudian, memberlakukan prosedur tetap kesehatan di terminal, bandara, dan stasiun, untuk memastikan pemudik tidak terpapar COVID-19.
Desa-desa di Jabar juga memperketat pengawasan mobilitas warga yang masuk daerahnya. Dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) Tanggap COVID-19, aparatur desa mendata pemudik yang berasal dari zona merah dan memintanya untuk isolasi diri selama 14 hari. Beragam upaya tersebut dilakukan Pemda Provinsi Jabar agar penyebaran COVID-19 tidak meluas.
“Masalah COVID-19 ini adalah masalah bersama. Bukan hanya tugas pemerintah, tapi tugas kita semua, membantu, mempercepat penyelesaian masalah COVID-19 ini,” ucap Emil. |IH-BIRO JABAR