JAKARTASATU.COM– Ekonom Rizal Ramli (RR) hormat kepada mantan Presiden SBY atas responnya terhadap telegram dari Polri terkait penghinaan kepada Presiden Jokowi. Ia merasa apa yang disampaikan oleh SBY adalah salah satu wujud bahwa dirinya pernah memperjuangkan transisi dari sistem otoriter ke demokrasi sehingga tidak reaktif respon masyarakat yang mengkritik.

“Piye toh kok mau balik kembali ke sistem otoriter. Jarum kok mau diputar balik? Mungkin karena Mas @jokowi tidak pernah berjuang untuk demokrasi,” demikian Rizal mengungkapkannya, ketika merespon berita di salah satu media dengan judul: “SBY Minta Telegram Polri soal Penghina Presiden Dievaluasi”, Kamis (9/4/2020), di akun Twitter-nya.

Padahal soal Kritik, yang faktual, yang ngasal dan hinaan bersifat fisik, bullying terhadap Presiden Habibie dan Presiden Gus Dur luar biasa brutal, vulgar dan masif. Tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan era Jokowi.

“Habibie tetap fokus, Gus Dur cuek abis ‘Emang Gus Pikiran’, ndak pakai asal nangkap.”

Ia malah mempertanyakan, reaksi pemerintahan Jokowi yang seperti ini apa karena pengaruh para jendral.

“Mas @SBYudhoyono, ataukan karena disekitar Mas @jokowi banyak Jendral-jendral otoriter yang mulai sak enak dewe? Lupa sejarah dan lupa pengorbanan mahasiswa dan kawan-kawan pro demokrasi dan impian rakyat?”

RI-JAKSAT