JAKARTASATU.COM- Salah satu buku dari karya penulis novel Tere Liye berjudul ‘Negeri Para Bedebah’ yang dijadikan barang bukti (barbuk) oleh aparat kepolisian kota Banjar membuat netizen atau warganet heboh. Mereka tampak tak percaya buku novel dijadikan sebagai barbuk oleh aparat kepolisian setempat.
“definisi malas membaca tapi jadi polisi. lain kali rekrutmen aparatur negara dilihat juga minat bacanya kayak apa. biar gak ujug2 bredel buku atau kayak gini nih, itu buku mark manson, sartre, sampai tere liye jadi barang bukti. sungguh luar biasa, pak polisi!” tulis salah satu warganet, dengan akun @rizal_nurhadian, Senin (13/4/2020).
Dijadikannya barbuk buku Tere Liye dianggap oleh netizen lain disebabkan karena aparat kepolisian memiliki minat baca yang rendah.
“Bener bener masa Buku sejenis Tere Liye, Sebuah Seni untuk Bersikap Bodoamat, Syeikh Siti Jenar, dijadikan barang bukti?? jelas jelas isi bukunya jauh berbeda dari judul. Gini nih cuma baca dari cover doang, gimana minat baca indonesia mau maju..,” tulis akun @mengampus.
Buku dengan judul itu menurut netizen lain hanya berkutat ke persoalan ekonomi dan turunannya. Sehingga rasanya kurang dimengerti mengapa polisi menjadikan buku itu sebagai barbuk.
“Aduh bapaak, kek nya kau harus baca seluruh novel Tere Liye deh Novel Negeri Para Pedebah jadi barbuk, wadooow heran dah. Padahal isinya pengetahuan masalah ekonomi dan peranakannya lucu nya negeri kuuu,” tukis akun @BiyaSuswadi.
Nama penulis (Tere Liye) dari buku tersebut pun menjadi trending topic di jagad maya (baca: Twitter). Ada 4.251 warganet yang ikut nimbrung terkait buku Tere Liye dijadikan barbuk.
RI-JAKSAT