JAKARTASATU.COM – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan kajian epidemologi untuk menentukan perlu tidaknya Kota Bandung menjalankan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Hasil kajian menunjukkan kasus Covid-19 sangat menonjol peningkatannya di Ibu Kota Provinsi Jawa Barat tersebut.

Kajian ini juga mempertimbangkan bahwa Bandung sebagai pusat ekonomi, sosial, sekaligus pemerintahan. Kajian dilakukan ketika Pemprov Jabar meneliti status Kabupaten dan Kota Bogor, Kota Depok, Kabupaten dan Kota Bekasi (Bodebek) untuk diajukan menerapkan PSBB ke Kementerian Kesehatan.

“Kalaupun terjadi PSBB tentunya dengan mempertimbangkan bahwa kalau PSBB itu hanya diberlakukan untuk Kota Bandung saja tentu ini secara otomatis akan bisa pengaruhi atau menghentikan penularan ke Bandung Raya atau Kota Bandung dan sekitarnya,” kata Kepala Dinkes Jabar Berli Hamdani, dalam jumpa pers perkembangan Covid-19 di Jabar, Kamis (9/4/2020).
.
Mengenai update usulan PSBB Bodebek yang telah dilayangkan Pemprov Jabar ke Kementerian Kesehatan, Berli menyebut sejauh ini masih dalam proses administrasi. Dari lima wilayah tersebut, baru dua yang telah melengkapi persyaratan pengajuan PSBB. Sedangkan tiga wilayah lainnya masih belum melengkapi persyaratan administrasi.

Jika PSBB diberlakukan di Bodebek, maka daerah tersebut akan mendapat bantuan yang sifatnya khusus seperti bantuan medis, logistik berupa bahan kebutuhan pokok masyarakat. Juga ada pengaturan terkait transportasi, pengamanan dan keamanan.

Namun soal transportasi swasta atau online, Berli menyebut sejauh ini belum diatur spesifik dalam PSBB. Ia mengakui, PSBB merupakan kebijakan baru yang baru mau dilaksanakan oleh daerah yang dinilai memenuhi persyaratan, misalnya DKI Jakarta.

Kepala daerah yang menerapkan PSBB nantinya akan mengambil kebijakan terkait transportasi swasta tersebut.

“Nantinya ada kebijakan khusus yang akan diambil kepala daerah terkait dengan apakah moda transportasi lain di luar pemerintah, itu tentunya akan dilakukan kebiajakan-kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Prinsipnya, PSBB itu tidak menghilangkan peluang masyarakat untuk tetap dapat menjalani kehidupannya dengan baik dan layak,” terang Berli.

Sementara data perkembangan Covid-19 di Jabar Kamis (9/4), tercatat ada 366 pasien positif. Jumlah ini meningkat 3,2 persen dari jumlah pasien kemarin, yakni 341 pasien. Total jumlah pasien meninggal sebanyak 35 orang. Sementara pasien sembuh 17 orang.

Total pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 291 orang. Sedangkan pasien yang telah selesai menjalani perawatan total 790 orang. Namun jumlah PDP juga meningkat menjadi 1.301 orang.

Kemudian, orang dalam pengawasan (ODP) sebanyak 26.943 orang. Jumlah ini menurun dibandingkan dengan kemarin sebanyak 37.000-an. Sementara ODP yang selesai menjalani pengawasan sebanyak 9.362 orang dan masih dalam pengawasan 17.581 orang. Jumlah ini turun dibandingkan kemarin mencapai 23 ribu lebih. |IH-BIRO JABAR