Hendrajit Direktur Eksekutif Global Future Institute/ist
JAKARTASATU.COM – Direktur Eksekutif Global Future Institute (GFI) Hendrajit merasa bahwa ulasan kritis terhadap Nadhiem Makarim, ada yang coba mlintir atau jadikan pembenaran bahwa itu ide komunis.
“Salah besar. Nadhiem, justru mewakili cara pandang paling ekstrem dalam aliran liberalisme. Khususnya Francis Fukuyama dalam bukunya The End of History. Jadi cocok kan sama omongan Nadhiem, “Saya hanya melihat ke depan, bukan ke belakang.” demikian diungkapkan Hendrajait yang juga wartawan senior ini dalam Timeline akun FBnya.
Hendrajit menilai bahwa Fukuyama sejarahnya sudah berakhir kok. Jadi boleh aja anti-komunis atau khawatir dengan komunisme, tapi ya nggak usah dipak-paksain atau diada-adakan lah. Jadi lucu ngeliatnya.
“Di Indonesia, liberalisme jelas bahaya dan ancaman nyata, karena sudah terang benderang pernah jadi induk lahirnya penjajahan secara fisik di Indonesia. Dan justru karena penjajahan yang dibidani liberalisme dan kapitalisme itulah, komunis kemudian muncul di Indonesia seakan jadi solusi menghadapi kolonialisme. Dan solusi itu gagal karena memang ga cocok buat jiwa bangsa kita,”bebernya.
Ditambahkan Hendrajit harusnya jadi bangsa kita harus adil dalam melihat, bahwa liberalisme dan komunisme pun sama bahayannya bagi kita,”tegasnya. (ame)