JAKARTASATU.COM– Politisi senior MS Ka’ban mengatakan adalah hal naif ketika ada yang menilai bahwa isi ceramah Habib Bahar bin Smith bersifat provokatif. Justru menurut dia, ceramah Habib Bahar itu adalah bentuk dari ketegasan sekaligus belum ada apa-apanya jika dibandingkan dengan yang ia pikirkan.

“Teringat jaman Laksus (pelaksana khusus, red) dulu thn 80an. Kok sejarah berulang di era reformasi yg Presidennya PYM Jkwi.Setback kebebasan. berpendapat,” akunya, kemarin, di akun Twitter-nya.

Laksus ada di era almarhum Soeharto. Beberapa tugas dari Laksus adalah pemanggilan, penangkapan, penahanan, interogasi, penggeledahan serta penyitaan.

Ka’ban melanjutkan, apa yang dituduhkan oleh aparat penegak hukum ke Habib Bahar, bahwa dia juga telah melanggar asimilasi karena menyebabkan berkumpulnya massa, sepertinya tidak benar. Mantan Menhut ini malah menyinggung konser yang diadakan beberapa hari lalu oleh pemerintah, di mana PSBB tidak diterapkan.

“Konser mau dimeriahkan.Hb Bahar bin Smith kumpul dgn jamaah kasih taushiah bangun nasionalisme dan kritisi policy pemerintah ee di tahan lagi. Cemananya pak Kumham Yasona,tak cocok kurasa.Salam ramadhan pak Kumham.Hbib Bahar Nasionalis muslim,doa makbul ya habibana.”

Ka’ban menilai, tampaknya Jokowi selaku pemimpin di pemerintah sudah kehilangan nalar sehat terhadap aturan PSBB. Pemerintah pun ia nilai sudah tidak sehat dan tidak efektif.

“Sungguh nalar sehat sdah hilang dari benak Pemerintahan PYM Pres Jkwi,keluarkan aturan PSBB tapi dgn dalih mengada2.PSBB dilanggar sendiri,ini tanda2 pemerintah sdh tdk sehat tidak effective.Apapun alasan nya Pemerintah terdepan taat PSBB, jk gak sanggup berhenti/mundur dm NKRI.”

Habib Bahar ditangkap kembali oleh aparat penegak hukum setelah dinilai melanggar asimilasi. Namun tampaknya bukan semata-mata penilaian itu ada.

Pasalnya ada informasi yang menyebut bahwa ia ditangkap akibat ceramahnya yang dianggap provokatif. Ada pula karena hal lainnya.

RI-JAKSAT