BINTANG EMON. Nama lengkapnya Gusti Muhammad Abdurrahman Bintang Mahaputra atau yang lebih dikenal sebagai Bintang Emon atau Gusti Bintang ia merupakan seorang komika, atau aktor dan kini jadi selebriti medsos.
Nama Bintang Emon dalam pekan ini mencuat. Bikin geger semua. Emon namanya membuat video pendek berisi sindiran atau semacam otokritik atas tuntutan 1 tahun penjara terhadap terdakwa kasus penyerangan penyidik KPK Novel Baswedan.
Emon namanya lewat video mempertanyakan alasan JPU yang menyebut kedua penyerang tidak sengaja menyiramkan air keras ke kepala Novel Baswedan.
“Katanya enggak sengaja tapi kok bisa kena muka. Kan kita tinggal di bumi, gravitasi pasti ke bawah. Nyiram badan nggak mungkin meleset ke muka. Kecuali pak Novel Baswedan memang jalannya handstand,” ungkap Emon dalam videonya.
“Bisa lho protes, ‘Pak hakim, saya niatnya nyiram badan. Cuma gara-gara dia jalannya bertingkah jadi kena ke muka.’ Bisa. Masuk akal. Sekarang tinggal kita cek, yang enggak normal cara jalannya Novel Baswedan atau hukuman buat kasusnya?” jelas Emon lagi.
Video Emon itu viral, bahkan karena viralnya Emon pun diserang orang yang usil. Emon bahkan mengku email diretas. Bukannya hanya akun email miliknya saja tapi kakak dan manajernya juga dicoba diretas. serangan akun-akun anonim di media sosial kemudian juga menyerangnya. Yang lebih keji dan kejam ia bahkan dituduh sebagai pemakai narkoba. Untuk narkoba ini Emon tak diam ia membantah tuduhan itu dengan menunjukkan hasil tes urine terbaru dari rumah sakit Pondok Indah, dengan memperlihatkan hasil Labnya ia bantah dan sang penyinyir pun diam.
Menurut Prof Hendri Subiakto Dosen Universitas Airlangga Surabaya yang juga Pakar Ilmu Komunikasi Politik, “Harusnya Emon sebagai korban bisa melaporkan, dia telah dituduh mengunakan narkoba jelas itu pencemaran nama baiknya. Ia korban tuduhan,” ujar Prof Hendri dalam sebuah dialog di TVone (Selasa, 16 Juni 2020). Mudah sekali saat dilaporkan akun yang nuduh itu disampaikan ke pihak aparat hukum dan akan ditelisik akun yang menuduh itu. “Karena Emon adalah korban,”jelasnya
Saat video viral dukungan kepada Novel Baswedan yang dibuat Emon. Novel pun meresponnya di akun Instagram @novelbaswedanofficial, menulis mengaku prihatin atas serangan kepada Bintang Emon. “Saya prihatin karena Bintang Emon seorang anak muda yang menyampaikan kritik sosial, menyuarakan kritik adanya suatu ketidakadilan atas suatu proses hukum yang dilakukan terhadap pelaku penyerangan atas diri saya,” kata Novel. Selasa (16/6/2020).
Novel menyebut bahwa kritik yang disampaikan Bintang Emon tersebut merupakan suatu hal yang wajar. Sebab, persidangan kasus penyiraman air keras dinilainya telah menunjukkan proses penegakan hukum yang bermasalah. “Proses itu tampak sekali keterlaluan, tampak sekali mempertontonkan wajah hukum yang buruk dan lucu. Sehingga saya melihat kritik sosial itu sudah pada tempatnya,” ujar Novel.
Yang menarik atas kasus Emon ini Istana pun ikut berteriak. Lewat Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Donny Gahral Adiansyah menyatakan, “Pemerintah tidak ada hubungannya dengan buzzer. Apapun afiliasi buzzer itu tidak ada korelasi dengan pemerintah,” kata Donny.
Ia menegaskan, pemerintah tak keberatan dengan kritik yang disampaikan Bintang Emon lewat video di Instagram itu. “Pemerintah menghormati kebebasan berekspresi dan berpendapat di ruang publik, yang disampaikan Bintang Emon itu hak dia untuk berpendapat, tidak boleh dikekang, dihalangi, atau dibatasi,” ujar Donny.
Oleh karena itu, Donny mempersilakan pihak yang keberatan dengan ulah buzzer tersebut untuk melapor ke pihak kepolisian. Ia memastikan bahwa pemerintah tak akan melindungi akun buzzer tersebut. “Jadi buzzer-buzzer itu saya kira kalau ternyata mereka terbukti ada pelanggaran hukum ya silakan diproses saja,” kata Donny dilansir Kompas.com.
Lain dengan Istana, sejumlah anggota DPR mendukung Bintang Emon juga disuarakan oleh sejumlah politikus. Mardani Ali Sera Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera menyatakan, video yang dibuat Bintang Emon merupakan bentuk penyampaian pendapat. “Bintang Emon satu contoh anak muda yang berani menyampaikan pendapat, prinsip get angry and get involved, marahlah dan terlibatlah, patut diapresiasi pada Bintang Emon,” kata Mardani dalam video yang diberikannya, Selasa. Menurut Mardani, Indonesia membutuhkan anak-anak muda yang berani menyampaikan pendapatnya meski saat ini Bintang mendapat serangan dari akun-akun anonim.
“Walapun kondisinya sekarang mendapat serangan para buzzer, buat saya orang kaya Bintang Emon perlu jutaan di Indonesia. Negeri ini akan sehat, akan kuat, dan maju kalau rakyatnya, apalagi anak mudanya berani menyatakan pendapat,” ujar dia.
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi Partai Demokrat Benny K Harman mengatakan, Hak Bintang Emon untuk Berekspresi dan Berpendapat, serangan terhadap Bintang Emon merupakan pelanggaran atas kebebasan berekspresi. “Bagi saya ini bukti rezim Jokowi (Presiden Joko Widodo) antikritik, antidemokrasi, otoriter, dan tidak ingin dengar suara rakyat,” kata Benny.
Wakil Ketua DPR dari Fraksi Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mendukung Bintang Emon untuk terus berkarya. “Menurut saya ya, komika Bintang Emon terus saja berkarya. Dalam menyuarakan sesuatu itu ada saja memang hambatannya,” ujar Dasco. Namun, Dasco enggan mengomentari perihal akun-akun anonim yang menyerang Bintang Emon setelah mengkritik kasus penyiraman air keras Novel Baswedan.
Emon namanya, anak muda ini bisa dibilang mengkritiknya bukan tanpa diksi. Kritik dia terhadap hukum yang absurd tidak kosong. Ia memiliki referensi kesadaran dan pengetahuan yang jelas. Emon diketahui pernah menjadi santri di salah satu pesantren di Jombang, Jawa Timur. Emon saat ini adalah fenomena anak generasi now yang memang keren. Misalnya di gambar yang di Meme-kan saja diksi Emon begitu menendang, “HUKUM DIBENCANDAIN LAWAK DISERIUSIN”. Ini jelas Emon punya kekuatan referensi. Ya itulah namanya juga Emon ya Emon itu Emang Moncer saat ini dia. Selamat Mon!
AEN |JKST-DBS