JAKARTASATU.COM – Terpidana korupsi pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali Djoko S. Tjandra setelah menjadi buron selama lebih 11 tahun akhirnya ditangkap.
Buronan dan Maling kasus Cessie Bank Bali Djoko Tjandra akhirnya DIBEKUK oleh tim Bareskrim Mabes Polri di Negara Jiran Malaysia pada Kamis (30/07/2020) yang dipimpin langsung oleh Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Drs Listyo Sigit Prabowo MSi.
Rombongan tim Bareskrim Mabes Polri yang membawa BURONAN dan MALING Cessie Bank Bali tersebut mendarat di lapangan terbang Halim Perdana Kusuma, Jakarta dengan menggunakan pesawat carteran khusus dari Malaysia.
Dan tepat Pukul 22.44 Wib rombongan Bareskrim Mabes Polri yang membawa Buronan licin kelas Kakap tersebut tiba dilapangan terbang Halim Perdana Kusuma.
Tak lama setelah menurunkan sang Buronan dengan tangan terborgol tersebut, Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Drs Listyo Sigit Prabowo MSi, memberikan keterangan pers singkat di depan para awak media dalam dan luar negeri.
Namanya sempat memenuhi perdebatan di ruang publik lantaran pada 8 Juni 2020 lalu Djoko Tjandra datang ke Jakarta untuk mendaftarkan Peninjauan Kembali (PK) atas kasusnya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Djoko Tjandra juga sempat mengurus pembuatan KTP-el di Kelurahan Grogol Selatan dan sempat mengajukan pembuatan paspor di Kantor Imigrasi Jakarta Utara. Kini petualangannya berakhir.Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule masih menyisakan satu pertanyaan penting terkait penangkapan buron yang selama ini dikenal licin tersebut. Pertanyaan itu mengenai nasib aset-aset yang dimiliki Djoko Tjandra.
“Djoko Tjandra ditangkap, apakah setelah aset-asetnya berhasil dipindah-tangankan?” ujar ketua Majelis Prodem dikutip RMOL, Jumat (31/7/20).
Pertanyaan itu cukup beralasan mengingat Djoko Tjandra yang dikabarkan kabur ke Papua Nugini sudah berada di tanah air selama lebih dari sebulan. Artinya, pemindahan aset sangat mungkin dilakukan oleh Djoko Tjandra.
“Karena Djoko Tjandra sebelumnya ditengarai pernah berada di Indonesia selama beberapa bulan. Iya nggak sih?” tutup Iwan Sumule.
Diketahui buronan kasus Cassie Bank Bali tersebut dibawa oleh tim Kabareskrim Mabes Polri kedalam ruangan khusus di gedung bandara Halim Perdana Kusuma untuk selanjutnya terdakwa buronan tersebut langsung dibawa ke kantor Bareskrim Mabes Polri. Seperti diketahui bersama bahwa Buronan Djoko Tjandra pada tahun 2009 telah divonis BERSALAH 2 tahun dan denda hanya Rp 15 juta rupiah saja oleh pengadilan di Jakarta, dalam penyalahgunaan Cessie Bank Bali sebesar Rp 3 Triliun.
Akan tetapi Djoko Tjandra lebih memilih KABUR menjadi BURONAN selama 11 tahun ke luar negeri ketimbang mau menjalani hukuman tersebut. Djoko Tjandra adalah Direktur dari PT Era Giat Prima (EGP) yang menjalin perjanjian Cessie Bank Bali ke Bank Dagang Nasional Indonesia (BDNI).
Djoko Tjandra juga pemilik Grup Mulia yang memiliki bisnis inti properti. Grup tersebut didirikan oleh kongsi 4 bersaudara yaitu Tjandra Kusuma, Eka Tjandranegara, Gunawan Tjandra serta Djoko Tjandra. |AME/JAKSAT