JAKARTASATU.COM– Badan Wakaf Alquran (BWA) telah mencapai satu juta wakaf ke seluruh pelosok Indonesia. BWA pun berharap dengan pencapaian tersebut, BWA dapat mengembangkan dakwahnya ke seluruh Tanah Air.

“Sebagai salah satu negara dengan penduduk mayoritas penganut Islam terbesar, tentu kebutuhan Alquran bagi masyarakat Indonesia sangat tinggi,” demikian siaran pers yang diterima jakartasatu.com, Rabu (10/6/2020).

Apalagi dengan kondisi geografis Indonesia yang kepulauan, BWA mencatat tidak semua masyarakat mudah memperoleh Alquran.

“Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran kami akan tergerusnya iman dan akidah saudara-saudara kita di pelosok. Bagaimana bisa mereka mengamalkan ajaran Alquran dalam kehidupan sehari-hari jika mereka tidak pernah membaca atau mengkajinya?”

Badan yang dipimpin oleh Ustaz Heru Binawan ini bercerita bahwa umumnya semakin terpencil lokasi, maka akan semakin sulit dijangkau. Dan boleh jadi akan semakin mahal harganya.

“Masyarakat pelosok pun terpaksa bertahan dengan Alquran yang usang atau sama sekali tidak bisa membaca, atau memiliki Alquran karena tidak mampu membelinya.”

Ustaz Fatih Karim yang pernah berkecimpung dan intens di BWA ikut mengapresiasi capaian tersebut. Menurut dia, Alquran sebagai sumber kemuliaan dan keindahan mestinya memang demikian, karena akan banyak mengubah kepribadian seseorang.

“Khalid bin Walid berubah karena Alquran. Ia dekat dengan Alquran. Sebaliknya, yang mencampakkan akan terhina,” katanya, ketika webinar, siang tadi.

Alquran juga menurut dia dapat menjadikan sebuah negara adikuasa. Seperti Madinah. Ia pun berharap Indonesia ke depan akan mampu memimpin peradaban karena mayoritas muslim.

“Membaca Alquran kemudian mewakafkannya itu saleh, tapi biasa. Luar biasa itu, sudah wakaf kemudian ikut buat saleh orang lain,” sambungnya.

Dalam wakaf Alquran, ustaz Fatih mengatakan insyaallah pahala akan terus mengalir. Maka tak ada alasan jika umat Islam masih ragu mewakafkan Alquran.

Ustaz Heru menambahkan, bahwa dalam pencapaian tesebut tentu tidak mudah. Tetapi, apa pun rintangannya, ia dan lainnya tetap bersemangat karena niat ikhlas.

“BWA didirikan pada tahun 2005. Ide semangatnya lahir tahun 2004. Berawal terlinat dalam kegiatan sejuta Quran. Dan bawa ide ini ke teman gerakan wakaf Alquran,” kenangnya.

Kegiatan distribusi wakaf ini pun diakui oleh BWA telah disambut antusias oleh para dai lokal yang kesulitan memperoleh Alquran untuk membimbing murid binaannya. Tak hanya dai lokal, BWA juga disambut hangat oleh para wakif yang memercayakan amanahnya.

Tercatat hingga tahun 2019, BWA telah menyalurkan sebanyak 887.628 Alquran, amanah dari para wakif yang ingin membantu menegakkan akidah umat di pelosok. Semakin bertambahnya angka wakaf Al-Qur’an dari tahun ke tahun, semakin membuktikan tingginya kepercayaan wakif kepada BWA.

Dan pada akhirnya, di bulan April tahun ini BWA pun telah mencapai satu juta wakaf.

“Untuk itu,  BWA ucapkan terima kasih kepada para wakif yang telah berpartisipasi dalam wakaf Alquran walaupun sedang dalam kondisi pandemi.

Dengan semangat pencapaian ini BWA berkomitmen untuk lebih meningkatkan kinerja BWA sebagai lembaga filantopi Islam di Indonesia dengan menggandeng banyak partner lapang yang dapat mendeteksi kebutuhan Alquran di pelosok dan melakukan penetrasi distribusi ke daerah-daerah terpencil di Indonesia.

RI-JAKSAT