{"source_sid":"B33FBE15-2EDC-4C25-9E35-39267B7C0A39_1588836615570","subsource":"done_button","uid":"B33FBE15-2EDC-4C25-9E35-39267B7C0A39_1588836606843","source":"other","origin":"unknown"}

JAKARTASATU.COM– Pakar Telematika, yang juga mantan Menpora, Roy Suryo membongkar editan saat merekayasa foto Jokowi ketika sedang bertemu orang-orang di dalam istana di kesempatan tertentu.

“Tweeps,

Meski sdh digunakan Program2 sekelas Adobe PhotoShop, Aldus PhotoStyler, dst, kemampuan “Jam terbang” dari Pengguna Mac/PC juga masih sangat berpengaruh.

Bbrp “keteledoran” editan saat Merekayasa Foto kerap bisa ditemukan, misalnya “Bayangan orang” yg lupa dihapus, dsb,” ungkapnya, Kamis (7/5/2020), di akun Twitter-nya.

Menurutnya, ramai soal “editing” dan “pencitraan” seperti itu sebenarnya sudah ada sejak zaman Bung Karno.

“Tweeps,

Ingat Foto Legendaris BK “memeluk” Pak Dirman th 1949? Ketika Frans Mendur dari IPPHOS tdk berhasil ‘candid’ memotret, ‘Kalau begitu diulang adegan zoentjes-nya,’ ujar BK.

& Jepret, jepret, jepret!”

Sebagai gotografer lama (Anggota HISFA, Ketua PPC @UGMYogyakarta dan Mantan Wk Ketua FPSI), Roy mengaku juga mau fair dan obyektif saja. Kalau sekedar “setting” dalam Proses Pemotretan Resmi, misal atur pose, benahin baju dan sebagainya, itu wajar.

“Yg ‘tabu’ itu Adegan Rekayasa yg Aslinya tdk ada.”

RI-JAKSAT