Adalah satu peristiwa penting, mengasah nilai kekrtisan adalah  hal baik. Makanya, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara bukan saja mengkritik bahkan ia mengajak seakaligus menantang Belva atau Adamas Belva Syah Devara sebagai staf khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang juga CEO Ruangguru untuk debat terbuka. Ini tantangan cerdas sebenarnya terkait keterlibatan milenial dalam perekonomian Indonesia. Bhima menyampaikan ini dalam akun instagramnya. Sontak tantanga itu viral. Namun apa daya selama 1×24 jam tantangan itu, tapi tak mendapat reply dari Boss Ruangguru itu.

Kasus program Kartu Prakerja yang menuai polemik ini menjadikan bulan-bulanan posisi Belva  sebagai staf khusus Presiden Joko Widodo (Jokowi), yang juga CEO Ruangguru dan sertamerta sama Bhima didiamkan.

Kini malah ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara itu malah  secara langsung mengaku sudah menyampaikan secara langsung melalui pesan singkat WhatsApp maupun di media sosial. “Saya sudah menunggu 1×24 jam tapi tidak ada respon dari Belva baik melalui pesan singkat, WA atau di media sosial,” ucap Bhima hari ini (20/4/2020).

Bahkan kini tambah asyik nih Bhima pun mempersilakan jika ada Stafsus Presiden lain dari kalangan milenial lainnya yang mau membantu Belva pada saat debat. “Mungkin kawan stafsus milenial lainnya bisa membantu Belva dan saya tidak keberatan sama sekali,” tantang Bhima dalam lama Rmol.id

Dalam 1×24 yang tanpa reply ini Bhima menulis: “Saya Bhima Yudhistira, umur 30 tahun profesi pengamat ekonomi. Dengan surat terbuka ini ingin mengajak Belva Devara selaku Staff Khusus Presiden sekaligus Alumnus Beasiswa LPDP untuk melakukan debat terkait Kartu Pra Kerja, Konflik Kepentingan, Oligarki Milenial serta permasalahan bangsa lainnya di tengah Covid-19,” katanya.

Bhima mengatakan, debat akan dilakukan dengan menggunakan video conference dan disiarkan live di berbagai kanal media. Belva, menurut dia, dapat menghubungi secara pribadi jika bersedia menerima tantangan tersebut.

Alumnus Universitas Bradford ini memastikan, tidak ada kepentingan apapun selain ingin menjelaskan ke publik bagaimana milenial dapat berkontribusi untuk perekonomian Indonesia. Dia juga berharap Belva dapat menerima tantangan tersebut.

“Tidak ada kepentingan apapun selain publik bisa memahami bagaimana milenial bisa berkontribusi secara nyata bagi perekonomian. Saya berharap Belva bisa memenuhi undangan ini. Waktu dan tempat saya sesuai dengan jadwal Belva,” ujar Bhima.

Nah karena ini tak direspon juga, maka siapa tahu ada teman yang 7 Tapsus itu mau bantu? | ATA/JAKSAT