CATATAN JAKARTASATU
Adalah Menhan Prabowo Subianto yang ujug-ujug berkacama dua. Eh kenapa begitu. Ini lagi ada pandemi Covid-19 loh..dan kita sedang berupaya hambat penyebarannyaSaat sedang dan akan memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) disejumlah daerah Prabowo muncul dan disuguhi kesaksiaan dari Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra, Prabowo yang sempat viral di sosial media.
Kawan saya Kang Rizal Fadillah menyebutnya “SYAHADAT PRAB0WO BIKIN GADUH” dalam tulisannya satu bagian saja yang sensitif yaitu “syahadat” atau persaksian Prabowo soal profil Jokowi yang bagus “saya bersaksi keputusan Jokowi selalu berdasarkan keselamatan rakyat miskin dan lemah”. Ini yang dinilai bertentangan dengan persaksian atau perasaan rakyat itu sendiri karena justru sebagian masyarakat menilai Jokowi itu sudah kehilangan orientasi dan pemihakan pada rakyat miskin dan lemah.
Ah kalau ingat media ini (Jakartasatu pernah menulis pada 21 Februari 2020) judulnya Prabowo Siap “Ditinju” Rakyat silakan klik, atau intinya dalam artikel itu sebuah dialog
Antara Nin dengan Menhan Prabowo Subianto mengatakan bahwa para pembuat kebijakan harus siap dan bersedia menjadi “samsak tinjuan publik”, yang tentunya harus dibarengi dengan terus bekerja dengan baik. Oh iya Nin adalah Dahnil Anzar Simanjuntak, Jubir-nya Prabowo.
“Ambil ‘tinjuan (kritik)’ yang benar dan baik untuk perbaiki kinerja kita hari ini dan ke depan. Saya sudah diberikan surplus umur yg banyak, Nin,” kata @prabowo, ketika berbincang dengan Dahnil Anzar Simanjuntak, Jubir-nya, itu 21 Februari 2020
Prabowo, kata Dahnil, saat ini hanya ingin melakukan terbaik untuk publik. “Di usia saya saat ini saya hanya ingin Do The Best untuk rakyat, ada yang senang dan berharap, kritik bahkan benci itu wajar. Do The Best aja,” kata Dahnil di akun Twitter-nya.
Dinyatakan Prabowo bada Jumat (21 Feb 2020) ketika menuju kantor Menhan. Rupanya Nin dan Prabowo akrab berdiskusi dan mengatakannya ketika di atas mobil golf bersama Dahnil.
“….tentang harapan publik, dan kritik publik kepada beliau (Prabowo), ‘Nin (sapaan Dahnil), saya sudah diberikan Tuhan banyak keberkahan.” Jelas ini mulia dan sangat mulia jika Prabowo berkata demikian. Salut untuk dia.
Sebagai Calon Presiden lawan Jokowi 2019, Prabowo yang saat ini masuk dalam jajaran kabinet dan didapuk jadi Menteri Pertahanan adalah sebuah tanda tanya kaget. Meski atas nama sebagai ketua umum Partai Gerindra, dalam video di akun twitter @prabowo tampak jelas memuji kepemimpinan Jokowi yang rupanya hal ini merupakan sebuah keharusan karena merupakan bagian dari risiko jabatan. Sejak awal pelantikan kabinet, Jokowi telah menggarisbawahi bahwa tidak ada misi menteri yang ada hanya misi presiden.
“Pernyataan persaksian ini jika dikaitkan dengan realita yang ada seolah Prabowo sedang ‘berkacamata kuda” yang dilihat hanya satu arah ke depan tanpa menengok ke kanan dan kiri kondisi masyarakat yang sesungguhnya,”kata Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial di media ini pada Ahad, 26 Aptril 2020.
Terlepas dari “kacamata kudanya”, paling tidak, dari pernyataan persaksian tersebut kita dapat mengambil dua pelajaran penting.
Pertama, sebagai pembelajaran politik terutama bagi masyarakat yang sempat menjadi pendukung militan bahkan ada yang disebutkan “emak-emak militan” yang bukan berasal dari anggota partai Gerindra untuk lebih “melek” politik lagi agar lain kali jangan hanya jadi pendorong pesawat terbang mogok, usai pesawat terbang jalan malah ditinggal di landasan.
Kedua, dengan pernyataan persaksian tersebut kini kita “sedikitnya” lebih mengenal jati diri yang sesungguhnya dari diri yang menyatakan persaksian.
Lantas apa hubungan puji-pujian itu dengan samsak tinju? Prabowo mungkin dia lupa bahwa ada janji wasiat di Hotel Sahid yang pernah dia nyatakan untuk Rakyat dan akan bersama rakyat. Ya sudahlah Nasi memang tak pernah jadi bubur kacang kecuali bubur ayam. Ayam memang enak disayur maupun di bubur.
Semoga saja dipuasa ke tiga ini kita diberikan keberkahan semua terutama rakyat Indonesia akan senantiasa bahagia dan bisa menghalau pandemi covid-19 yang perhari kemarin (25 April 2020) jumlah kematiannya sebanyak 720 sudah melebihi angka kematian petugas KPPS dalam Pilpres 2019 diduga sejumlah 700 orang. Prabowo oh Prabowo, Halu….!